setelah pukul 04.00 sore, kau dan Elif pun telah menyelesaikan semua yg harus kau kerjakan dan kau tanda tangani untuk 3 hari ke depan
"aah, rasa nya isi kepala ku akan keluar. ini sangat melelahkan" kau meregangkan tubuh mu
"hemm, Laura. sebenarnya makan malam bisnis macam apa sih yg akan kau hadiri!? " tanya Elif penasaran
"aah, aku juga kurang tau. orang tua ku tidak mengatakan apa pun. mereka hanya bilang, libur lah beberapa hari untuk ikut bersama mereka makan malam bisnis. " ucap mu menjawab pertanyaan Elif
"apa kau yakin itu hanya sekedar makan malam bisnis!? "
"aku juga tidak tau pasti. sudah lah, kenapa harus di bahas. permintaan sederhana dari orang tua, tidak perlu di pertanyaan bukan. " ucap mu begitu memuliakan kedua orang tua mu "hei, apa kau langsung pulang!?? "
"hemm, seperti nya begitu. kau masih mau tinggal!?? " Elif melihat mu
"hemm, entah lah. seperti nya aku belum ingin pulang ke rumah, mungkin aku akan pulang ke apartemen ku dulu. " ucap mu melihat ke arah luar gedung
"ooh benarkah. bagaimana kalau nanti malam kita makan bersama di resto bibi Zia, sudah lama kita tidak kesana" ajak Elif
"wah boleh juga itu, aku juga sudah lama tidak makan spageti buatan nya. " kau pun setuju
"baiklah, sampai jumpa di sana jam 08.30 malam ini. bagaimana??? "
"baiklah, sepakat... " kau pun melempar senyuman kepada Elif
******
setelah sampai di apartemen, kau mengirim pesan pada Luna. untuk mengatakan pada kedua orang tua mu, bahwa kau akan pulang sedikit terlambat. karena kau akan makan malam bersama teman mu, meminta ayah dan ibu mu tidak menunggu mu untuk makan malam. kau sengaja tidak memberitahu langsung pada ibu mu, karena jika kau menelfon nya akan ada banyak pertanyaan nanti. jadi kau lebih sering mengirim pesan pada Luna pelayan pribadi mu
sore itu kau pun tertidur di apartemen mu, dengan keadaan yg masih sedikit berantakan karena baru kembali dari kantor.
kau terbangun pukul 19.30 malam, kau melihat arah luar gedung. matahari baru saja tenggelam, kau pun bangun dan langsung mandi. malam itu kau mengenakan dress hitam tanpa lengan, di bawah lutut. tak lupa hels hitam dan jas hitam kesukaan mu.
saat kau sudah tiba di lobi parkir, kau pun mengeluarkan ponsel mu untuk menelfon Elif. namun tiba-tiba seseorang menabrak mu dengan keras "aahk..." kau pun sontak terjatuh bersama nya. kau mencoba melihat siapa orang itu, saat kau telah menemukan orang itu. dia langsung menarik mu dan mendekap mu bersandar di salah satu pilar yg ada di dekat mu, dia juga menutup mulut mu
"tolong bantu aku... " ucap nya melihat mu
kau pun yg sedari tadi memberontak, perlahan tenang. seorang pria yg ada di depan mu, yg tidak memiliki jarak dengan mu. dengan keadaan nya yg cukup berantakan, kau menatap mata nya. pria itu pun menurunkan tangan nya karena kau tidak lagi memberontak.
