Setelah berhasil melarikan diri dari kediaman Daniel, Lucianna kembali ke bar. Bukan untuk bekerja, melainkan untuk mengambil mobilnya. Kemudian, ia bergegas menuju apartemen tempatnya tinggal.
Sesampainya di apartemen, Lucianna bersiap-siap dan menyantap sarapan. Hari ini, ia memiliki jadwal pemeriksaan kesehatan bulanan. Lucianna selalu melakukan pemeriksaan saat temannya yang berprofesi sebagai dokter mendapatkan jadwal bertugas.
Mengapa seorang pelacur harus bersusah payah memeriksakan kesehatan?
Semua ini berakar dari impian Lucianna. Wanita yang berprofesi sebagai pelacur ini masih menyimpan impian untuk menjadi seorang istri dan ibu. Ia ingin memiliki suami dan anak, kemudian menjalani kehidupan yang bahagia.
Pemeriksaan kesehatan itu dilakukan untuk memastikan Lucianna tidak mengidap penyakit kelamin. Aneh memang, seorang pelacur mempermasalahkan penyakit. Padahal, mereka bisa meniduri berbagai pria tanpa merasa bersalah.
Inilah alasan mengapa Lucianna hanya memiliki empat pelanggan tetap. Dari keempat pelanggan itu, Lucianna seolah menyeleksi mereka untuk menjadi calon suaminya kelak. Dengan kata lain, keempat pria itu adalah mereka yang sesuai dengan kriterianya.
Mengapa harus mereka? Bukankah masih banyak pria lain yang menginginkan Lucianna? Memang benar, tetapi tidak semua pria bisa menerima latar belakang Lucianna sebagai seorang pelacur. Keempat pria itu mengetahui bahwa Lucianna adalah seorang pelacur, sehingga mereka tidak akan mempermasalahkannya.
"Luci, jika kau masih memiliki impian untuk memiliki keluarga yang bahagia, mengapa kau tidak berhenti saja menjadi pelacur?" ucap Mila, teman Lucianna yang berprofesi sebagai dokter.
Mila telah memeriksa kondisi kesehatan Lucianna, dan semuanya baik-baik saja. Lucianna benar-benar tahu bagaimana cara merawat diri.
"Aku akan berhenti saat sudah menemukan calon yang tepat," jawab Lucianna sambil merapikan pakaiannya.
"Kapan? Sampai penyakit itu benar-benar datang menghampirimu? Luci, aku sudah merekomendasikanmu banyak pekerjaan yang sesuai dengan bakatmu," ujar Mila.
"Kau sangat pandai menari. Kau bisa menjadi guru tari atau kuliah di jurusan seni," bujuk Mila. Sementara itu, Lucianna hanya mendengarkan tanpa merespons.
"Kau punya impian untuk memiliki keluarga yang bahagia, kan? Apa yang akan dipikirkan anakmu di masa depan nanti saat mengetahui ibunya dulu seorang wanita penghibur?" lanjut Mila.
Kali ini, Lucianna pura-pura tidak mendengarkan. Ia langsung mengambil tasnya, dan tangan kanannya sibuk mengotak-atik ponsel. Kemudian, ia beranjak pergi.
"Luci! Alur kehidupanmu sudah cukup buruk. Jangan membuatnya semakin terpuruk," ujar Mila. Lucianna sempat terhenti mendengar ucapan itu, namun kemudian melanjutkan langkahnya.
Lucianna berada di area parkir rumah sakit, di dalam mobilnya. Sudah lima menit ia berada di dalam mobil, tetapi belum juga menyalakan mesinnya. Pikiran Lucianna masih terpaku pada ucapan Mila.
Sebenarnya, ucapan Mila tidaklah salah. Ia bahkan sangat baik karena berusaha membujuk Lucianna untuk meninggalkan dunia hiburan malam itu. Mila benar saat mengatakan alur kehidupan Lucianna sudah cukup buruk.
Lucianna tidak memiliki orang tua yang akan melarangnya melakukan profesi konyol ini. Ia adalah seorang yatim piatu sejak kecil.
Teman-temannya di panti asuhan selalu mengatakan bahwa orang tua Lucianna mungkin hanya menitipkannya sebentar karena faktor ekonomi. Akan tetapi, selama delapan belas tahun Lucianna menunggu, orang tuanya tetap tidak pernah datang.
Lucianna mengalami perundungan dan hinaan dari teman-temannya di sekolah karena tinggal di panti asuhan. Lucianna ingin sekali membalas mereka, tetapi ia bukanlah gadis yang pandai dalam pelajaran. Hal yang bisa Lucianna kuasai hanyalah menari.
Ada alasan yang membuat Lucianna menjadi seorang pelacur, bukan seorang penari atau pekerjaan lain yang sesuai dengan bakatnya.
Enam tahun silam.
Saat malam hari, Lucianna baru saja pulang dari pekerjaan paruh waktunya. Ia melewati sebuah klub bar yang dipenuhi para wanita seksi dan pria kaya.
Ia tak sengaja bertemu dengan pemilik panti asuhan. Ya, pemilik panti asuhan itu bekerja sebagai pelacur.
Mereka berbincang, dan pemilik panti mengatakan bahwa kebutuhan panti asuhan sangatlah banyak. Saudara-saudaranya yang lain tidak ada yang ingin melanjutkan mengurus panti asuhan ini. Itulah sebabnya ia menjadi seorang pelacur, karena gaji yang didapatkan cukup besar.
