DI GREBEK ANGGA

Jesi membuka matanya, ia merasa tubuhnya remuk redam. Merasa perutnya terasa berat ia menoleh ke samping.

Deg...

Andra tertidur sambil memeluknya. Jesi mengingat kejadian semalam, tiba tiba ia kembali menangis meratapi nasibnya.

" Hiks... Hiks.. "

Andra yang merasa terganggu dengan tangisan Jesi pun membuka mata.

" Ya Tuhan." Andra terlonjak kaget melihat Jesi di sampingnya. Ia duduk bersandar sambil menatap Jesi yang masih menangis.

" Dek Jesi, maafkan mas!" Andra menggenggam tangan Jesi, namun Jesi langsung menariknya.

" Hiks.. Hiks.. Kenapa mas lakukan ini padaku? Semalam aku sudah menyadarkan mas kalau aku Jesi bukan istri mas. Tapi mas masih juga memaksaku hiks.. Kalau sudah seperti ini, mau bagaimana mas? Aku tidak mau di benci oleh mbak Raya mas. Aku tidak mau mereka semua tahu, keluarga mas dan mbak Raya pasti akan menyalahkan aku hiks.. " Jesi benar benar merasa sedih atas apa yang telah menimpanya saat ini. Di saat ia bersumpah untuk tidak terlibat dengan keluarga Angga, kini justru ia terlibat dengan kakaknya.

" Tidak Jesi, ini bukan salah kamu. Ini murni kesalahan mas, mas minta maaf! Mas tidak bisa mengendalikan diri mas karena pengaruh obat itu. Mas tidak bermaksud menyakitimu dek, mas minta maaf. Mas benar benar minta maaf." Andra menarik Jesi ke dalam pelukannya.

" Hiks..." Jesi menangis dalam pelukan Andra.

" Mas akan bertanggung jawab padamu, tolong jangan menangis lagi! Kamu tidak perlu takut, ada mas di sini." Ucap Andra mengelus punggung Jesi. Ada sesuatu yang aneh di dalam dirinya.

Belum juga tangisan Jeis reda tiba tiba...

Brak!!!

" Apa apaan kalian hah!!!!"

Suara tinggi Angga membuat keduanya kaget. Andra dan Jesi menoleh ke arah pintu dimana Angga dan Bella sedang berdiri disana seolah sedang menangkap perselingkuhan mereka. Andra langsung menutup tubuh Jesi dengan selimut.

" Angga, ini tidak seperti yang kau pikirkan." Ucap Andra.

" Jelas jelas kalian berbuat mesum di sini, kalian bilang tidak seperti yang aku pikirkan?" Ujar Angga. Ia menatap Jesi dengan tajam, " Aku tidak menyangka Jesi, setelah kau kehilangan aku kau mencoba menggaet kakakku. Apa kau begitu takut hidup dalam kemiskinan sampai sampai kau menjual dirimu kepada kakak kandungku?"

" Angga!!!!" Bentak Andra tak terima.

" Keluar!" Titah Andra menatap Angga dengan tajam.

" Aku... "

" Aku bilang keluar! Aku tidak perlu mengatakannya lagi." Ucap Andra dingin.

Tidak mau mendapat kemarahan sang kakak, Angga segera keluar dan membanting pintu itu di ikuti oleh Bella di belakangnya.

Andra menatap Jesi, " Kau ganti baju, aku akan mengurus Angga."

" Ba.. Baik mas." Jesi membalut tubuhnya dengan selimut lalu menuju kamar mandi. Andra memakai kembali bajunya lalu menghampiri Angga di ruang tamu.

Bella tidak berani menatap Andra ia hanya bisa menundukkan kepala sambil memilin ujung bajunya.

" Sialan aku yang menjebak kak Andra malah Jesi yang mendapat jackpotnya." Gerutu Bella dalam hati.

" Jelaskan kak bagaimana hal ini bisa terjadi! Atau sebenarnya kalian memang menjalin hubungan di belakangku sejak lama?" Ucap Angga.

" Yang terjadi padaku dan Jesi adalah kecelakaan. Seseorang sengaja menjebak kami dengan memberikan obat perangsang kepada kami." Sahut Andra menatap Bella.

" Heh, memangnya siapa orang itu dan apa untungnya dia melakukan itu pada kalian. Apa kakak kira aku akan percaya dengan alasan itu?" Sinis Angga. " Tidak kak." Lanjut Angga.

