“Nona, kita sudah sampai.”
Bibi Zhou memberi tahu bahwa mereka telah tiba di Kediaman Shu.
Sebuah tangan kecil yang halus namun agak hitam menjulur keluar kereta, menyambut uluran tangan dari Bibi Zhou yang membantunya turun. Kakinya melangkah hati-hati, menahan sakit akibat memar yang ia dapatkan di belantara hutan Kota Dingzhou.
Shu Yue menatap sebuah papan bertuliskan “Kediaman Shu” yang dipasang di bagian atas kediaman tersebut.
Pandangannya turun pada dua sosok orang tua yang sedang berdiri di depan kediaman menyambut mereka. Wajah mereka tidak asing baginya, namun bagi Shu Yue yang sekarang, rasanya agak berbeda.
“A Yue, A Yue-ku akhirnya kembali!”
Nyonya Shu segera berlari menuruni tangga. Dia langsung memeluk Shu Yue dengan erat, penuh kehangatan.
Belasan tahun tidak berjumpa, rasanya sungguh campur aduk saat bertemu kembali dengan putri yang dibesarkan secara terpisah. Nyonya Shu sudah menantikan momen pertemuan ini, memupuk kerinduan bertahun-tahun.
“A Yue, bagaimana kabarmu selama ini? Ibu bersalah padamu, tidak bisa membesarkanmu dan menemanimu tumbuh sampai sebesar ini. Apakah kau hidup dengan baik?”
Shu Yue dihujani rentetan pertanyaan. Shu Yue hidup dengan baik, hanya saja jalannya begitu hambar dan kaku. Terlalu pasrah dan penurut, menganggap semuanya baik-baik saja.
Tapi saat semua orang tidak memedulikannya lalu perlahan melupakan keberadaannya, bagaimana itu bisa disebut baik-baik saja?
“Kenapa tidak bicara?” tanya Nyonya Shu yang khawatir karena putrinya tidak juga mengeluarkan sepatah kata pun.
“Nyonya, kami hampir dibunuh bandit gunung. Nona sangat terkejut. Nyonya lihat, kepalanya terluka dan kakinya memar,” ucap Bibi Zhou.
Nyonya Shu seketika panik dan memeriksa Shu Yue. Matanya menjadi sendu saat melihat luka di kepala yang sudah mengering.
Saat dilihat lagi, penampilan putri keempatnya begitu tidak rapi. Pakaiannya begitu polos dan sederhana.
Wajahnya tidak memakai riasan dan tidak ada perhiasan apapun di kepala maupun tubuhnya. Sama sekali tidak terlihat seperti gadis keluarga bangsawan.
“Putriku yang berharga! Kau sudah banyak menderita!”
“Sudah, kalau kau terus menahannya di sini, dia bisa sakit. Istriku, mari bawa dia masuk.”
Tuan Shu berhasil mengalihkan topik. Shu Yue dibawa masuk ke dalam kediaman, disambut dengan penuh hormat. Bahkan di aula, semua anggota Keluarga Shu sudah berkumpul dan menunggu kedatangannya.
Wajah-wajah itu terlihat asing. Hanya beberapa orang yang pernah berhubungan baik dengan Shu Yue di masa lalu yang wajahnya samar-samar diingat olehnya.
“Inikah Nona Keempat? Ya ampun, dia cantik sekali!”
Lagi-lagi Shu Yue terdiam dengan bingung. Orang-orang di Kediaman Shu terlihat sangat ramah dan hangat.
Jika memang keluarga ini begitu penyayang, lantas mengapa dia harus dibesarkan sendirian di pedesaan yang jauh?
“Kau menakuti putriku. A Yue, ini adalah paman keduamu. Saat kecil, kau sering digendong olehnya,” ucap Tuan Shu.
Shu Jingtang tertawa sambil mengangguk. Keponakan keempatnya tumbuh jadi gadis belia yang begitu cantik.
Hanya saja dia agak pendiam dan tidak pandai mengekspresikan diri. Sangat berbeda jauh dengan adiknya, yang bahkan sampai dia tiba pun tidak menunjukkan batang hidungnya.
Tuan Shu dan Nyonya Shu memperkenalkan satu per satu anggota keluarga mereka kepada Shu Yue, membantunya mengingat kembali masa lalu.
Tapi, tidak ada kesan khusus yang dirasakan oleh Shu Yue. Semua kesannya terasa samar. Mungkin karena sebelumnya sudah lama meninggalkan Kediaman Shu, ingatannya perlahan menjadi pudar.
“Bawa Nona Keempat ke Paviliun Haitang. Panggil tabib untuk memeriksa lukanya. Aku pasti akan mengusut masalah perampokan bandit gunung kali ini!”
Shu Yue diantar oleh Nyonya Shu. Nyonya Shu sangat lembut dan ramah. Dia punya jiwa keibuan. Semua ucapan dan perlakuannya terasa sangat tulus.
Shu Yue tergerak. Nyonya Shu mengingatkannya kepada ibunya yang telah meninggal dan dikubur bersama Keluarga Ruan.
