Bab.5 Aset Pribadi

Sepulang mereka dari liburan, Margaret langsung mengurus beberapa berkas untuk masuk ke kantor ayahnya. Meskipun dirinya calon penerus ayahnya, tapi Margaret harus belajar dari nol dan memulai karir dari bawah. Dirinya sudah dijadwalkan untuk wawancara dan harus mempersiapkan diri.

Meski wawancara ini merupakan bentuk formalitas, tapi Margaret tak ingin diremehkan sebagai putri pemilik perusahaan. Dirinya akan menunjukkan kemampuannya dengan baik. Dan pada waktu wawancara semuanya berjalan dengan baik. Margaret menjawab berbagai pertanyaan dengan benar dan menyelesaikannya dengan cepat.

Setelah semua dilalui, Margaret sudah diterima sebagai karyawan kontrak di perusahaan ayahnya. Lalu, minggu depan dirinya sudah mulai bisa bekerja. Sementara Cathy, mulai waspada karena Margaret ditempatkan di kantor pusat tempatnya bekerja.

"Bagaimana bisa anak bawang itu langsung masuk ke kantor pusat?? Padahal katanya David akan menyerahkan masalah ini pada bawahannya." umpatnya kesal.

Tentu saja itu memang pendapat HRD yang mewawancarai Margaret. Apalagi Margaret sebelumnya pernah magang di perusahaan besar dan memiliki kualifikasi yang bagus. Berbagai setifikat dan penghargaan pernah diraihnya semasa menjadi mahasiswa.

Cathy yang langsung mencaritahu alasan penerimaan Margaret pun mengepalkan tangannya kesal. Dengan adanya Margaret di perusahaan, dirinya tak bisa lagi bebas bersama David tanpa alasan pekerjaan.

"Cih, anak sia**an itu akan jadi pengganggu..!" gerutunya sembari mengigit kukunya.

....

Sementara itu di tempat lain, Chyntia sedang berada di toko perhiasan. Dirinya berniat menjual beberapa emas batang yang ia miliki untuk membeli aset pribadi. Dirinya juga menjual beberapa perhiasan yang sudah jarang ia gunakan.

Uang hasil penjualan perhiasannya akan ia gunakan untuk membeli rumah atau apartemen yang akan ia tinggali setelah bercerai. Mencari rumah tidaklah mudah karena banyak faktor, seperti lokasi yang rawan banjir, tempat yg kurang strategis dan semacamnya. Hingga Chyntia memutuskan mencari apartemen saja.

Beberapa tempat ia datangi, dan juga dirinya melihat-lihat apartemen selingkuhan suaminya. Setidaknya putrinya harus tinggal di apartemen yg lebih baik dari wanita gila itu. Dan Chyntia memilih apartemen yg cukup mewah serta akses yang bagus.

"Pak, saja setuju unit yang ini.." ucap Chyntia.

"Baik bu, mari kita segera proses."

Masalah tempat tinggal pun selesai, kini Chyntia tinggal mengurus beberapa hal terkait harta pribadinya. Serta bagaimana caranya memiliki penghasilan karena selama ini dirinya hanyalah ibu rumah tangga.

"Apakah dengan penghasilan sewa tempat ini cukup untuk biaya hidupku dan putriku??" gumamnya saat menatap ruko-ruko yang ia miliki.

Chyntia mulai menghitung, setiap pemasukan dan pengeluarannya dalam satu bulan. Lalu belajar untuk hidup tanpa asisten rumah tangga dengan melakukan pekerjaan sederhana sendiri. Ia tahu sekali sangat sulit mencari asisten rumah tangga yang bisa dipercaya. Apalagi tempat tinggalnya nanti adalah apartemen yang lebih kecil dari rumahnya.

Satu persatu mulai ia kerjakan hingga tak terasa tiga bulan sudah berlalu. Chyntia mulai terbiasa dengan pengaturan baru dalam hidupnya. Dirinya sudah jarang berbelanja barang mewah dan memilih untuk membeli beberapa aset saat tabungannya cukup. Tapi hanya sesekali dirinya berbelanja bersama putrinya agar suaminya tidak curiga.

...

Tapi sisi lain, Margaret yang seorang pegawai baru memiliki banyak tugas dan pekerjaan padahal dirinya juga baru mempelajari beberapa hal. Tekanan demi tekanan pun mulai menghampirinya. Tentu semua itu tak lain ulah dari Cathy. Cathy meminta atasan Margaret untuk mendidiknya dengan tegas dan memberinya tugas yang banyak agar dirinya siap menjadi penerus ayahnya. Serta dalih agar tidak ada rumor bahwa Margaret adalah putri yang dimanja.