" Jika aku mengatakan orang terdekatmu yang melakukan itu, apa kau juga tidak akan percaya?" Tanya Andra menatap sang adik.

" Tidak kak. Karena pada dasarnya Jesi memang wanita murahan. Dia pasti mau dengan siapa saja demi uang."

Deg...

Jesi yang berada di balik tirai merasa sakit hati. Hatinya bagaikan tersayat pisau mendengar ucapan Angga seperti itu. Jika memang Angga sudah tidak mencintainya, setidaknya ia tidak perlu bicara buruk tentangnya. Bagaimana pun Jesi pernah menghiasi hatinya dengan penuh cinta.

" Baiklah jika itu penilaianmu tentang Jesi, aku tidak bisa mengubahnya. Tapi jangan sampai kau menyesal di kemudian hari." Sahut Andra, karena memang tidak ada gunanya menjelaskan sesuatu kepada orang yang memiliki asumsi sendiri.

" Masalah ini, jangan sampai keluar, cukup intern kita berempat saja. Apalagi jika sampai ke telinga kakak iparmu, aku pasti akan membunuhmu." Ancam Andra. " Aku akan memikirkan bagaimana baiknya untuk kami bertiga." Ujar Andra.

" Aku tidak peduli dengan urusan kalian berdua, yang jelas aku minta kakak batalin rencana menyetop dana ke rekening ku setiap bulannya. Kalau kakak tetap akan melakukan itu, maka dengan terpaksa aku akan membocorkan masalah ini kepada kak Raya." Serang balik Angga dengan licik.

" Heh, kamu memang licik. Entah menuruni sifat siapa kamu jadi selicik ini." Cibir Andra.

" Semua adil dalam cinta dan perang kakak." Ucap Angga merasa bangga bisa menekan Andra.

" Baiklah aku tetap akan mengirim uang bulanan untukmu asal kamu tutup mulut. Tapi ingat! Aku tetap akan memberikan hukuman kepada orang yang telah menyebabkan kekacauan ini terjadi."

Deg...

Bella mendongak menatap Andra sekilas, lalu ia kembali menundukkan kepalanya.

" Terserah kakak saja, kalau begitu aku pergi." Ucap Angga beranjak. " Terima kasih kakakku yang paling aku sayangi, tetaplah menjadi pohon duit untukku. Selamat bersenang senang dengan mantan adik iparmu yang sudah tidak menarik itu. Aku tidak menyangka kau suka barang bekas ku." Setelah mengatakan itu, Angga menggandeng Bella meninggalkan rumah itu.

" Kemarilah!" Ucap Andra melihat Jesi di balik tirai sedari tadi.

Dengan ragu Jesi pun menghampiri mantan kakak iparnya.

" Mas akan bertanggung jawab padamu, mas akan memberitahu hal ini pada mbakmu, setelah itu kita bisa menikah. Tapi maafkan mas, kalau mas hanya bisa jadiin kamu yang kedua karena mas tidak mungkin menceraikan Raya." Ujar Andra menatap Jesi dengan tatapan bersalah. Ia merasa iba dengan nasib Jesi, setelah di tinggal selingkuh oleh suaminya kini ia jadi korban kelakukan bejat kakak iparnya.

" Tidak perlu mas." Ucap Jesi. " Tanpa mas bertanggung jawab padaku, aku akan tetap memaafkan mas Andra. Anggap saja semua ini tidak pernah terjadi. Aku tidak mau menjadi penghancur rumah tangga orang lain karena aku tahu bagaimana sakitnya di khianati oleh suami sendiri. Aku akan melupakan kejadian malam tadi mas." Tolak Jesi.

" Lalu bagaimana kalau kamu hamil?"

Deg...

Jesi mendongak menatap Andra. Memang benar, bagaimana kalau dirinya hamil? Apalagi saat ini Jesi sedang dalam masa masa subur.

" Akan aku pikirkan nanti mas. Semoga saja aku tidak hamil, dengan begitu kita tidak perlu menyakiti orang lain." Ucap Jesi.

" Tapi jujur, mas pasti akan merindukan setiap inchi bagian tubuhmu dek. Entah mengapa sampai saat ini mas masih terngiang ngiang dengan setiap lekukan tubuh yang kamu miliki." Ucap Andra sambil tersenyum seperti sedang bercanda.

" Mas orang baik, jadi jangan jadi pria brengsek mas dengan mengatakan hal seperti itu." Ujar Jesi.

