Sensasi Rasa Sesak dan Hampa

Setelah melewati jam pembelajaran yang membosankan bagi Heavenhell akhirnya ia bisa menghirup udara segar setelah bel istirahat berkumandang. Yah, namanya mengulang waktu, tidak kehidupannya saja yang berulang tapi pembelajaran ini juga. Rasanya ia ingin muntah karena kembali dicekoki materi pembelajaran.

Untung ada Kaneeisha yang fine-fine saja saat ia mengintip tipis-tipis ke arah bukunya.

Di kehidupan pertamanya, ia tidak dekat dengan Kaneeisha karena gadis ini sangat pendiam dan nerd. Jadi ia lebih condong bergaul dengan Jazlan dkk, ia berteman juga sih dengan teman sekelasnya yang lain tapi tidak terlalu akrab. Paling hanya bergosip biasa dan sesudah itu ya udah. Kalau sekarang ia harus menjadi social butterfly biar temannya ada dimana-mana sehingga ia tidak stuck dengan Jazlan dan juga Aretha.

"Umm.. Heavenhell, lo mau ke kantin bareng gue nggak?" tanya Kaneeisha malu-malu sambil membetulkan letak kacamatanya.

Heavenhell sontak menatap kearahnya saat lamunannya terpecah karena suara Kaneeisha. Kalau tidak salah dulunya ia menolak dan lebih memilih Jazlan lalu setelah itu mereka berjalan bersama ke kantin. Kalau sekarang mah ogah, mending ia bergaul dengan Kaneeisha. Siapa tau aja dia kecipratan pintar dan mendapatkan rangking nantinya.

"Boleh," jawab Heavenhell dengan senyum manisnya.

"Eh, beneran?" tanya Kaneeisha dengan ekspresi tidak percaya. Karena selama ini ia jarang bergaul dengan teman sekelasnya dan hanya duduk diam dikelas ketika jam istirahat. Ini saja ia iseng-iseng bertanya pada Heavenhell.

"Beneran, ayo." Heavenhell berdiri dari kursinya dan mengulurkan tangan kearah Kaneeisha.

Istri masa depan Renan ini nantinya akan menjadi business woman yang tersohor karena kepiawaiannya dalam berbisnis. Sial sekali dulu mereka tidak dekat sehingga ia tidak bisa meminta pertolongan.

......................

Suasana kantin masih sama seperti yang diingat oleh Heavenhell. Ramai. Banyak stand makanan yang berjejer menunggu untuk dibeli. Kantin ini bak food court di mall saking lengkapnya.

Untung saja kartu yang diberikan oleh Valdrin sudah aman didompetnya sehingga ia bisa membeli apapun yang ingin ia makan. Tidak seperti dulu, ia hanya bisa melihat-lihat saja sambil menelan ludah. Masih baik ada Jazlan yang mentraktirnya. Aduh, kenapa lelaki itu lagi sih.

"Lo mau makan apa? Gue jarang makan disini jadi nggak tau mau rekomendasiin makanan apa," kata Kaneeisha memainkan jari-jarinya dengan gugup.

Ia merasa payah menjadi teman, harusnya ia memberikan kesan pertama yang bagus kepada Heavenhell di hari pertamanya.

"Nggak apa-apa, gue mau makan mie ayam. Lo mau makan apa?" Kaneeisha menatap Heavenhell yang juga tengah menatapnya dengan senyuman manisnya. Tidak ia sangka ia mendapatkan respon positif seperti ini.

"Gue juga mau," jawab Kaneeisha yang kemudian mengikuti langkah Heavenhell ke sebuah stand mie ayam.

Keduanya ikut mengantri seperti siswa yang lainnya. Terkadang Heavenhell mengajak Kaneeisha mengobrol agar keduanya tidak terasa canggung. Ternyata sedamai ini rasanya jika dulunya ia tidak terlalu toxic pada cintanya dengan Jazlan. Kan enak kalau begini, tidak ada perasaan iri dan benci apalagi takut kehilangan.

"Halo, cewek-cewek cantik."

Baru juga diomongin udah nongol aja mereka. Heavenhell menatap kesal kearah Renan yang membawa serta Jazlan dan Sagara. Mereka ini bak trio kwek-kwek, kemana-mana selalu bertiga. Apa ini yang namanya jodoh yah, bukan ia dan Jazlan. Namun Renan dan Kaneeisha karena tanpa mereka berdua sadari, keduanya selalu berada di tempat yang sama tanpa disengaja.

"Ihh... Sombong banget," celetuk Renan ketika Heavenhell mengacuhkan dirinya dan fokus pada barisan antrian stand mie ayam.

"Sagara, kita makan mie ayam yah, nak," kata Renan yang terdengar bernada di telinga semua orang.

"Goblok," balas Sagara kesal dan memilih memesan bakso dibanding berdekatan dengan Renan yang sudah positif gila.

"Ehh... Sagara, jangan kabur nak. Sagara, liat mama... Bwa.. Sagara," panggil Renan menyusul Sagara yang berjalan dengan cepat menghindarinya.

Jazlan lebih memilih berdiri di belakang Heavenhell, ikut mengantri untuk memesan mie ayam. Bukannya gadis itu tidak menyadari kehadiran Jazlan. Hidup bertahun-tahun dengannya membuatnya hafal luar kepala wangi parfum dari lelaki tersebut.

