Pohon Gintung-2

Suta terlihat berbinar mendengar saran dari Saryat. Tentu saja itu akan akan menjadi jalan pembuka bagi ia nantinya untuk memberanikan diri bertemu dengan Kang Tejo.

"Wah, idemu bagus sekali, Yat. Aku akan coba dekati Kang Tejo, semoga saja nanti niat baikku diterima, apalagi aku sudah banyak mengumpulkan uang dan hanya tinggal menunggu persetujuannya saja," sahut Suta dengan wajah berbinar. Ia bahkan makan dengan lahap sekali.

Bayangan wajah Sarimah yang cantik membuatnya tak dapat tidur untuk beberapa hari ini. Ia ingin sekali mengungkapkan rasa cintanya pada gadis pendiam itu, tetapi tak memiliki keberanian, karena jika berhadapan langsung, membuat nyalinya ciut hanya dengan menatap dua bola mata indah itu.

Akan tetapi, Saryat justru terlihat miris dan murung, akankah cintanya kandas ditengah jalan, ditikung sang Juragan beras yang mana lebih dahulu akan menyampaikan niat baiknya pada kedua orangtua Sarimah.

"Doain, Ya--Yat. Moga saja lamaranku diterima," Suta menyuapkan nasi terakhirnya, dan ia tampak begitu berbahagia siang ini.

"Ya," jawab Saryat dengan datar, sembari tersenyum dengan tipis yang dipaksakan.

"Kamu memang teman yang terbaik, Yat. Akang mau pulang dulu. Nanti malam ada acara nikahan dan hiburannya gamelan didesa tetangga. Yang punya hajatan Juragan kaya raya, pasti ada banyak gadis yang hadir. Aku coba ajak Sarimah, semoga saja dia mau," Suta tampak berbinar. Ia bersiap untuk beranjak dari tempatnya.

Saryat hanya mengulas senyum miris, tapi apa hak nya untuk melarang Suta mendekati gadis itu? Sebab statusnya masih perawan dan bebas untuk menjalin hubungan dengan siapa saja.

Pemuda yang sudah bujang lapuk itu, akhirnya pergi meninggalkan Saryat seorang diri ditengah ladang padi yang berada dilereng bukit.

Saryat menatap punggung Suta dengan perasaan hampa, apakah ia harus merelakan sang pujaan hati untuk sang juragan beras, hanya karena sebuah ketidakberdayaannya. Hatinya sangat nelangsa, sakit terperih kan.

Suta bersiul dengan riang, lalu menuruni bukit dan kembali naik ke atas bukit untuk nantinya tiba didesa Tiga Sari.

Saryat kembali bekerja, setelah Suta sudah mendaki bukit diujung sana, dan seperti janjinya, ia pulang hingga senja.

Hari mulai senja, Saryat menenteng cangkulnya yang kotor oleh tanah, dan rasa haus terasa sangat mengeringkan kerongkongannya, bekal yang dibawanya sudah habis, dan ia mempercepat langkahnya.

Saat melewati pohon Gintung yang tumbuh subur dan tinggi menjulang, ia melihat mata air yang begitu jernih. Tak ada salahnya jika ia mengambil air minum dan sekedar melepas dahaganya yang sudah tidak lagi dapat ia tahan.

"Kalau sekedar minum, tak masalah juga, yang penting tidak dipakai untuk buang kotoran atau najis" Saryat bergumam dengan lirih.

Pemuda itu mempercepat langkahnya, seolah ada yang menuntunnya, dan membuatnya untuk menghampiri telaga yang mana mata airnya mengalir tepat dibawah pohon Gintung, seolah sumber mata airnya berasal dari akar pohon tersebut.

Saryat berdiri ditepian telaga. Menatap nanar pada air yang begitu jernih. Kemudian ia berjongkok dan menempelkan sisi kedua telapak tangannya untuk menjadikan wadah dalam mengambil air tersebut.

Ssssrrruuupt

Terdengar suara pemuda itu menyeruput air yang mengalir sejuk ketenggorokannya.

Setalah rasa dahaganya hilang, ia duduk termangu menatap pobon gintung yang saat ini sedang berbuah lebat. Buahnya yang kecoklatan dan rasa asam yang cukup kuat, dapat dijadikan bahan makanan.

Getahnya dapat dijadikan obat luka dan antiseptic, sedangkan air yang terkandung dari kulitnya dan berwarna merah juga dijadikan sebagai pewarna alami pada masa itu.