"siapa kau!?? kenapa aku harus membantu mu!!? " kau mulai bertanya dengan ekspresi wajah mu yg tidak suka
"jika mungkin, aku akan jelaskan. itu pun jika kau mau membantu ku" pria itu melihat sekeliling
di saat itu, terdengar deru langkah kaki yg sedang berlari ke arah lobi. kau pun melihat sekeliling, kau mendorong nya dan mengambil tas mu. mengeluarkan kunci mobil mu "masuk lah... " ucap mu melihat pria itu
pria itu pun tidak menjawab, dia langsung masuk ke dalam mobil mu. kau pun mengambil ponsel mu yg terjatuh, merapikan dirimu. tak berapa lama, ada beberapa sekelompok pria berpakaian hitam yg datang. mereka pun berhenti tepat di dekat mu
"hei nona, apa kau melihat seorang pria lewat sini!?? " tanya salah satu pria dengan nada yg sangar
"pria..." ucap mu melihat mereka satu per satu "aku tidak melihat nya... " jawab mu dengan nada yg tenang
pria itu pun semakin mendekati mu "nona, jika aku mengetahui kau menyembunyikan nya. kau tidak akan tau apa yg bisa terjadi pada mu. " ancam nya
"itu jika aku menyembunyikan nya kan, jika tidak. bisa kah aku kembalikan kata-kata mu!?? " ucap mu melawan
"wah, wanita ini cukup berani bos... " ucap seorang pria lain nya di belakang
"benar, kau tidak tau siapa kami ya!?? " pria itu mulai mengarahkan bat (tongkat pemukul bola baseball) ke arah mu
"aku tidak perlu tau siapa kalian, aku juga tidak ada urusan dengan kalian. jangan halangi jalan ku. " kau membuka pintu mobil mu yg membuat pria yg ada di dalam mobil itu merunduk kan kepala nya untuk bersembunyi. kau pun masuk dan duduk di kursi kemudi
"sudah lah bos, lebih baik kita cari dia. dia tidak akan bisa pergi jauh kan, dia juga terluka" ucap salah satu pria di luar
kau pun mengemudikan mobil mu, meninggalkan sekelompok pria yg tidak jelas itu. kau pun mencari tempat yg cukup sepi untuk berhenti, saat kau sudah merasa aman. kau pun keluar dan membuka pintu belakang
"sudah aman, kau bisa keluar sekarang!! " ucap mu melihat pria itu
pria itu pun mulai bergerak keluar, namun saat dia berdiri. tubuh nya tidak seimbang, kau pun langsung menangkap nya "tolong ponsel ku!! " ucap nya
kau pun mencoba mencari dimana pria itu meletakkan ponsel nya. dan setelah ketemu, pria itu malah pingsan. "hei tuan... " kau yg tidak cukup kuat menopang tubuh pria itu pun jatuh tepat di atas tubuh nya. saat itu kau masih memandangi wajah nya tampan itu "ooh, sadar lah Laura. " ucap mu sendiri
kau pun bangun, dan tanpa sengaja. kau melihat baju hitam yg di kenakan nya seperti basah, saat kau menyentuh nya tangan mu pun berwarna merah "darah... " ucap mu, kau pun bingung harus bagaimana. kau bergegas mengemudikan mobil mu, kau masih bingung. kemana kau akan membawa nya, saat itu kau pun kembali ke apartemen mu. membawa nya masuk ke dalam apartemen mu, meletakkan di atas ranjang mu "haah, yg benar saja. baru kali ini aku membawa seorang pria untuk masuk ke dalam apartemen ku. " ucap mu sembari menghela nafas panjang. kau pun mengambil kotak p3k, dan membuka satu per satu baju yg di kenakan pria itu. kau melihat luka di dekat perut nya, itu seperti luka terkena senjata tajam. kau pun membersihan kan darah nya dengan alkohol, yg membuat pria itu sontak sadar "aahh.... " jerit nya begitu kapas yg kau basahi dengan alkohol menyentuh luka nya. dia memegang tangan mu begitu erat "tenang lah, ini memang sangat menyakitkan. tapi jika tidak di bersihkan, akan lebih buruk nanti. " ucap mu melepaskan pegangan tangan pria itu dengan perlahan. setelah dia tenang kembali, kau pun mulai membersihkan luka nya. kau melihat luka nya harus di jahit, tapi kau berfikir untuk memberikan obat merah dan membalut nya dengan perban.
setelah semua nya selesai, kau pun memandangi nya. "dengan wajah yg terdapat beberapa lebam saja dia masih tampan, siapa dia sebenarnya!?? " ucap mu sendiri menatap ke arah nya. kau pun mengambil ponsel nya, dan kau melihat di belakang ponsel nya terdapat kartu nama. kau pun mengeluarkan nya dan melihat nama yg tertulis di kartu nama itu Alvino Leonardo
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Aman Wijaya
lanjut terus Thor semangat
2025-09-24
0