Dan itu selalu memberikan sensasi yang mendebarkan bagi Heavenhell. Rasa sesak dan hampa yang ia rasakan ketika menjadi pasangan Jazlan menyeruak ke permukaan hatinya.

Hari-hari yang kelabu dengan wajah letih Jazlan berputar di benaknya. Bentakan, penghinaan, caci dan maki terasa berdenging di telinga Heavenhell. Hanya dengan mencium parfum Jazlan, ia seperti merasa kembali ke masa itu.

Perjumpaan terakhirnya dengan Jazlan juga sangat traumatis baginya, rasa sakit tubuhnya yang menghantam trotoar rumah sakit, atmosfer yang terasa meremukkan tubuhnya ketika ia memutuskan untuk melompat dari rooftop rumah sakit.

Dan suara orang-orang yang menyaksikannya tergeletak di atas aspal terasa nyata dan membuat Heavenhell seperti bukan di tempatnya yang sekarang.

"Heavenhell, lo nggak pesen juga?"

Tubuh gadis itu tersentak kaget ketika suara Kaneeisha tiba-tiba seperti menariknya paksa ke realita sekarang. Mata Heavenhell mengerjap pelan ketika melihat ke sekelilingnya. Terlalu larut dalam lamunannya membuatnya tidak menyadari keadaan sekitar. Dengan cepat Heavenhell melangkah maju dan memesan mie ayam yang ia pilih. Tangannya pun terjulur mengambil beberapa lembar uang yang sudah ia tarik dari ATM sekolah. Namun saat ia ingin membayar, seseorang sudah lebih dulu membayarnya.

"Saya pesen Mie ayam pangsit bakso, saya bayarin dia juga. Kembaliannya ambil aja," sela Jazlan menyerahkan selembar uang merah ke arah pemilik stand makanan.

"Silahkan ditunggu kak," kata abang mie ayam dengan raut wajah senang. Nasib baik memang ia jualan di sekolah elit karena warga sekolahnya tidak pelit.

Heavenhell melirik tajam kearah Jazlan yang seenak jidatnya mentraktir dirinya. Emang sih ditraktir itu enak tapi kalau Jazlan yang melakukannya malah membuatnya muak. Harus diingat lelaki didepannya ini akan menyiksanya secara lahir dan batin dan menyebabkan ia harus bunuh diri bersama janinnya.

Rasa sakit dan amarah itu akan selalu berkobar didalam hati Heavenhell sampai kapanpun. Walaupun ia masih belum memastikan bahwa itu hanya mimpinya saja atau memang kehidupan pertamanya.

"Makasih, tapi lain kali nggak usah. Gue bukan cewek miskin," balas Heavenhell judes lalu membuang muka. Tangannya meraih tangan Kaneeisha dan menariknya untuk menjauh dari si jaz-lan-jaz-lan gocengan itu.

......................

"Lo kenapa sih kek anti banget sama Jazlan? Padahal tadi dia mungkin mencoba untuk baik sama elo. Secara kan elo murid baru dikelas kita jadi sebagai ketua kelas baik dia mencoba untuk kasih lo hadiah perkenalan," tutur Kaneeisha menyesap es tehnya.

"Nggak kok, biasa aja," elak Heavenhell.

Kaneeisha memicingkan matanya kearah Heavenhell seolah tidak percaya dengan perkataannya barusan. Maksudnya ini pertama kali ini ia bertemu gadis yang tidak kesemsem dengan seorang Jazlan Dengan Chalondra.

Biasanya mereka langsung klepek-klepek dalam satu kedipan mata, ini udah ditraktir tapi malah nggak suka.

"Ihh... Kita duduk disini aja, cok. Ada dua kembang cantik kelas kita."

Heavenhell menutup matanya sejenak ketika telinganya menangkap suara Renan yang bak kaleng rombeng, saking nyaringnya. Tanpa menunggu waktu lama, sang wakil ketua kelas itu sudah mendudukkan bokongnya disamping kursi Kaneeisha.

"Hai, cewek-cewek. Boleh nggak trio cogan itu duduk disini."

"Nggak boleh, pergi lo," kata Heavenhell cepat.

"Sagara, ayo duduk disini aja sama mama. Sagara... Liat mama... Bwa," kata Renan tidak menghiraukan perkataan pedas Heavenhell.

"Gue guyur juga kepala lo pake nih kuah bakso," ucap Sagara sambil meletakkan dua mangkok bakso di atas meja karena Renan bertugas membawa dua botol air mineral saja.

"Mana ketua kelas tersayang gue?" tanya Renan mencari keberadaan Jazlan.

Dan orang yang dicari akhirnya datang dengan membawa air mineral di tangannya. Dan pria itu memilih untuk duduk disamping Heavenhell. Membuat gadis mendelik tidak suka karena lagi-lagi parfum pria itu menusuk indera penciumannya.

Dan hal itu sekali lagi membuat Heavenhell dejavu.

Sekuat tenaga gadis itu menahan diri agar tidak terlalu terbuai dengan kenangan masa lalunya yang menyakitkan.

"Ehh... Maaf.."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!