Di dalam Paviliun Jihua, Nyonya Shu sedang duduk di kursi. Ekspresi wajahnya tidak begitu baik. Aroma dupa menguar di udara, menjadi satu-satunya penenang yang mengingatkannya bahwa dia tidak boleh menampilkan emosinya dengan jelas di wajahnya.
Selir Fang sedang berlutut di depannnya. Lututnya sudah kebas, namun ia tidak berani berdiri sebelum Nyonya Shu mempersilakannya.
Sedikit saja tidak bersikap sopan, dia akan mendapat teguran keras yang mungkin akan berdampak pada kehidupannya di sini.
“Katakan saja apa maumu.”
Nyonya Shu mengangkat cangkir tehnya. Tutup cangkir itu diputar, menimbulkan suara kecil dari gesekan permukaannya.
“Nyonya, ampuni aku.”
“Memangnya kesalahan apa yang kau lakukan hingga meminta ampun padaku?”
Kening Nyonya Shu mengernyit. Suara batuk terdengar dari dalam kamar yang tertutup tirai.
Di baliknya, seorang gadis muda dengan kulit pucat berbaring dengan selimut tebal di tubuhnya. Aroma obat dalam ruangan itu tertiup angin.
“Di hari yang baik ini, putriku sakit dan mengganggu penyambutan Nona Keempat. Sungguh aku minta maaf dan meminta pengampunan dari Nyonya,” ucap Selir Fang.
Desahan napas Nyonya Shu terdengar begitu berat. Wanita licik ini biasanya selalu tenang dan suka pura-pura.
Wajahnya itu bisa berubah dengan cepat dalam waktu yang singkat. Terlihat patuh di permukaan, namun sebenarnya hatinya sama sekali tidak pernah tertuju pada sebuah ketulusan.
“Tidak ada yang tahu Nona Kelima akan jatuh sakit. Aku tidak akan menyalahkanmu. Apa lagi yang mau kau katakan?”
“I-itu, A Li sudah sakit beberapa hari. Tabib berkata dia terserang hawa dingin. Dia membutuhkan lingkungan yang lebih hangat, tapi Paviliun Jihu aini terletak di sebelah selatan dan agak dingin. Nyonya, aku tidak bermaksud buruk, tapi bisakah Nyonya membiarkan A Li tinggal sementara di Paviliun Haitang sampai dia pulih?”
“Paviliun Haitang aku siapkan untuk putriku. Dia baru kembali dari pedesaan dan telah mengalami bencana sampai terkejut. Kau ingin aku memindahkan dia dari sana dan membiarkan putrimu tinggal? Fang Shi, bukankah permintaanmu ini keterlaluan?”
Selir Fang menunduk. Awalnya semuanya baik-baik saja. Gadis itu sudah lama meninggalkan kediaman. Tapi, dia malah kembali kemari.
Dia adalah putri sah. Jika dia di sini, bukankah semua perhatian akan tertuju kepadanya?
Putrinya selalu diliputi cahaya dan serangga-serangga itu selalu mengerubunginya. Namun seterang apapun cahaya itu, tidak akan bisa mengalahkan matahari.
Kehadiran Shu Yue tentu menjadi bencana bagi keberadaan putrinya.
“Nyonya, bukan itu maksudku. Aku hanya berharap putriku sembuh lagi, karena bagaimanapun dia adalah Nona Kelima kediaman ini. Nyonya juga membesarkan A Li dengan tangan Nyonya, apakah Nyonya tega membiarkannya menderita seperti itu?”
Di luar, Shu Yue mendengar setiap ucapan yang dilontarkan oleh Selir Fang. Kata-katanya itu seolah membuat Shu Yue menjadi gadis arogan yang merebut kediaman dan orang tua gadis lain.
Jelas sekali Selir Fang ini ingin menabur perselisihan dan memprovokasi hubungan orang tua dan anak antara Nyonya Shu dan dirinya.
“Bibi, umumkan kedatanganku,” ucap Shu Yue pada Bibi Zhou.
Bibi Zhou tentu saja mengangguk. Lagi pula dia sudah lama kesal kepada Selir Fang. Tapi, Nyonya Shu terlalu murah hati hingga membiarkan ular berbisa itu semena-mena di kediaman ini.
