Bab 2 Kehidupan Eyliana Sekarang

Sembilan tahun kemudian. Eyliana, 26 tahun.

"Terus, Ey, pose seperti itu! Bagus! Kamu sangat cantik, Eyliana," kata seorang fotografer.

Eyliana berpose dalam berbagai gaya untuk iklan merek pakaian ternama di negara itu. Parasnya yang cantik dan tubuhnya yang ideal membuatnya cocok mengenakan pakaian apa pun. Bahkan pakaian murahan pun akan terlihat menawan jika Eyliana yang menjadi modelnya. Kini, ia sudah menjadi sosok terkenal sebagai model sekaligus aktris.

Setelah orang tuanya meninggal, ia menjual semua peninggalan mereka, termasuk perhiasan milik ibunya, sebagai modal hidup. Dengan modal seadanya, wajah cantik, tubuh ideal, dan bakat akting, ia berhasil memutar otak untuk menarik perhatian beberapa agensi. Ia memang ahli dalam berakting, sebab itu adalah kebiasaan lamanya untuk mendapatkan perhatian tetangga. Tak disangka, beberapa agensi tertarik padanya. Ia lantas berakting seolah dirinya sangat berharga, mengadu domba agensi-agensi tersebut agar berlomba-lomba merekrutnya dengan bayaran tinggi.

"Oke, Eyliana, kamu bisa istirahat. Sesi hari ini sudah selesai," kata fotografer sambil mengacungkan jempol. Seketika, tepuk tangan beberapa kru terdengar sebagai apresiasi.

Tak lama kemudian, dua wanita dan satu lelaki mendekati Eyliana. Salah satu wanita itu adalah penata rias pribadinya, dan yang lainnya adalah asisten pribadinya. Sementara itu, lelaki tersebut adalah manajer pribadinya.

"Kegiatan Anda hari ini sudah selesai. Selanjutnya, Anda bisa istirahat di apartemen. Jangan lupa memakai masker wajah sebelum tidur karena besok ada syuting jam 7 pagi. Jadwal besok lebih padat daripada hari ini. Jangan tidur larut malam, Eyliana. Kalau Anda tidur malam lagi, ruang baca komik Anda akan saya bakar," kata manajernya dengan nada tegas.

"Baiklah, baiklah. Kamu tidak perlu mengancamku, Raka," sahut Eyliana sambil menahan tawa. Ia yakin Raka tidak akan pernah berani membakar koleksi komiknya.

"Kak Ey, pakaian ganti dan sopir sudah siap," kata asisten pribadinya.

"Terima kasih, Raraku," jawab Eyliana sambil mengelus kepala asistennya yang imut.

Rara tersenyum senang karena memiliki atasan yang baik hati dan ramah seperti Eyliana. Awalnya, Eyliana hanya berakting baik kepada mereka. Namun, seiring berjalannya waktu, Eyliana merasa nyaman dengan ketulusan Raka dan Rara.

Eyliana duduk di kursi belakang mobil bersama manajernya, Raka, sementara Rara duduk di depan bersama sopir. Selama perjalanan, Eyliana fokus membaca komik. Suasana hatinya berubah-ubah mengikuti alur cerita yang dibaca. "Huhuhu," tiba-tiba Eyliana menangis sambil menutup bukunya. Raka dan Rara tidak terkejut melihat Eyliana yang tiba-tiba menangis atau tertawa saat membaca buku.

"Ceritanya menyedihkan, tapi syukurlah akhirnya bahagia sampai aku terharu," kata Eyliana sambil menyeka air matanya dengan tisu yang diberikan oleh Raka.

"Aku tidak pernah melihatmu menangis, kecuali saat membaca buku," kata Raka. Eyliana tertawa keras mendengar perkataan Raka. Perubahan suasana hati yang cukup ekstrem membuat Raka sedikit khawatir.

"Bagaimana bisa aku menangis dengan kehidupanku yang lucu ini? Lihatlah sekarang. Aku kaya raya, terkenal, dan cantik. Bahkan aku bisa pensiun dini jika mau. Jadi, apa yang harus kutangisi? Jika suatu saat aku menangis, aku akan mengelap ingus dan air mata dengan selembar uang," kata Eyliana dengan bangga sambil menatap Raka.

Tak lama kemudian, Rara menimpali, "Itu benar! Saat ini tidak ada yang perlu ditangisi. Tapi kalau Kak Ey menangis, aku akan menjadi bahu pertama untuk bersandar." Rara tertawa, diikuti oleh Eyliana. Raka yang mendengar percakapan mereka hanya menggelengkan kepala, seolah menyerah dengan obrolan tersebut.

"Ngomong-ngomong, Kak Ey, aku punya beberapa rekomendasi buku roman yang baru saja aku baca. Mau tidak? Besok aku akan membawakannya," kata Rara sambil menoleh ke belakang, mencoba menatap wajah Eyliana.

"Benarkah? Boleh bawakan malam ini? Jika ceritanya menarik, aku akan beli sendiri untuk koleksiku," jawab Eyliana penuh semangat. Rara mengangguk senang.