Andra tertawa kecil, " Tidak tidak, mas hanya bercanda." Sahut Andra mengurangi ketegangan di antara mereka.

" Mas, tadi malam mas bilang kalau mas di jebak oleh Bella. Lalu apa yang akan mas lakukan pada Bella?" Tanya Jesi penasaran.

" Mas akan memberikannya pelajaran, bukan hanya kepada Bella tapi kepada Angga juga. Cuma, mas butuh waktu untuk itu semua. Apa kau tidak akan keberatan?" Jesi menggelengkan kepala. Ia tahu, rencana Andra pasti jauh lebih baik dari rencananya. Ia akan menyerahkan semuanya kepada Andra.

" Bella bukan wanita baik baik mas." Ucap Jesi.

" Andra tersenyum, " Mas tahu. Mas akan mengumpulkan semua bukti bukti untuk membuka mata Angga yang buta karena cinta itu." Sahut Andra.

" Baiklah aku serahkan semuanya sama mas. Kalau begitu aku pulang dulu mas." Pamit Jesi.

" Apa kamu yakin menolak tanggung jawab dari mas?" Tanya Andra sekali lagi.

" Iya mas." Sahut Jesi.

" Mas menghargai keputusanmu, tapi jika nanti kamu hamil, kamu harus menerima tanggung jawab dari mas. Bagaimana?" Tawar Andra menatap Jesi. Entah mengapa Andra punya keyakinan kalau benihnya akan tumbuh subur di dalam rahim Jesi. Kemarin, ia baru dari rumah sakit memeriksakan kesehatan organ terpentingnya. Ia ingin memiliki anak dengan Raya, ia bahkan meminta obat penyubur supaya benihnya langsung jadi begitu di tabur. Tapi sayang, ia menaburnya bukan dengan istrinya melainkan dengan wanita lain.

" Jangan khawatir mas! Aku belum tentu hamil cuma mas sentuh sekali. Buktinya sampai sekarang mbak Raya tidak juga hamil, padahal sudah mas sentuh berkali kali."

Deg...

Hati Andra tercubit mendengar ucapan Jesi. Ia merasa telah kehilangan harga dirinya.

" Iya kamu benar, mungkin mas yang bermasalah makanya mbakmu tidak hamil hamil juga. Atau mungkin mas yang mandul di sini." Ucap Andra dengan nada sedih. Karena ini, ia jadi hinaan keluarga Raya. Mereka pikir jika dirinya mandul, padahal mereka tidak tahu apa alasan Raya belum hamil sampai sekarang.

" Maaf mas, aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu." Ucap Jesi merasa bersalah.

" Tidak apa, santai saja. Jadi bagaimana?" Tanya Andra menatap Jesi.

Jesi nampak ragu untuk menjawabnya, ia berpikir bagaimana jika dirinya memang hamil? Apakah bisa ia membesarkan anak sendirian tanpa bantuan Andra?

" Baiklah mas, aku terima syarat itu." Sahut Jesi. Toh dirinya belum tentu hamil, pikir Jesi.

" Jangan blok nomer mas, mas ingin memastikan hal ini setiap saatnya." Ucap Andra.

" Iya mas." Sahut Jesi menganggukkan kepala.

" Perlu mas antar?" Tawar Andra.

" Tidak mas, aku tidak mau membuat orang tuaku curiga karena aku tidak pulang semalaman. Aku pulang dulu." Pamit Jesi.

" Baiklah hati hati." Sahut Andra.

Jesi meninggalkan Andra sendirian dengan membawa tas berisi ijazahnya. Pikirannya bingung saat ini, ia tidak pernah menyangka jika hal buruk seperti ini akan terjadi pada dirinya yang malang ini.

Andra menatap kepergian Jesi, tanpa sadar ia pun tersenyum, " Entah mengapa mas justru menginginkan kehamilanmu, Jesi."

TBC...

Terpopuler

Comments

gaby

gaby

Dasar Andra sama aja dgn Angga. Memang Darah lbh kental drpd air, jd sifatnya sama. Dah pny istri tp mengharapkan benih dr wanita lain. Apapun alasannya slingkuh itu tdk di benarkan. Apapun keburukan atau kekurangan pasangan kita, jgn dijadikan pembenaran utk slingkuh. Smoga Jessi ga jth cinta sm Andra, karena skali slingkuh sdh pasti bakal ada perselingkuhan lainnya. Jgn mau sm lelaki tkg selingkuh, karena slingkuh penyakit yg ga ada obatnya

2025-09-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!