Bagian 5.
Tanya Am Buang yang penasaran, Namun tidak ada yang menjawabnya.
Mei Cin jadi mengerti, ini adalah akal bulus Lan Lan untuk membuat keributan antara mereka bertiga.
Mengabaikan pertanyaan Am Buang, Mei Cin berdiri dan berteriak.
"Apa kamu ingin merasakan tamparan ku kayak temanmu itu?"
Am Buang terkesiap, beberapa orang di dekatnya juga terkejut mendengar teriakan Mei Cin.
Lan Lan ketakutan, dengan muka merah padam ia berbalik dan berjalan kesudut lainnya.
Mei Cin mengikuti dengan pandangannya, lalu ia menangkap sosok pelaku sebenarnya.
Dengan wajah dingin, ia mengangkat dagunya memandang Moon Li dari kejauhan.
"Mei Cin..Duduklah, orang orang itu melihat kita"
Ujar Wang Lee mencoba meredakan emosi Mei Cin.
Mei Cin menarik kursinya dan duduk lagi, nafasnya tidak beraturan. Ia meneguk sebagian isi gelasnya dan menoleh kepada Am Buang.
Mei Cin dengan cepat menjelaskan kejadian kemarin antara Wang Lee dan Moon Lee.
Am Buang hanya mendengarkan dan sesekali melihat kejauhan dimana Moon Li duduk dengan gerombolannya.
Wang Lee diam mendengarkan, ia tidak ingin melibatkan siapa siapa dalam masalahnya.
Namun sekarang Am Buang juga ikut terlibat, hatinya menjadi tidak enak dan pikirannya hanya ingin segera pulang untuk melihat kondisi gadis aneh tadi malam.
"Nanti siang ada pertandingan di gedung Boxing Klub, kenapa kamu tidak ikut saja menonton dengan kami, Wang Lee?" Am Buang menyentak kan lamunan Wang Lee.
"Aku dan Mei Cin juga ikut bertanding" Tambah Am Buang tersenyum, terselip nada bangga dalam suaranya.
Mei Cin dan Am Buang sama sama anggota Klub Boxing, klub yang sangat bergengsi dan di takuti.
Hal ini juga yang membuat kelompok Moon Li takut kepada Mei Cin, karena Mei Cin memiliki sabuk hitam.
Wang Lee tidak tau sabuk apa, Namun ia menebak tidak bisa lebih rendah dari sabuk hitam Mei Cin.
Ia jarang pergi ke aula untuk menonton acara acara seperti itu.
"Sayang sekali aku tidak bisa ikut menonton kalian, karena hari ini ada yang harus aku lakukan. Lain kali pasti akan datang" Wang Lee menolak dengan sopan.
Mei Cin yang dari tadi diam mengernyit dan bertanya.
"Kamu mau kemana?" Mei Cin terlihat agak keberatan, Wang Lee tidak ikut menontonnya bertanding.
Sebenarnya ia sudah berniat mengajak Wang Lee ke aula pertandingan sebelumnya.
"Ada sedikit pekerjaan" Ucap Wang Lee.
Mei Cin merenggut kecewa, Namun ia tau Wang Lee kadang ada pekerjaan sampingan untuk menutupi biaya biayanya sendiri.
Am Buang diam diam mendesah ringan, memperhatikan sikap Mei Cin dengan beberapa pemikiran.
Usai jam sekolah, Wang Lee mengambil sepeda Moto Morini. Hatinya sudah tidak sabar untuk sampai di rumah.
Namun saat menaiki sepedanya ia merasa ada sesuatu yang salah dan berkata.
"Ahh...Kenapa bannya kempes" Wang Lee menggerutu dalam hati, menunduk ia memeriksa roda ban sepedanya. Ada irisan panjang merobek di satu bagian.
Hatinya menjadi Masygul, dengan terpaksa ia mengiring sepeda Moto Morini keluar sekolah.
Wang Lee mengiring sepeda Moto Morininya di jalan yang sepi, keringat bercucuran di dahinya.
Ia terkadang memaksa langkahnya terkadang menutup mulut dengan kerah bajunya ketika satu dua kendaraan yang lewat meninggalkan debut yang mengepul di belakang.
Tiba tiba sebuah mobil Land Rover berhenti dari arah belakangnya. Berhenti tepat di samping Wang Lee yang sedang berjalan dengan sepedanya.
Beberapa pemuda berseragam sekolah turun dari mobil land Rover itu.
Deg....