“Nyonya, Nona Keempat datang kemari.”
Pandangan Nyonya Shu beralih pada sosok Shu Yue yang berjalan pelan menuju ruangan. Matanya yang polos membuat hatinya begitu sakit.
Putri kandungnya terlahir cantik, tapi bahkan dia tidak memakai perhiasan apapun dan sangat sederhana. Sementara selama bertahun-tahun, Nona Kelima yang dilahirkan selir justru bergelimang kemewahan dan hidup dengan nyaman.
“A Yue, bukankah ibu menyuruhmu beristirahat?”
Shu Yue membungkuk untuk memberi hormat. Selir Fang mengernyit, matanya sedikit membelalak.
Bukankah orang-orang itu berkata Nona Keempat suka bermalas-malasan dan tidak mau belajar?
Lalu mengapa dia terlihat seperti orang yang berpendidikan dan tahu aturan? Bahkan gerakan salamnya pun lebih luwes dan terlihat sangat alami.
“Aku mendengar Adik Kelima sakit, jadi datang kemari untuk menjenguknya.”
“Putriku baik sekali. Baru kembali dari perjalanan jauh, namun tahu untuk menemui adiknya. Kau sangat pengertian, tidak seperti beberapa orang yang dengan sengaja menemukan alasan dan mencoba memainkan trik untuk menindas dan menipu.”
Saat Nyonya Shu mengatakannya, matanya melirik Selir Fang yang seperti orang linglung. Bahkan Nyonya Shu sengaja meninggikan suaranya agar didengar oleh orang itu. Putrinya baru kembali ke kediaman setelah belasan tahun berpisah, tapi sepasang ibu dan anak ini malah mengacaukan momen reuni itu.
“Jadi, ini Nona Keempat? Aiya, kau cantik sekali. Maaf aku tidak bisa menemuimu tadi. Adikmu sakit, aku harus menjaganya. Nona Keempat tidak keberatan, kan?”
Kalau Shu Yue mengajukan keberatan, Nyonya Shu akan berpikir dia arogan dan sombong. Orang-orang di sini juga akan membicarakannya.
Jika ingin bertahan hidup, Ruan Shu Yue harus punya pijakan kuat di sini. Tidak akan ia biarkan dirinya dijebak oleh orang lain.
“Mana mungkin. Shu Yue tahu Bibi Selir bekerja keras untuk kediaman ini membantu ibu. Adik Kelima sakit, jadi Bibi Selir tentu harus menjaganya. Karena itu pula aku datang kemari untuk melihat separah apa kondisi Adik Kelima hingga Bibi Selir memohon agar memindahkannya ke Paviliun Haitang.”
Shu Yue lantas menoleh ke kamar bagian dalam. Di balik tirai itu, ‘adik kelimanya’ sedang berbaring. Sebenarnya dia sangat pandai berpura-pura.
Orang yang tidak tahu akan benar-benar mengira dia sakit. Tapi, bagi Shu Yue, ini hanyalah trik kecil untuk menindas orang.
Saat masih menjadi putri Penasihat Kerajaan, dia juga seorang putri selir yang tidak mendapat kasih sayang dari ayahnya. Ia sering melihat saudarinya yang lain berselisih dan melakukan banyak upaya untuk merebut kasih sayang ayah mereka. Trik-trik kecil itu lama kelamaan menjadi sebuah kebiasaan yang bahkan bisa merenggut nyawa.
“No-nona Keempat sungguh pengertian,” ucap Selir Fang gugup.
Ia tak kuasa melihat wajah Shu Yue secara langsung. Aneh, padahal ini adalah pertemuan pertama mereka setelah belasan tahun berlalu. Tapi, yang dia rasakan adalah dia seperti melihat seseorang yang tidak bisa disinggung, orang yang dingin dan tidak memandang perasaan sebagai sesuatu yang berharga.
“Ibu, bolehkah aku melihat Adik Kelima?”
Nyonya Shu mengangguk menyetujui permintaan putrinya. Mereka masuk ke dalam kamar yang dipenuhi aroma obat.
Ruan Shu Yue tiba-tiba menutup semua jendela sehingga pencahayaan jadi lebih redup. Trik pura-pura sakit ini sungguh murahan.