"Apa ini benar tugas seorang staf baru??" gumam Margaret melihat tumpukan pekerjaannya.

Hampir setiap harinya Margaret lembur dan pulang tengah malam. David sama sekali tak tahu itu, justru Cathy mengatakan hal yang sebaliknya. Cathy berkata kalau Margaret mendapat atasan yang baik dan tidak mempersulitnya. Margaret juga tidak pernah lembur karena anak baru. Begitulah kebohongan Cathy pada David.

Hingga suatu malam, Margaret baru pulang bekerja dan berpapasan dengan David yang baru saja pulang dari apartemen Cathy.

"Margie, kau darimana saja jam segini baru pulang?" tanya David.

"Memang darimana lagi pa kalau bukan kantor? Pakaianku saja begini masa habis main." ucap Margaret.

"Kau lembur? Ya, itu normal sayang." balas David.

"Iya pa, aku lelah. Aku mau masuk duluan." ucap Margaret sambil menyeret kakinya.

"Margie-ku kelihatan lelah sekali. Apa mereka sungguh memberikannya banyak pekerjaan?" gumamnya.

Esok harinya David menghubungi atasan Margaret, Julius. Dirinya ingin mengevaluasi hasil kerja putrinya.

"Jadi bagaimana hasil kinerja putriku?" tanya David.

"Sempurna" jawab Julius.

"Ini adalah tugas-tugas yang dikerjakan oleh nona." ucap Julius menyerahkan sebuah disk dan beberapa dokumen pada David.

"I-ini semua Margie yang mengerjakannya?" tanya David.

"Benar tuan, nona mengerjakannya dengan baik." ucap Julius.

"Pantas saja dirinya selalu kelelahan setiap hari. Apa kau sudah tidak waras memberi tugas pada anak baru sebanyak ini?" tanya David.

"T-tapi bukankah ini perintah tuan?"

"Perintahku? Kapan?"

" Cathy yang mengatakannya agar nona tidak mendapat rumor buruk." ucapnya.

"Haaa.. Yasudah, kurangi sedikit tugasnya. Kalau putriku sakit kau akan menerima hukuman." ucap David.

"B-baik tuan, mohon maafkan kelancanganku." ucap Julius takut.

"Yasudah, kau kembalilah dan lakukan perintahku." ucap David.

"Baik tuan." ucapnya lalu pergi.

David pun membaca laporan demi laporan yang dibuat oleh Margaret. Rasa bangga dan haru pun dirasakannya saat melihat hasil kerja putrinya, tapi ada juga penyesalan karena tekanan yang dihadapi putrinya. Pasti tidak mudah terlahir sebagai putri pemilik perusahaan.

"Sayang sedang baca apa?" tanya Cathy.

"Ini tugas Margie-ku.." ucapnya bangga.

"Wah, melihat reaksimu nampaknya nona cukup pintar." ucap Cathy.

"Bukan hanya cukup tapi sangat pintar." jawabnya tersenyum.

"Mungkin beberapa tahun lagi dia akan naik jabatan." ucap David.

"Oh iya, tentu." balas Cathy tersenyum padahal hatinya kesal setengah mati.

"Bagaimana bisa anak sia**n itu mengerjakan semua tugas ini dengan benar??" umpatnya dalam hati.

....

Sementara itu, Margaret pun dipanggil Julius ke ruangannya.

"Permisi.."

"Masuk.." ucap Julius.

"Ada apa pak?" tanya Margaret.

"Tuan David sangat senang dengan hasil kerjamu, aku baru saja melaporkan semuanya." ucap Julius.

"Oh begitu.." balas Margaret.

"Margaret, tuan itu menyayangimu, kau harus lihat betapa bahagianya saat tuan membaca semua laporanmu. Lalu untuk hasil kerja kerasmu kau layak dapat bonus." ucap Julius.

"Sungguh pak?" tanya Margaret.

"Tentu, pekerjaanmu sangat rapi layaknya karyawan yang sudah bekerja 2 tahun.." ucap Julius.

"Terimakasih pak." ucap Margaret.

"Tetap semangat dan jangan lengah, ini masih awal dari segalanya." ucap Julius.

"Baik pak." ucap Margaret.

Begitulah hiburan kecil yang didapat Margaret dari hasil lemburnya selama tiga bulan terakhir ini. Bahkan pekerjaanya sedikit berkurang mulai hari itu.

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!