"Repot sekali. Komik 'kan sekarang bisa baca di internet," timpal Raka tiba-tiba.

"Eits, kalau begitu tidak seru. Sebagai kolektor komik, memiliki bentuk fisik adalah hal yang menyenangkan. Memiliki perpustakaan sendiri dengan jutaan komik adalah impianku sejak kecil. Lagipula, kalau aku mudah mengakses bacaan itu, pasti aku lupa dengan pekerjaanku sekarang. Hmm... Tapi itu ide bagus juga, sih. Mungkin sudah saatnya aku pensiun. Soalnya aku sudah kaya raya. Uangnya cukuplah untuk masa tuaku," kata Eyliana, menggoda Raka. Wajah manajernya terlihat sedikit panik mendengar perkataan itu.

"Jangan bercanda! Anda masih terlalu muda untuk pensiun," kata Raka.

Kata-kata itu disambut tawa Eyliana dan Rara karena melihat wajah Raka yang panik. Mereka berdua tahu bahwa Raka adalah orang yang gila kerja. Jika Eyliana pensiun, Raka juga harus mencari pekerjaan baru. Eyliana tahu Raka sangat menghormati dan menghargainya. Setiap kali berbicara dengan Eyliana, Raka selalu menggunakan bahasa formal. Walaupun Eyliana pernah melarangnya, Raka tetap tidak mengacuhkannya.

Syuting Hari Berikutnya

Keesokan harinya, di lokasi syuting.

"Dan... CUT! Bagus sekali, Eyliana. Kita tidak perlu banyak mengulang adegan karena aktingmu sangat bagus," puji sutradara sambil tersenyum cerah. Ia merasa Eyliana adalah aktris yang mudah diarahkan. Dengan begitu, sang sutradara merasa puas karena tidak banyak membuang waktu.

Eyliana tertawa mendengar pujian tersebut. "Hahaha, terima kasih atas pujiannya. Ini juga berkat lawan mainku yang hebat," katanya, sambil memuji pemeran pendukung.

Sebenarnya, kata-kata itu sudah menjadi kebiasaan Eyliana untuk membangun citra baik di mata orang lain. Tidak hanya di depan penggemar, tetapi juga di hadapan semua kru di balik layar. Usahanya berhasil. Semua kru menatap Eyliana dengan kagum.

"Sifat Eyliana dan parasnya sungguh luar biasa, ya. Dia tidak serakah karena pujian. Bahkan ia juga memuji pemain pendukungnya," kata salah satu kru kepada kru lainnya.

Eyliana berjalan menuju kursi khusus miliknya di pinggir lokasi. Minuman dan makanan sudah tersedia di samping meja dekat kursinya. Di dekatnya, ada manajer, asisten, dan penata rias pribadinya.

"Rara, coba bawakan komik yang kamu berikan tadi pagi. Aku akan melanjutkan membacanya," kata Eyliana sambil merasakan sentuhan kuas rias di pipinya. Rara mengambil buku komik dari tasnya, lalu memberikannya kepada Eyliana.

"Bagaimana? Bagus, 'kan, ceritanya?" tanya Rara penuh keyakinan.

Eyliana menerima buku dari tangan Rara. "Hmm... Dari judulnya saja sudah aneh. 'To Be Queen'? Lalu konfliknya tidak banyak. Seperti kaisar yang terjangkit penyakit, konflik pertemanan masa kecil. Lalu? Entahlah. Dari ceritanya, aku sudah bisa menebak tokoh utama akan bersama Pangeran Ketiga karena dia selalu muncul. Hahaha, mudah sekali ditebak," jelas Eyliana dengan wajah datar kepada Rara.

"Eh, Kak Ey baru selesai membaca dua dari empat seri. Tapi, penggambaran Pangeran Ketiga memang tampan, 'kan? Selain tampan, dia juga pintar. Tidak salah kalau tokoh utamanya akan berakhir dengannya," kata Rara dengan penuh semangat.

Eyliana hanya tertawa melihat selera Rara yang membaca komik hanya karena gambar tokoh utama pria yang bagus. Namun, sepertinya Rara tidak menyadari bahwa ia sudah melakukan spoiler.

Di sisi lain, kehidupan dalam komik 'To Be Queen' bukanlah selera Eyliana. Dalam cerita, tokoh utama wanita memiliki keluarga yang bahagia dan tenteram, dengan sifat anggun dan pintar, ditambah tiga pangeran sebagai kandidat calon suaminya. Komik ini benar-benar seperti mimpi atau harapan hidup penulisnya. 'Mana ada hidup berjalan semulus itu,' pikir Eyliana.

"Hei, Rara, cerita akan lebih menarik jika ada hal-hal menegangkan. Seperti munculnya monster, pembunuhan raja untuk naik takhta, atau reinkarnasi yang menghindari tokoh jahat. Tapi ini hanya roman dengan wanita yang sempurna dan pangeran tampan saja. Kehidupan tidak semulus ini. Ini benar-benar mustahil. Tapi jika aku menjadi ratu di kekaisaran tersebut, aku mungkin akan mengamuk karena raja punya dua selir. Hahaha, tapi aneh, kenapa mereka terlihat damai dengan adanya pasangan lain? Padahal itu bisa menjadi konflik yang bagus," kata Eyliana sambil membuka halaman terakhir yang dia baca.