Shen Jia juga kadang memakai trik ini untuk mencegah Ling Baichen bermalam di kamar Ruan Shu Yue. Ia hanya malas berdebat dan membiarkannya saja.
“Adik Kelima jatuh sakit, tapi kamar ini sangat terbuka. Bibi Selir, orang yang terkena hawa dingin seharusnya memang istirahat di tempat yang suhunya hangat. Pantas saja penyakit Adik Kelima tidak sembuh-sembuh, kamar ini begitu terbuka.”
“Ibu, bisakah Ibu menyuruh beberapa pelayan membawakan lebih banyak arang?”
Nyonya Shu menyunggingkan senyumnya. Anak ini pintar sekali. Sekali lihat langsung tahu kalau adiknya hanya pura-pura sakit. Tidak perlu ia bertindak, sudah ada putrinya yang membantunya melampiaskan kekesalan pada sepasang ibu dan anak ini.
“Tentu saja. Karena Nona Kelima sakit dan butuh udara hangat, maka aku akan mengatur pelayan agar menambahkan lebih banyak arang. Fang Shi, bagaimana menurutmu?”
“I-itu, semuanya menuruti pengaturan Nyonya dan Nona Keempat saja. Terima kasih, Nyonya, Nona Keempat,” ucap Selir Fang pasrah.
“Orangnya sudah ditemui dan permintaan juga sudah dikabulkan. Kalau begitu, putriku, ayo kembali. Ibu akan buatkan sup untuk memulihkan energimu.”
Setelah Nyonya Shu dan Shu Yue pergi, Selir Fang segera membuka tirai tempat tidur. Keringat membanjiri tubuh putrinya yang terbungkus selimut. Buru-buru ia melepas selimut tersebut dan membantu putrinya bangun.
“Ibu, aku hampir mati kegerahan,” Shu Mengli mengeluh. Keningnya basah oleh keringat. Belum lagi tubuhnya yang sudah terbungkus selimut tebal lebih dari dua jam lamanya.
“Hampir mati kegerahan pun kau harus menahannya.”
Selir Fang mengelap keringat di dahi Shu Mengli. Rencana hari ini gagal total.
Tidak hanya gagal membuat gadis keempat itu malu karena kediamannya direbut, tapi juga malah menyebabkan mereka terkurung di sini dengan udara panas. Alasan yang dibuat-buat itu sepertinya sudah diketahui lebih awal oleh mereka.
“Bagaimana ini? Nyonya sepertinya tidak berniat memberikan Paviliun Haitang padaku. Aku kesal sekali. Jelas-jelas aku yang menemaninya selama bertahun-tahun, tapi dia malah memberikan tempat terbaik di kediaman ini kepada Shu Yue. Ibu, atas dasar apa dia mendapatkan semua yang terbaik di kediaman ini? Kasih sayang Nyonya dan ayah, kemudian Paman Kedua. Benar-benar membuatku kesal!”
“Dia itu putri kandung mereka dan putri sah. Kau hanya putri selir. Wajar jika dia mendapat semua yang terbaik di sini.”
“Tapi bukankah sebelumnya semuanya milikku? Nyonya selalu memperhatikanku dan menyayangiku. Seharusnya dia tidak usah kembali kemari. Lihat, baru datang saja sudah membuat perhatian semua orang tertuju padanya. Dia pasti hanya pura-pura kasihan saja agar orang-orang iba padanya!”
“Darah lebih kental dari air. A Li, dengarkan aku. Jika kau ingin hidup dengan baik di sini, maka kau harus memperjuangkan segalanya.”
Shu Mengli mengumpat kesal. Kembalinya Shu Yue membuat posisinya di kediaman ini jadi terancam. Dia putri sah, sementara dirinya hanya putri tidak sah yang lahir dari selir.
Kelak, bagaimana ia akan berjalan di Jingdu dengan nyaman jika ada seorang putri lain di Kediaman Shu?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Biyan Narendra
Si tebal muka mulai menunjukkan dominasinya
2025-09-19
3
Arix Zhufa
Author paling jago bikin cerita keren
2025-09-19
3
Imas Fatimah
lanjut thor,tetap semangat untuk up lg
2025-09-18
3