Menjadi istri kedua itu identik dengan sebutan pelakor atau WIL. Dan biasanya, pelakor selalu bersifat menguasai suami dari istri pertama.
Yang membuat Adiva geregetan setengah mati saat Adiva pemilik tubuh memberikan ingatan kejadian masa lalu. Di mana Adiva istri kedua ini teraniaya oleh istri pertama. Tapi justru dituduh sebagai pelaku.
Arsenio sangat mempercayai omongan Selly, apa pun itu tanpa mencari kebenarannya lebih dulu, Adiva langsung dihukum dengan sangat tidak manusiawi.
Arsen tidak segan turun tangan, menampar bahkan mencambuk punggung Adiva. Padahal saat itu Adiva baru hamil satu bulan, tubuhnya yang lemah tapi dituduh telah mendorong Selly ke dalam kolam renang.
Kamera cctv telah disabotase oleh Selly, sedangkan para pembantu sudah termakan hasutan Selly tentang Adiva. Yang mengatakan jika Adiva adalah wanita murahan yang sengaja menggoda suaminya hingga hamil tanpa sepengetahuannya. Padahal pernikahan Adiva atas persetujuan Selly meskipun ide awal berasal dari Arsen yang penasaran dengan Adiva setelah kejadian kancing terbuka.
Malam semakin larut, tapi Arsen masih tidak bisa memejamkan mata. Padahal ada Selly dalam dekapannya. Tapi bukannya merasa nyaman, Arsen justru merasakan tubuhnya menginginkan sesuatu.
Tadi, Selly sudah meminta haknya. Menggoda Arsen dengan tubuh sexynya. Tapi alih-alih tergoda, yang ada justru belalai Arsen mengkerut. Mengecil seperti menolak godaan Selly.
"Ada yang aneh dengan tubuhku. Sejak hari itu, aku semakin tidak bernafsu dengan tubuh Selly. Padahal aku sangat mencintai Selly, apa yang salah dengan otakku. Tapi, kalau dipikir-pikir sudah sejak awal pernikahanku dengan Selly. Bulan madu impian rasanya hambar. Aku tidak merasakan, tahu-tahu Selly mengaku kami sudah melakukannya."
"Yang aku ingat setiap aku minum yang kata Selly vitamin, membuat tubuhku bergairah dan panas. Sekali dua kali bahkan hampir sebulan Selly memberiku vitamin itu. Yang akhirnya membuat jantungku berdebar, rasanya sakit dan tidak nyaman. Semenjak itu aku tak meminumnya, dan gairah itu seketika lenyap." Gumam Arsenio pada dirinya sendiri.
"Bahkan ketika aku dan Selly mandi bersama dalam satu bathup. Milikku tidak bereaksi apa pun. Sebenarnya ada apa dengan tubuhku, apa yang salah dengan otakku. Bukankah aku mencintai Selly sejak jaman kuliah, tapi kenapa setelah menikah justru jantungku berhenti berdebar. Aku baru menyadari, jika debaran itu berpindah saat bersama Adiva."
Karena tidak tahan menahan gelisah, akhirmya Arsen keluar dari kamar. Mengendap-endap seperti seorang maling supaya Selly tidak ikut terbangun. Setelah memastikan keadaan aman, Arsenio menyusup perlahan memasuki kamar Adiva.
Deg
Pemandangan yang luar biasa. Adiva tertidur tanpa selimut dengan memakai lingerie tipis warna hitam. Dua gunung itu terlihat menyembul.
Tapi saat tangan Arsen hendak menyentuhnya, Adiva lebih dulu sigap.
Greebbb...
"Sedang apa Tuan Arsen." Ucap Adiva menatap nyalang sambil mencengkeram kuat pergelangan tangan Arsen. Saking kuatnya tangan Arsen sampai memerah dan rasanya seperti retak.
Masih posisi mencengkeram, Adiva bangun dari tidurnya dan duduk menghadap Arsen yang membeku karena terkejut.
"Jangan pernah menyentuhku lagi, Tuan. Karena aku bukan tempat pelampiasan. Sudah ada istri tercintamu yang bisa kamu jamah sepanjang waktu. Cukup kamu buat posisiku sulit. Kamu pikir aku bahagia hidup menjadi istri yang tak dianggap. Disembunyikan dan dituntut terus sembunyi, padahal aku bukan seorang pelakor. Kamu yang telah menjebak hidupku."
Ucap Adiva masih menatap nyalang. Ada bara dendam yang mungkin milik Adiva pemilik tubuh asli yang menyusup di tubuh Adiva.
"Pergi sekarang juga, sebelum aku tendang burungmu hingga dia mati."
"Adiva kenapa kamu berubah, bukankah dulu kamu bersikap patuh padaku." Ucap Arsenio menatap Adiva dengsn pandangan rumit yang sulit dijelaskan.
"Karena Adiva yang dulu mati, setelah istri tercintamu berusaha membunuhnya." Ucap Adiva menatap lebih rumit.
"Apa maksudmu, kamu sengaja ingin memfitnahnya karena kamu menginginkan posisinya?" Tanya Arsen membuat Adiva tertawa.
"Posisi seperti apa yang Selly miliki hingga membuatku ingin merebutnya? Istri pertama Tuan Arsenio, maksudnya? Ciihhh... Bermimpi pun aku malas."
"Asal kamu tahu, Selly tak sebaik yang kamu pikirkan Arsen. Jangan bodoh dan berfikir naif. Cari tahu kebenaran istri tercintamu, sebelum aku sendiri yang membongkarnya. Mulai besok, aku akan kembali bekerja ke perusahaanmu." Ucap Adiva.