Lucianna menyimpulkan bahwa pelacur memang pekerjaan yang kotor, tetapi tidak dengan pola pikir dari pelacur itu sendiri.
Tiga bulan kemudian, pemilik panti jatuh sakit. Ia mengidap penyakit kelamin. Setelah sebulan berjuang melawan penyakitnya, pemilik panti meninggal dunia. Panti asuhan itu kemudian diberikan kepada saudara yang lain.
Peraturan di panti pun berubah menjadi lebih ketat dan tegas. Syukurlah, Lucianna sudah lulus sekolah. Ia langsung pergi dari panti dan mulai mencari pekerjaan.
Pekerjaan pertama yang terlintas di benaknya adalah menjadi seorang pelacur. Ia mengingat pemilik panti yang menjadi pelacur. Selagi ia bersikap jual mahal dan waspada, mungkin segalanya akan baik-baik saja.
Selama enam tahun ia bekerja, ia hanya melayani empat pria yang sama secara berturut-turut.
Di saat badai pikiran datang menyerang kepalanya saat ini, tiba-tiba ia teringat akan anak-anak kembar itu. Anak-anak yang sangat manis.
Ia ingin melihat anak-anak itu lagi. Anak-anak itu, bukan ayah mereka. Lucianna tidak tertarik menjadi seorang perebut laki orang.
Ia melajukan mobilnya kembali ke kawasan tempat tinggal si kembar. Sesampainya di sana, Lucianna keluar dari mobilnya. Ia hanya melihat bangunan besar yang tertutup gerbang.
'Anak-anak itu pasti masih berada di sekolah,' batin Lucianna sambil mencoba melihat ke sekeliling rumah itu. Muncul di benaknya tentang ibu dari anak-anak itu.
Seorang bapak tukang sampah lewat dengan gerobaknya. Lucianna menghentikan bapak itu. "Pak, maaf, saya ingin bertanya sebentar. Benarkah ini rumah Bapak Daniel Radcliffe?"
"Iya, benar. Ada apa memangnya?" tanya balik bapak itu.
"Saya adalah teman lama Daniel. Saya ingin tahu bagaimana kabarnya dan istrinya. Kami sudah lama tidak berkomunikasi," bohong Lucianna.
"Istri? Bapak Daniel itu duda," ujar bapak itu.
'Duda?!' batin Lucianna terkejut. "Bagaimana bisa? Di mana istrinya?"
"Saya dengar dari para pembantu yang bekerja di sana, mereka sudah bercerai. Sejak saya datang ke sini, saya tidak pernah melihat sosok istrinya. Wanita yang ada di dalam hanya pengasuh anaknya dan beberapa pembantu. Pengasuhnya pun selalu berganti-ganti. Saya sedikit curiga kalau pengasuh-pengasuh itu adalah wanita sewaan," bisik bapak itu, menyebarkan gosip. Lucianna mendengarkan dengan saksama.
"Kau adalah temannya? Mengapa kau tidak tahu?" ucap bapak itu.
"Ee... dulu kami berkomunikasi dengan baik. Kemudian, dia bilang dia ada masalah dengan istrinya. Setelah itu, kami tidak lagi berkomunikasi. Saya khawatir, jadi saya datang mencarinya. Saya tidak menyangka dia telah bercerai. Terima kasih, Pak, atas informasinya," bohong Lucianna lagi. Bapak itu mengangguk dan berlalu pergi.
"Ternyata dia itu duda? Aku sudah kalang kabut duluan saat tahu dia punya anak," Lucianna merasa lebih lega.
Tiba-tiba, ia berpikir, bagaimana kalau ia mendekati Daniel saja? Daniel memang bukan berondong seperti tipenya, tetapi tubuhnya benar-benar perkasa dan menggoda. Anak-anaknya juga sangat imut.
Lucianna membulatkan keputusannya. Ia akan mendekati Daniel, tetapi Daniel adalah orang yang sulit untuk didekati. Apakah pria itu masih belum bisa melupakan mantan istrinya?
Apa pun alasan perceraian mereka, Lucianna tidak peduli. Yang terpenting adalah cara mendekati Daniel. Lucianna memikirkan cara yang lebih mudah, yaitu melalui anak-anaknya.
Mereka bilang, pengasuh si kembar itu selalu berganti-ganti. Jika Lucianna menjadi pengasuh yang dapat bertahan, mungkin saja Daniel akan luluh padanya.
Tanpa banyak berpikir, Lucianna masuk ke dalam mobil dan pergi ke suatu tempat yang terlintas di benaknya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Rosse Roo
Luci mau nyari yg kek gimana. Kek model Hercules mungkin?
2025-10-08
1
🌹Widianingsih,💐♥️
Jangan karena dengan hasil uang banyak yang didapat....tapi tak memikirkan suatu saat kelak tubuhnya akan bobrok dan yang menyakitkan penyesalan seumur hidup.... astagfirullah.
#eh ini novel, kenapa sih aku yang muak sama tokohnya 🤪
2025-10-08
1
Nurika Hikmawati
Dengarkan Mila Lucy... impianmu sungguh mulia, jd istri dan ibu. km juga pny bakat menari. knp harus jd pelacur kl cuma mau cari jodoh?
2025-10-08
1