Saat pandangannya teralihkan ke air telaga, tiba-tiba ia teringin untuk mandi. Pemuda itu membuka pakaiannya. Karena merasa tidak akan ada orang yang melihatnya, ia menceburkan dirinya tanpa sehelai benangpun.

Dinginnya air telaga membuat ia merasakan sensasi yang sangat berbeda, tubuhnya segar seketika, dan membuat rasa lelahnya setelah seharian bekerja hilang dalam sekejap.

Sssssstttttsss

Kembali terdengar suara desisan yang mirip seekor ular.

"Hah!" Saryat tersentak kaget. Degub jantungnya memburu, dan ia mengamati sekitarnya untuk mencari dimana sumber suara yang sudah membuat bulu kuduknya meremang.

Pemuda itu merasakan sesuatu yang tak nyaman, lalu memilih beranjak dari telaga, bergegas mengenakan pakaiannya kembali.

Sesaat ia melihat ke arah langit, dan hari semakin gelap. Pemuda itu menyambar cangkulnya. Kemudian beranjak pergi meninggalkan telaga dan mempercepat langkahnya.

Saat ia tiba diatas bukit, terlihat cahaya lampu yang berasal dari pelita dan berbahan bakar minyak tanah berkelap dan berkelip mengikuti arah angin yang bertiup.

"Aku kemalaman," ujarnya dengan resah, dan pastinya ia tahu jika Tainah--si Mbok dan Ayu pasti mengkhawatirkannya.

Ia meluncur ditebing jurang agar segera tiba dan hampir saja tergelincir jika tak mampu menyeimbangkan tubuhnya.

Pemuda itu setengah berlari menyusuri jalanan setapak untuk segera tiba dirumahnya, dan dengan nafasnya yang tersengal, akhirnya ia sampai juga diteras rumah, dan tentunya disambut dengan tatapan yang tajam dari Ayu--adik perempuannya.

"Kenapa lama sekali, Kang? Ibu khawatir dan menangis sejak pukul lima sore tadi, karena Kang Saryat lama pulang, kirain sudah dimakan macan tutul," (Salah satu hewan buas yang terdapat dihutan Tegal, Jawa Tengah).

Saryat menatap sang adik dengan memutar bola mata malas. Melayani omelan Ayu hanya akan menambah masalah, tetapi kali ini ia sudah sangat gemas. "Kamu ini, loh, Yu. Kakangmu pulang bukannya disambut dengan segelas kopi, tetapi malah diomelin," sahut Saryat yang masih tampak lelah.

"Aku itu ngomel karena khawatir sama kamu, Kang. Aku takut kamu kenapa-napa. Karena cuma kamu laki-laki yang ada dirumah ini satu-satunya!" Ayu tak ingin kalah. Meskipun ia begitu sangat cerewet, tetapi kasih sayangnya terhadap sang kakak sangatlah luas.

Mendengar obrolan kedua anaknya, Tainah merasa lega, dan doa-doanya terjawab, jika akhirnya Saryat kembali dengan selamat.

Wanita paruh baya dengan uban yang hampir menyeluruh, bergegas menuju kedepan. Setibanya disana, ia tersenyum sumringah saat melihat puteranya sudah kembali.

"Ya Gusti Allah, akhirnya puteraku kembali, pekik Tainah dengan wajah sumringah. Ia menghampiri Saryat dan meraih tangannya

"Ayo masuk, hari masih Maghrib, pamali diluar.'" Tainah mengajak keduanya untuk masuk kedalam rumah.

Saryat dan juga Ayu menghentikan perdebatan mereka, lalu memilih untuk masuk kerumah.

Keberadaan pohon gintung ditebing bukit yang diambil dari jarak yang cukup jauh. Nara sumber tidak berani untuk mengambil dari jarak dekat, karena sangat dikeramatkan dan aura mistisnya begitu kentara.

Holat ikan mas yang dimasak menggunakan getah dari pohon Sikkam (Gintung) dipadu dengan pucuk rotan.

Makanan khas dari etnis Simalungun dan Batak yang menggunakan kulit pohon sikkam (Gintung, Guntung, Gadog, Pipolo, dsb) adalah Holat dan Hinasumba. Holat adalah masakan dari getah atau sari kulit pohon sikkam yang dicampur bumbu, digunakan pada ayam panggang (Dayok Nabinatur) atau disajikan dengan darah (non-halal) dan daging ikan mas. Hinasumba adalah masakan berwarna merah yang juga dihasilkan oleh sikkam, yang terdapat pada Dayok Nabinatur. 

Terpopuler

Comments

Bunggo Sikumbang

Bunggo Sikumbang

thor.40 thn uda ubanan bae.