"Maksudmu apa bilang ingin bekerja? Kamu ingin membahayakan nyawa anakku?" Tanya Arsen merasa tidak senang.
"Tidak ada yang sedang membahayakan anak dalam rahimku, karena aku tidak akan bekerja sebagai OG. Aku ingin kamu jadikan sebagai seorang sekretaris pribadi." Tegas Adiva.
"Apa maksudmu? Jadi sekretaris pribadi?" Arsen tergelak seolah meremehkan Adiva.
"Kenapa kamu tertawa Arsen, apa ada yang lucu dari omonganku? Terserah sih mau apa tidak."
"Karena jika kamu menolak permintaanku, maka aku akan beritahu pada dunia jika aku adalah korban dari kebiadabanmu dan semua keluargamu. Tidak peduli, jika Selly akan memutar balikkan fakta menganggapku pelakor. Publik hanya akan tahu, bahwa kamu bukan suami yang setia."
"Kurang ajar... beraninya kamu Adiva."
Sreekkk... Arsen berhasil melepaskan diri.
Arsen berniat ingin menampar Adiva, tapi sebelum itu kaki Adiva sudah menjulur dan menendang tepat di tempat belalai gajah menempel.
Bruukkk...
Arsen terlempar menubruk lemari. Kemudian Adiva berjalan menghampiri dan berbisik lirih di telinga Arsen.
"Bagaimana jika aku buat cerita berjudul istri nifas suami gagahi OG. Bukankah itu seru Arsen?"
Deg
Adiva menjauhkan wajahnya, kemudian mengelus lembut perutnya yang bulat.
"Ada bukti nyata dalam tubuhku, kehamilanku bukan yang kamu inginkan? Kamu menghancurkan hidup dan masa depan gadis demi keuntunganmu sendiri. Dan hanya kerugian yang aku dapatkan selama ini." Ucap Adiva.
"Mulai sekarang turuti semua keinginanku, supaya reputasimu tetap terlihat baik."
"Mau tidur denganku? Boleh saja, jika aku dijadikan satu-satunya. Jika tidak, ya kamu masih bisa tidur dengan istri tercintamu. Sekarang keluarlah, sebelum Selly ngamuk. Aku cukup lelah hari ini, tidak punya tenaga meladeni maduku." Ucap Adiva kembali ke ranjang.
Mau tidak mau, Arsen pergi dengan tubuh yang terasa remuk.
Benar saja, pagi sekali jika dulu Adiva yang harus membuat sarapan untuk seluruh penghuni rumah. Kali ini Adiva tetap memasak, tapi hanya untuk dirinya sendiri. Adiva sudah rapi dengan setelah pakaian kerja yang formal tapi tidak lepas dari kesan tomboy. Perut yang besar, bukan halangan untuk Adiva menjadi wanita tanggung.
"Adiva, kenapa hanya satu piring. Mana semua masakan yang lainnya?" Tanya Nyonya Yunia aka nenek gayung versi ibu mertua kejam.
"Aku memang cuma masak sepiring, kalau kalian lapar ada Selly. Bukankah dia menantu Ibu dan istri kesayangan Arsen di sini. Minta saja dia yang memasak, daripada cuma jadi patung pancoran."
"Mulutmu... Semakin lama semakin kurang ajar Adiva, menyesal aku merestui Arsen menikahimu waktu itu..."
BRAK
Meja makan itu digebrak dengan kasar, hingga Nyonya Yunia yang masih ingin mengomel langsung kicep.
"Memangnya aku yang ngemis minta dinikahi? Tanyakan saja pada Arsen kenapa waktu itu dia merayuku. Pasti karena tidak puas dengan..."
Hmmm
Mulut Adiva dibekap Arsen supaya tidak melanjutkan lagi omongannya. Bisa gawat jika rahasia yang selama ini disimpan rapat terbongkar.
"Sudahlah Ibu, kalau kalian ingin makan tinggal minta pembantu memasak. Atau pesan delivery dari restoran. Aku harus berangkat kerja dulu. Ayo Adiva, kamu mau bareng atau berangkat sendiri?" Ucap Arsen.
"Emang kamu gak takut kalau aku bareng kamu satu mobil, terus ada yang melihat kita? Kalau aku sih gak masalah, toh aku memang istrimu Arsen. Atau sudah waktunya aku show up statusku itu?" Tantang Adiva.
"Jangan macam-macam kamu Adiva, jangan membuat reputasi Arsen buruk." Ucap Selly dengan suara lembut.
"Tapi, tunggu memangnya kamu mau ke mana bareng suamiku?" Lanjutnya.
"Yang kamu sebut suamiku, itu juga suamiku. Artinya suami kita. Aku mau kerja sebagai sekretaris pribadinya Arsen, apa kamu keberatan?" Tanya Adiva tersenyum miring seolah sedang mengibarkan bendera perang dunia.
"Tentu saja aku keberatan, karena kamu tidak pantas menjadi sekretaris..."
"Oh aku tahu, aku pantasnya hanya jadi Nyonya Arsenio Davidson. Baiklah nanti akan aku umumkan. Akan aku katakan pada dunia, seberapa pantas aku menjadi istri seorang CEO." Ucap Adiva tersenyum.
"Adiva... ada apa denganmu, kenapa sejak kebakaran itu kamu berubah. Dan semakin hari kelakuanmu semakin menjadi. Aku pusing..." Teriak Arsen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
vj'z tri
uuuu🫣🫣🫣 sakit 🤣🤣🤣
2025-10-01
0