"Selamat datang di Tondo," ucap Nyonya Christina begitu semua sudah duduk di meja makan berukuran besar itu. Nyonya Christina duduk di kepala meja sepertinya dia adalah kunci rumah ini. Seisi rumah akan bergerak dengan perintahnya. Sementara Ivy duduk di samping kanannya dan Lukas samping kirinya. Aiden duduk di samping Ivy. Sedangkan di samping Lukas ada seorang wanita muda yang wajahnya mirip Lukas dan Rafael.
"Terima kasih Ibu," ujar Ivy.
"Tidak usah sungkan. Kami di sini menerima kalian berdua dengan bahagia. Walaupun kebahagiaan ini sudah berkurang. Rafael sudah tidak bersama kami lagi," suara Nyonya Christina bergetar.
Ivy menundukan kepala. Kesedihan itu juga sangat dirasakannya dan Aiden tentunya.
"Kita bahas Rafael dan pemakamannya sebentar saja. Oh ya, ini Sofia. Adik Rafael&Lukas. Dan Lukas tentunya kamu sudah lihat sejak di bandara, kan," Nyonya Christina menatap kedua anaknya.
Ivy tersenyum kepada Sofia dan Sofia membalas senyumannya. Begitu pun kepada Lukas, tapi senyuman Ivy tidak dibalas Lukas. Ivy segera memalingkan wajahnya kepada Nyonya Christina tidak memedulikan Lukas yang tidak membalas senyumannya.
Mereka makan dengan sangat kaku. Tidak ada satu patah kata pun yang keluar. Aiden pun sepertinya memahami situasi asing ini maka dia hanya berbisik jika ingin sesuatu kepada Ivy.
Pelayan begitu cekatan membersihkan meja ketika mereka selesai makan.
"Aiden, Grandma punya ice cream enak di dapur. Jika Aiden mau, Aiden bisa ikut Maya ya," ujar Nyonya Christina sambil mengelap mulutnya dengan serbet makan.
"Mau Glandma," jawab Aiden
Maya segera mendekatinya dan menuntunnya menuju dapur.
"Ivy atau bagaimana aku harus memanggilmu?,"
"Iya, Ivy saja, Ibu,"
"Ivy, besok pemakaman Rafael harus segera dilakukan. Takutnya semakin lama akan merusak jasadnya. Tidak ada lagi yang harus kita tunggu. Rafael tidak memiliki ayah lagi. Ayahnya meninggal saat Rafael masih kecil," Nyonya Christina berbicara dengan begitu formal
"Baik, Ibu. Saya mengikuti saja. Apabila ada yang harus saya lakukan untuk pemakaman ini katakan saja akan saya lakukan,"
"Tidak ada lagi. Semua sudah disiapkan oleh Lukas dan Damon. Kita tinggal menghadiri saja,"
"Tapi Ibu, saya dari tadi tidak melihat mobil yang membawa peti ikut ke sini,"
"Ya. Anakku akan dikebumikan di balai duka. Kebetulan itu milik keluarga kami,"
"Baik, Ibu,"
"Saya sudah mengirim orang ke Indonesia untuk menyelidiki penyebab kematian Rafael,"
"Tapi Ibu, kecelakaan Rafael itu murni kecelakaan. Tidak ada unsur disengaja. Polisi sudah memastikan itu,"
Nyonya Christina seketika menatap Ivy dengan tajam.
"Murni kecelakaan? Heh, terlalu naif. Saya ibunya. Sekalipun kami sudah lama tidak bertemu tapi saya tahu apa yang terjadi. Saya punya firasat seorang ibu bahwa kecelakaan itu disengaja bukan murni kecelakaan,"
Melihat tatapan Nyonya Christina yang begitu tajam, Ivy tidak berani lagi membantah.
"Oh ya, Ivy, besok jangan coba-coba jauh dari kami. Kamu dan Aiden harus tetap berada di dalam pengawasan Damon dan para penjaga,"
"Besok ada apa, Ibu?,"
"Kita tidak tahu ada marabahaya apa di sana apalagi besok pasti akan sangat banyak orang,"
Dug. Dada Ivy berdegup lagi. Ada yang tidak beres dengan keluarga ini. Ada yang salah dengan tempat ini. Aku dan Aiden harus cepat-cepat pergi dari sini setelah pemakaman, batin Ivy.
"Kak Ivy, kakak tenang saja. Besok kita semua akan baik-baik saja. Nanti kakak dekat-dekat Sofia saja supaya ada teman bicara," Sofia akhirnya bersuara. Suaranya lembut dan ceria.
Lukas menatap Sofia.
"Tenang kak Luk, Sofia akan menjaga kak Ivy dan juga Aiden," ujar Sofia sambil meniru gaya otot apa olahragawan
Lukas tersenyum getir sambil menggelengkan kepala.
"Pokoknya saya tidak mau terjadi apa-apa padamu besok Ivy. Apalagi pada Aiden. Jadi jangan jauh-jauh,"
Ivy hanya bisa mengangguk dan mengiyakan. Aura Alfa female ibu mertuanya begitu kuat. Perkataannya adalah perintah. Tidak bisa diganggu gugat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments