Musim berganti di Desa Batu Angin. Panas terik berganti dengan hujan lebat yang mengubah jalanan menjadi lumpur, lalu berganti lagi dengan angin kering yang membawa hawa dingin dari puncak gunung. Bagi Tian Feng, berlalunya waktu diukur bukan dengan matahari atau bulan, melainkan dengan jumlah tulang yang telah ia tempa dalam neraka penderitaannya.
Setiap malam, tanpa kecuali, adalah ritual yang sama. Ia akan duduk bersila, menarik energi liar ke dalam tubuhnya, dan menahan rasa sakit yang akan membuat orang dewasa pingsan saat tulangnya dihancurkan dan dibangun kembali. Keringat hitam beracun akan membasahi ranjangnya, yang harus ia bersihkan diam-diam sebelum fajar menyingsing.
Siang hari, ia adalah bayangan yang sama. Anak pendiam yang membantu ibunya memilah herbal atau mengikuti ayahnya ke tepi hutan, mempelajari cara bertahan hidup di dunia fana. Tidak ada yang tahu, di balik penampilan tenangnya, sebuah transformasi luar biasa sedang terjadi.
Enam bulan setelah malam pertamanya, ia berhasil menempa 30 tulang. Benang Dou Qi di tubuhnya, yang awalnya hanya satu, kini telah menjadi aliran kecil yang kokoh. Ia telah mencapai puncak Dou Zhi Qi Tingkat 2.
Satu tahun setelahnya, ia telah menempa 72 tulang—semua tulang di kedua lengan dan kakinya. Kekuatan fisiknya telah melampaui anak-anak seusianya, bahkan beberapa remaja. Ia kini berada di puncak Dou Zhi Qi Tingkat 3.
Kemajuannya lambat jika dibandingkan dengan para jenius di sekte-sekte besar, tetapi setiap langkahnya kokoh seperti batu abadi.
Perubahan itu tidak luput dari perhatian orang tuanya.
"Feng'er, kau terlihat lebih tinggi," komentar Mei Li suatu pagi, matanya berbinar bahagia.
Jian, ayahnya, juga menyadarinya saat mereka berlatih di halaman. "Genggamanmu semakin kuat, Nak. Teruslah berlatih."
Mereka mengira ini adalah hasil dari kerja keras fisik dan nafsu makannya yang membaik, sebuah berkah dari Langit. Tian Feng hanya tersenyum dan membiarkan mereka percaya.
Di sisi lain desa, sang jenius, Li Shen, juga membuat kemajuan pesat. Didukung oleh pil herbal tingkat rendah yang dibeli ayahnya dari kota, ia dengan mudah menembus Dou Zhi Qi Tingkat 4, lalu Tingkat 5. Ia menjadi matahari kecil di Desa Batu Angin, pusat dari semua pujian dan harapan.
Dan seperti matahari, ia tidak suka ada bayangan.
Pertemuan mereka berikutnya terjadi lagi di lapangan desa. Li Shen, yang kini berusia sembilan tahun, dengan angkuh menghancurkan sebuah batu seukuran kepalan tangan dengan satu pukulan yang dilapisi Dou Qi.
"Dou Zhi Qi Tingkat 5! Li Shen benar-benar akan menjadi Dou Zhe sebelum usia dua belas tahun!" puji Tetua Wu, matanya berbinar.
Li Shen menikmati pujian itu. Matanya kemudian menangkap Tian Feng yang sedang berjalan pulang membawa sekeranjang herbal. Ejekan sudah menjadi kebiasaan baginya.
"Oh, lihat siapa ini. Si Sampah Pengumpul Herbal," seru Li Shen, suaranya lantang agar semua orang mendengar. "Sudah lebih dari setahun. Apa kau sudah bisa menghasilkan satu percikan Dou Qi pun?"
Tian Feng mengabaikannya dan terus berjalan.
Sikap dingin itu, seperti biasa, memancing amarah Li Shen. Ia merasa eksistensinya yang superior tidak dihormati. Dengan cepat, ia melesat dan menghalangi jalan Tian Feng.
"Aku bicara denganmu!" bentaknya, lalu mendorong dada Tian Feng dengan kedua tangannya. Itu adalah dorongan yang sama seperti setahun yang lalu, tetapi kali ini diperkuat oleh kekuatan Dou Zhi Qi Tingkat 5. Ia berharap melihat Tian Feng terbang dan jatuh terhina.
Namun, apa yang terjadi selanjutnya membekukan senyum di wajahnya.
Tian Feng hanya mundur satu langkah. Kakinya seolah berakar di tanah. Tubuhnya yang kurus menyerap kekuatan dorongan itu dengan kokoh. Ia bahkan tidak goyah.
Lapangan yang tadinya riuh mendadak menjadi sunyi. Semua orang melihatnya. Li Shen, sang jenius Tingkat 5, mendorong seorang "fana total", dan justru Li Shen-lah yang tampak sedikit terdorong ke belakang oleh momentumnya sendiri.
Wajah Li Shen memerah karena marah dan malu. "Kau...!"
"Fondasi yang dibangun dari neraka jauh lebih kokoh daripada paviliun yang dibangun di atas pasir," suara Yao Ling terdengar santai di benak Tian Feng. "Kekuatan Dou Qi-nya mungkin dua tingkat di atasmu, tapi kualitasnya seperti lumpur jika dibandingkan dengan milikmu yang telah ditempa. Setiap helai Dou Qi-mu setara dengan sepuluh miliknya."
Tian Feng menatap lurus ke mata Li Shen. Tidak ada rasa takut, tidak ada kebencian. Hanya ketenangan yang dalam, seperti permukaan danau kuno. Tatapan itu seolah berkata: Hanya ini kekuatanmu?
Bagi Li Shen, tatapan itu adalah penghinaan terbesar. Ia merasa seolah cermin kejeniusannya baru saja retak.
"Kau berani...!" Li Shen mengangkat tangannya, Dou Qi kuning pucat berkumpul di telapak tangannya, siap untuk menampar.
"Hentikan."
Suara Tian Feng terdengar untuk pertama kalinya. Pelan, tapi tegas dan dingin, membawa bobot yang tidak seharusnya dimiliki oleh seorang anak berusia tujuh tahun.
Untuk sesaat, Li Shen membeku, terintimidasi oleh aura yang tidak dapat dijelaskan itu.
Tian Feng tidak memberinya kesempatan kedua. Ia hanya melangkah ke samping, berjalan melewatinya seolah Li Shen adalah sebatang pohon, dan melanjutkan perjalanannya pulang tanpa menoleh ke belakang.
Ia tidak merasakan kemenangan. Pertarungan kecil ini tidak ada artinya. Ini hanyalah konfirmasi. Konfirmasi bahwa jalannya, meskipun penuh dengan penderitaan tak berujung, adalah jalan yang benar.
Di belakangnya, Li Shen berdiri terpaku, tinjunya terkepal erat. Di matanya, kebencian dan kebingungan bercampur menjadi satu. Hari itu, untuk pertama kalinya, benih keraguan ditanam di hati sang jenius kecil Desa Batu Angin.
Sementara itu, Tian Feng terus berjalan. Tatapannya melewati atap-atap gubuk dan tertuju pada puncak gunung di kejauhan.
Fondasi ini bagus, pikirnya. Tapi untuk membangun sebuah istana yang bisa menyentuh langit, aku butuh lebih banyak batu. Lebih banyak rasa sakit.
Malam itu, ia mulai menempa tulang rusuknya. Rasa sakitnya sepuluh kali lebih hebat. Tapi tekadnya seratus kali lebih kuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Fendri
Alur dan penyampaian nya mudah dimengerti💪
2025-10-07
3
Aman Wijaya
ceritanya bagus tidak muter muter, sehingga pembaca mudah memahami alur ceritanya.semangat terus Thor lanjut
2025-10-08
2
Nanik S
Hentikan... kata singkat yang mampu membekukan suasana
2025-10-09
2