“Putriku, maafkan ibumu ini. Andai saja dulu aku bisa lebih tegar menghadapi situasi, kau pasti tidak akan menderita begitu banyak. Andai saja aku lebih kuat, aku pasti akan mempertahankanmu di sini. Tidak akan membiarkanmu tumbuh besar sendirian di pedesaan.”
Shu Yue hanya terdiam mendengar Nyonya Shu meluapkan penyesalannya. Sebagai ibu, dia tidak kuat dan tidak bisa melindungi putrinya sendiri.
Shu Yue tidak tahu mengapa keluarga ini dulu membuangnya ke pedesaan. Namun, dia merasa disayangkan, karena hal itulah yang telah merenggut nyawa asli Shu Yue.
“Putriku yang berharga, ibu berjanji akan melindungi dan mempertahankanmu. Apapun yang terjadi, aku tidak akan membiarkanmu menderita lagi. Aku dan ayahmu sudah sepakat untuk mengadakan upacara kedewasaan untukmu. Bertindaklah dengan bebas, jangan takut apapun. Ibu dan ayah akan mendukungmu.”
“Ibu…”
Senyum cerah yang membahagiakan terbit di bibir Nyonya Shu. Betapa bahagianya hatinya saat mendengar suara putri keempatnya memanggilnya ibu.
Matanya berkaca-kaca. Tangan hangatnya menggenggam erat tangan kecil putrinya, enggan melepasnya.
“Nyonya, Nona Kelima jatuh sakit. Selir Fang terus menangis sepanjang hari memohon untuk bertemu Nyonya,” ucap pelayan dari luar.
Ekspresi Nyonya Shu dengan cepat berubah. Dia begitu enggan. Di saat membahagiakan seperti ini, kedua orang itu malah ingin membuat masalah. Benar-benar membuat Nyonya Shu pusing.
“A Yue, kau istirahat saja di sini. Ibu akan pergi mengurus selir ayahmu dan anaknya dulu.”
Shu Yue mengangguk. Setelah Nyonya Shu pergi, dia menarik napas dalam-dalam. Kediaman ini begitu hangat.
Namun, tampaknya tidak semua orang mau menerimanya kembali ke kediaman. Setelah mengamati beberapa saat, akhirnya ia tahu siapa yang tidak ingin dirinya kembali ke Kediaman Shu.
Jika dia ingin membalas dendam pada Ling Baichen dan Shen Jia, dia harus memanfaatkan kesempatan ini. Setidaknya, ia harus mempunyai pijakan yang jelas di kediaman ini.
Meski terlihat hangat dan ramah, namun kedalaman kediaman keluarga bangswan selalu rumit. Ia tidak mau mengulangi kesalahan yang sama dengan menjadi seorang putri yang tidak disukai.
Shu Yue sudah menderita dan meninggal sebelum bertemu dengan keluarganya. Jika tahu putri asli mereka sudah meninggal dalam perjalanan itu, mereka mungkin akan sedih.
Kisah hidup Shu Yue tidak jauh berbeda darinya, membuatnya merasakan penderitaan yang sama dan rasa sakit yang sama akibat ditinggalkan keluarga setelah direncanakan oleh orang lain.
Jika dia bisa menggantikan Shu Yue menyayangi ayah dan ibunya, bisa dibilang hal baik. Anggap saja sebagai balas budi karena Shu Yue telah menyerahkan tubuhnya kepada Ruan Shu Yue. Semua miliknya yang seharusnya dia nikmati pasti akan ia rebut kembali.
Dia ingin menulis ulang takdir Shu Yue dan menulis ulang takdirnya sendiri.
“Bibi Zhou, bisakah kau membantuku?”
Bibi ZHou bergegas masuk. “Nona punya perintah?”
“Kau orang yang cerdas dan telah bertahun-tahun bekerja di sisi ibuku. Selidiki masalah aku dikirim ke pedesaan dahulu. Lihat apakah ada yang mencurigakan atau tidak.”
Bibi Zhou sudah mencobanya, namun dia tidak pernah menemukan kejanggalan apapun. Nona Keempat kala itu dikirim ke pedesaan karena sakit-sakitan.
Seorang pendeta mengatakan dia harus dibesarkan di tempat yang tenang. Demi melindunginya, Nyonya Shu harus mengeraskan hati dan menanggung siksaan berpisah dengan anak kandung yang dilahirkan rahimnya sendiri.
Apakah sungguh ada yang aneh dari kejadian saat itu?
“Mulai dari pendetanya lebih dulu. Cari dia, aku punya beberapa pertanyaan untuknya.”
“Baik, Nona.”
Bibi Zhou diam-diam mengembuskan napas lega. Kini, Nona Keempat sepertinya bisa memainkan sebuah cara untuk mencari kebenaran atas dirinya.
Semua yang hilang darinya selama bertahun-tahun mungkin akan segera ia dapatkan kembali. Dengan begitu, upaya Nyonya Shu dan Tuan Shu tidak sia-sia.
“Adik Kelimaku itu, namanya Shu Mengli, kan? Bantu aku bersiap. Aku ingin menjenguknya.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Nini Antéh
wah bau-bau sesuatu nih🤣
2025-09-18
3
Biyan Narendra
Drama pun di mulai
2025-09-19
1