2025-10-03

3

FiaNasa

FiaNasa

suta umur 30 th mau sama gadis yg masih 14 th..klau saryat sih masih mending lah

2025-10-11

1

Reni

Reni

saryat pang surub2 adus nek telogo mana bugil wes ditaksir kan sama penunggu e , mesti Iki demit e wedhok 🤭😅😂🤣

2025-10-03

3

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pohon Gintung
3 Pohon Gintung-2
4 Patah Hati
5 Melihat Sesuatu
6 Kesialan
7 Kesialan-2
8 Teror
9 Teror-2
10 Daun Gintung gugur
11 Daun Gintung Gugur-2
12 Daun Gintung Gugur-3
13 Siksaan
14 Teror kembali
15 Teror Kembali-2
16 Perjanjian Malam ini
17 Ikatan
18 Kaget
19 Pesona Saryat
20 Pesta Ayu
21 Rumah Baru
22 Tumbal Pertama
23 Tumbal Pertama-2
24 Jasad Tono
25 Suketi
26 Dinikahkan Paksa
27 Tidak Terima
28 Gangguan
29 Mendatangkan Pekerja
30 Tergiur
31 Ganti Rugi
32 Suta
33 Suta-2
34 Diganggu
35 Diganggu-2
36 Tumbal Kedua
37 Tumbal Kedua-bag-2
38 Tumbal kedua-3
39 Hati Yang Retak
40 Ancaman
41 Perubahan
42 Peringatan
43 Suketi Oh Suketi
44 Suketi oh Suketi-2
45 Malam itu
46 Melihatnya
47 Melihatnya-2
48 Rasa Itu
49 Tidak Tenang
50 Gempar
51 Lamaran
52 Amarah
53 Amarah-2
54 Amarah-3
55 Amarah-4
56 Amarah-5
57 Nikahan
58 Nikahan-2
59 Nikahan-3
60 Malam Petaka
61 Malam Petaka-2
62 Mayat Siapa?
63 Kaget
64 Pulang Ke Rumah
65 Perasaan Was-Was
66 Hilang
67 Getaran
68 Gangguan
69 Jangan
70 Larangan
71 Semakin Panas
72 Malam Pertumbalan
73 Malam Penumbalan-2
74 Malam Penumbalan-3
75 Malam Penumbalan-4
76 Hancurnya Hati
77 Tainah
78 Taniah-2
79 Setahun Berlalu
80 Saryat Mulai Berubah
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Prolog
2
Pohon Gintung
3
Pohon Gintung-2
4
Patah Hati
5
Melihat Sesuatu
6
Kesialan
7
Kesialan-2
8
Teror
9
Teror-2
10
Daun Gintung gugur
11
Daun Gintung Gugur-2
12
Daun Gintung Gugur-3
13
Siksaan
14
Teror kembali
15
Teror Kembali-2
16
Perjanjian Malam ini
17
Ikatan
18
Kaget
19
Pesona Saryat
20
Pesta Ayu
21
Rumah Baru
22
Tumbal Pertama
23
Tumbal Pertama-2
24
Jasad Tono
25
Suketi
26
Dinikahkan Paksa
27
Tidak Terima
28
Gangguan
29
Mendatangkan Pekerja
30
Tergiur
31
Ganti Rugi
32
Suta
33
Suta-2
34
Diganggu
35
Diganggu-2
36
Tumbal Kedua
37
Tumbal Kedua-bag-2
38
Tumbal kedua-3
39
Hati Yang Retak
40
Ancaman
41
Perubahan
42
Peringatan
43
Suketi Oh Suketi
44
Suketi oh Suketi-2
45
Malam itu
46
Melihatnya
47
Melihatnya-2
48
Rasa Itu
49
Tidak Tenang
50
Gempar
51
Lamaran
52
Amarah
53
Amarah-2
54
Amarah-3
55
Amarah-4
56
Amarah-5
57
Nikahan
58
Nikahan-2
59
Nikahan-3
60
Malam Petaka
61
Malam Petaka-2
62
Mayat Siapa?
63
Kaget
64
Pulang Ke Rumah
65
Perasaan Was-Was
66
Hilang
67
Getaran
68
Gangguan
69
Jangan
70
Larangan
71
Semakin Panas
72
Malam Pertumbalan
73
Malam Penumbalan-2
74
Malam Penumbalan-3
75
Malam Penumbalan-4
76
Hancurnya Hati
77
Tainah
78
Taniah-2
79
Setahun Berlalu
80
Saryat Mulai Berubah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!