"Selir, ya? Hmm... Benar juga. Tapi mungkin Kak Ey belum sampai puncak konfliknya. Nanti rajanya meninggal karena sakit hingga tidak bisa melihat tokoh utama wanita menikah pada usia 20 tahun. Lalu ada tokoh antagonis wanita, terus nanti ada lelaki... Ups, kenapa aku spoiler terlalu banyak," kata Rara sambil menutup mulutnya karena sadar ia sudah menceritakan inti komik.

"Menikah di umur 20 tahun?! Gila! Coba lanjutkan ceritamu," kata Eyliana sambil menutup kembali buku komiknya.

"Kak Ey! Jangan begitu! Kakak harus membacanya sampai selesai!" kata Rara, menatap Eyliana dengan sedikit kesal.

"Haha, baiklah, baiklah. Aku akan membacanya nanti karena sutradara memanggilku," kata Eyliana, melihat sutradara film sudah mengangkat tangannya, memberi isyarat kepadanya untuk datang.

Malam Hari di Apartemen EylianaDi apartemen Eyliana, pukul 22.30, Eyliana sedang menggunakan masker wajah dibantu Rara. Mereka hanya berdua di unit apartemen. Tiba-tiba, bel pintu berbunyi, lalu terdengar suara orang yang menekan kata sandi pintu, tetapi sandinya salah. Eyliana berdiri dari sofa dan menatap Rara dengan bingung. Orang di balik pintu apartemen itu kembali menekan kata sandi berkali-kali, seolah mencoba masuk secara paksa.

Eyliana berjalan dan menekan tombol kamera di balik pintu. Terlihat seorang pria tinggi berdiri dengan gelisah di depan pintu. Pria itu memakai tudung hitam. Tangan Eyliana gemetar melihat orang tersebut.

"Sepertinya dia kembali lagi," kata Rara pelan. Rupanya, ia juga takut saat menatap Eyliana.

"Aku harus telepon Raka," kata Eyliana sambil mengambil ponsel di meja ruang tengah. Ia menekan beberapa tombol sebelum menempelkan ponsel itu ke telinga.

"Ha-Halo? Raka? Tolong. Fans fanatik itu datang lagi," jelas Eyliana dengan suara sedikit bergetar.

Hidup menjadi artis dan model terkenal di negara ini memang tidak mudah. Selain mendapatkan banyak penggemar karena Eyliana cantik dan ramah, ia juga memiliki fans fanatik, haters, dan fans dari artis lain yang membencinya. Beberapa artis tidak menerima kehadiran Eyliana yang tiba-tiba melambung tinggi, mengalahkan artis senior.

Beberapa kali Eyliana kesulitan dalam kehidupan sehari-harinya karena fans fanatik semakin parah menguntit dirinya. Sudah tiga kali ia pindah tempat tinggal, tetapi tetap saja selalu ada yang mengetahuinya. Ia juga sempat kesulitan bergaul dengan artis lain. Eyliana merasa dikucilkan, meskipun ada beberapa artis lain yang bersikap baik padanya. Ia merasa bahwa kebaikan itu tidak tulus, melainkan hanya butuh popularitas atau social climbing.

Eyliana pun terbiasa dengan kondisi sosial tersebut. Dengan keadaan sekarang, Eyliana semakin tidak percaya pada sebuah ikatan khusus, baik itu dalam arti keluarga maupun teman. Bahkan, ia juga sulit memiliki pasangan. Ia tidak pernah berciuman, kecuali saat berakting.

Kini, ia hanya percaya pada asistennya, Rara, dan manajernya, Raka. Rara menggenggam tangan Eyliana yang masih gemetar karena fans fanatiknya sempat ingin masuk ke apartemen. Beberapa saat kemudian, Raka kembali menelepon Eyliana untuk memberi kabar. Eyliana mengangkat telepon Raka, lalu mengeraskan suaranya agar Rara juga bisa mendengar.

"Sial. Fans itu berhasil kabur. Tapi tenang saja, Eyliana. Saya dan Rara akan tinggal sementara di sana. Anda istirahat saja. Biar saya yang mengurus. Besok Anda ada jadwal padat hingga malam karena ada acara awards. Rara, bisakah kamu menginap dan menemani Eyliana di sana? Saya akan segera menyusul setelah mengurus ini di kantor polisi," jelas Raka, mencoba menenangkan Eyliana.

"Tenang saja. Aku tidak akan ke mana-mana malam ini. Kamu hati-hati, Raka," kata Rara yang mengangguk mengerti. Ia langsung menggandeng Eyliana ke kamar tidurnya setelah mematikan telepon dari Raka. Sepertinya Eyliana masih khawatir karena fans fanatiknya tidak tertangkap. Namun, ia sedikit tenang karena Rara dan Raka akan tinggal bersamanya untuk sementara waktu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Giselle Bustamante

Giselle Bustamante

Cerita yang menarik, gak capek baca sampe habis!

2025-10-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!