persiapan di tengah demam

Pagi itu, Risa bangun dengan tubuh terasa diremukkan. Meskipun ia tidur lebih cepat dari biasanya, demamnya tidak turun, dan rasa pusing menghantam setiap kali ia mencoba bangkit. Ia memaksa dirinya bangun, tidak ada pilihan. Hari ini ia harus mempersiapkan negosiasi tahap kedua Proyek Gamma, pertemuan penting yang dijadwalkan besok lusa.

​Perintah Damian tentang negosiasi luar jam kantor menjadi cambuk yang harus ia hadapi. Damian telah menunjuk klien misterius itu seorang perwakilan perusahaan mitra di luar kota yang mendadak muncul.

​Risa berjalan ke walk-in closet, langkahnya sedikit goyah. Ia memaksakan sarapan ringan, hanya untuk menelan dosis obatnya. Ia tahu, tampil sempurna adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup di kantor, agar Damian tidak memiliki alasan untuk menuduhnya mencari perhatian atau gagal.

kebetulan di kamar Risa ini ada beberapa kue kering yang di stok Risa, bahkan di kamarnya juga ada kulkas mini

​Ketika ia keluar dari kamar, ia mengambil napas dalam-dalam. Koridor itu sunyi, pintu kamar Damian masih tertutup rapat. Jarak itu tidak pernah terasa sedekat dan sejauh ini secara bersamaan.

​Di bawah, kepala pelayan menyambutnya dengan pandangan khawatir.

​"Nyonya Risa, sarapan sudah siap"

​"Terima kasih. Saya sudah sarapan," potong Risa cepat, senyum tipisnya tidak mencapai mata. Ia bergegas menuju mobil kantor yang menunggunya.

Beberapa saat kemudian Risa sudah sampai di kantor, Risa langsung mengunci diri di ruangannya bersama Lia. Ia tidak mengizinkan timnya ikut campur dalam persiapan ini, sesuai perintah Damian yang ingin negosiasi ini menjadi tanggung jawab tunggalnya.

"Manager Risa, Tuan Damian meminta Anda menyusun draf perjanjian itu hari ini juga. Beliau juga meminta Anda menyiapkan presentasi di depan beliau sore ini," lapor Lia, tangannya memegang tablet dengan gugup.

Risa mengangguk, tanpa terkejut. Itu Damian sekali: memberi tugas berat, mempersingkat tenggat waktu, dan kemudian menuntut presentasi di hadapannya secara pribadi.

"Batalkan semua janji sore ini. Kita fokus pada ini," perintah Risa. "Dan Lia, jangan biarkan siapa pun mengganggu, terutama Tuan Damian."

"Baik Manager Risa." jawab Lia.

Sejak siang hingga sore, Risa tenggelam dalam data dan klausul hukum. Pusingnya datang dan pergi, dan denyutan di perutnya semakin intens. Ia harus berhenti setiap sepuluh menit, pura-pura memeriksa dokumen lain, padahal sebenarnya ia sedang menahan rasa sakit itu.

Ia terus mengulang-ulang di benaknya kata-kata Damian: "Anda hanya wanita dari panti asuhan yang beruntung?"

"Tidak. Aku adalah Risa yang menepati janji. Aku Risa yang membayar budi." ucap Risa di dalam hati

Pukul lima sore, Risa sudah menyelesaikan draf perjanjian tahap kedua. Itu sempurna, kokoh, dan melindungi kepentingan Wijaya Group dari segala sudut.

Risa mengistirahatkan badannya satu jam. Pukul enam sore. Langit di luar jendela kantor Damian sudah berubah menjadi jingga gelap.

​Risa memasuki ruangan CEO. Hanya ada Damian dan Reno di sana. Suasana terasa sangat intim dan mengancam.

"Silahkan masuk Manager Risa." ucap Reno yang langsung berdiri dan menyambut kedatangan Risa. Sedangkan Damian seperti biasanya dia hanya duduk tanpa menyambut kedatangan Risa.

Risa langsung duduk di depan Damian dan diikuti Reno yang duduk di samping Demian.

​"Manager Risa, silakan," kata Damian, tanpa basa-basi. Ia duduk tegak, siap menghakimi.

​Risa mulai mempresentasikan draf perjanjiannya. Ia membahas pasal demi pasal dengan lancar, menunjukkan penguasaan total atas materi itu. Risa tahu, ia harus bersinar terang agar Damian tidak bisa menemukan celah untuk melempar sindiran pribadi.

​Saat Risa menjelaskan klausul penjaminan aset, Risa merasakan pandangan Damian intens menatapnya, tetapi bukan pada slide yang ia tunjukkan.

​"Manager Risa," potong Damian. "Klien mitra kita meminta pertemuan di salah satu hotel di luar kota. Anda sudah tahu itu, bukan?"

​"Ya, Tuan Damian. Saya sudah mengurus reservasi dan tiket pesawat," jawab Risa, suaranya sedikit tercekat karena tenggorokannya terasa kering.

​"Tidak perlu tiket pesawat," Damian membuang pena di tangannya, menimbulkan bunyi keras di meja. "Klien meminta Anda datang menggunakan mobil pribadi untuk menunjukkan keseriusan dan komitmen waktu perusahaan. Mereka tidak suka hal-hal yang terburu-buru."

​Risa terdiam. Luar kota? Mengemudi sendiri? Dalam kondisi demam dan pusing yang sering datang tiba-tiba? Itu adalah misi bunuh diri.

​Damian tersenyum sinis. "Masalah, Manager Risa? Bukankah wanita yang ambisius seperti Anda tidak pernah mengenal kata sulit?"

​Risa menatap Damian. Ia tahu, ini adalah ujian terakhir Damian. Ia ingin Risa memohon atau menolak, sehingga Damian bisa mencapnya lemah dan melemparnya keluar dari perusahaan, atau bahkan rumah tangga mereka.

Tidak masalah, Tuan Damian," jawab Risa, suaranya kembali dingin. "Saya akan berangkat besok pagi. Saya akan tunjukkan komitmen Wijaya Group melalui cara apa pun yang diminta klien."

​Damian menyandarkan punggung ke kursi, ekspresinya kembali beku, meski ada sedikit kekalahan yang terlihat karena Risa tidak menunjukkan kelemahan.

​"Bagus. Anda bisa pergi sekarang. Reno akan memberikan alamat dan detailnya," tutup Damian.

​Risa mengumpulkan tablet dan berkasnya. Ia membungkuk hormat kepada Damian, lalu berjalan keluar.

​Saat pintu tertutup, Damian bersandar di kursi dan menghela napas yang panjang. Kekhawatiran yang ia sembunyikan kembali menusuk. Ia tahu, mengemudi jauh dalam waktu singkat adalah risiko besar.

"​Aku hanya menguji batasnya", Damian meyakinkan dirinya sendiri. Jika dia sekuat yang dia tunjukkan, dia akan baik-baik saja.

​Di luar kantor, Risa langsung menekan tombol lift, pintu lift terbuka lalu Risa masuk kedalam nya. Begitu pintu tertutup, ia segera memejamkan mata.

Rasa sakit di perutnya benar-benar tak tertahankan. Ia menyadari ancaman yang sebenarnya: ia mungkin tidak akan kembali dari tugas ini dengan selamat, dan Damian tidak akan pernah tahu mengapa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!