Wang Lee merasakan firasat buruk. Ia segera menangkap wajah wajah yang di kenalnya, Ling Guang yang kemarin mendorongnya hampir terjengkang di kelas. Enam tukang pukulnya. Mereka dengan wajah marah mendekatinya.
Ia melirik kedalam mobil ada Moon Li di dalamnya. Matanya teralihkan ketika pintu depan terbuka, dua orang sosok ramping keluar dari dalam mobil.
Mereka adalah Lan Lan dan Lin Lin dua gadis kembar. Mereka langsung mendekati Ling Guang.
"Wang Lee apakah kamu pikir bisa lepas dari kami setelah mempermalukan bos kelompok kami" Lan Lan berteriak dengan kedua tangan di pinggangnya.
"Sekarang tanpa gadis itu tidak ada yang bisa melindungimu" Geram Lan Lan marah, lalu ia memberi isyarat pada Ling Guang.
Ling Guang yang berbadan tegap kekar dan tinggi segera mendekati, enam temannya segera menutup jalannya agar Wang Li tidak bisa melarikan dirinya. Mengepal tangan mereka perlahan mendekat.
Wang Li memandang Ling Guang dan teman temannya dengan wajah ketakutan.
"Apa...Apa yang kalian inginkan?" Wang Li berkata dengan nada terputus putus, wajahnya pucat puas ketakutan.
Namun kepalan tangan Ling Guang menghujam perutnya.
Bugghhh....
Tubuh Wang Lee menjadi bengkok, di pukul seperti itu sungguh sangat menyakitkan. Belum pulih dari keterkejutannya sebuah tendangan di bahu kanannya.
Wang Lee terlempar jauh sambil menahan sakit, di perutnya, di lengannya terasa ngilu.
Lan Lan dan Lin Lin mengawasi dengan sangat puas. Rasa sakit yang di tampar oleh Mei Cin akhirnya terlampiaskan dengan menemukan Wang Lee.
Tidak apa apa yang bisa di lakukan kepada Mei Cin, Namun berbeda jika itu hanya Wang Lee.
Wang Lee berbaring di tanah, iya merasakan tubuhnya terasa remuk. Ling Guang dan ke enam temannya terus memukul dan menendangnya.
Baju bajunya acak acakan penuh debu, beberapa kancingnya terlepas.
Ling Guang menunduk dan memegang kerah baju Wang Lee, ia menarik hingga tubuh Wang Lee terangkat sedikit.
"Aaaaa.....Aku tidak melakukan apa apa kepada kalian" Wang Lee berusaha membela diri, bibirnya pecah dan luka luka, nafasnya megap megap.
"Ada tidaknya kamu melakukan apa pun, kami hanya tidak senang melihatmu. Sampah!" Teriak Ling Guang.
Wang Lee bergidik, ia tahu Ling Guang mencoba mendekati Moon Li dan nampaknya dia akan melakukan apa saja yang di suruh oleh Moon Lee untuk membuatnya senang.
"Jangan pukul lagi!" Wang Lee memohon, Namun sebuah bogem mentah langsung menghantam pelipis kiri Wang Lee hingga kepalanya menyamping.
Pandangan Wang Lee menjadi kabur, ia memegang pipi kirinya dan banyak lagi tendangan bertubi tubi menghantam tubuhnya.
Wang Lee terbaring lemah dan tendangan tendangan itu masih menghajarnya.
"Cukup....! Apa kalian mau membunuh orang?" Teriak Moon Li dari dalam mobil.
Mendengar suara itu, para pemuda yang kini terlihat seperti preman itu berhenti.
Wang Lee terbaring di tanah tidak bergerak, hanya gerak dadanya yang turun naik menandakan dia masih hidup.
Matanya terpejam, pakaiannya sekolahnya sobek dan keadaannya terlihat begitu menyedihkan.
"Ayo cepat pergi sebelum ada yang datang!" Teriak Lan Lan mulai cemas.
Bergegas para pemuda itu berlari dengan cepat masuk kedalam mobil.
Melihat keadaan Wang Lee. Itu memang berlebihan.
Land Rover itupun meraung menjauh dari tempat sana, meninggalkan Wang Lee yang terbaring lemah. Sekujur tubuhnya terasa remuk redam.
Bagian 6. Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Rizka_Dwi
thor aku nyicil bacanya ya🙏
2025-09-30
1
Dasyah🤍
kalo ngak senang jangan di lihat
2025-09-29
1
Kutipan Halu
buruan biar ngk slh paham
2025-10-02
1