Membatalkan Pertunangan

Kuda singa berlari cepat di jalanan lebar Kota Nanfeng, menyebabkan deretan bangunan menghilang dengan cepat.

Bagian dalam kereta cukup luas, dan suhunya cukup nyaman. Luo Chen dan Jiang Meilin duduk berhadapan, dengan meja teh kecil di antara mereka.

Keduanya duduk tenang tanpa banyak bertukar kata. Luo Chen hanya duduk sambil memejamkan mata, sementara Jiang Meilin membuka buku dan membacanya dengan saksama.

Setelah lama terdiam, Jiang Meilin mengedipkan bulu matanya yang panjang, mengangkat wajahnya yang ramping, lalu menatap Luo Chen dengan mata emasnya.

"Sepertinya kata-kata yang kuucapkan di Akademi Nanfeng bertahun-tahun yang lalu telah merepotkanmu. Aku sangat menyesal."

Luo Chen membuka mata dan balas menatap Jiang Meilin. Setelah puas memperhatikan parasnya yang menawan serta aura keganasannya, Luo Chen terkekeh.

"Aku tidak melihat ketulusan dalam permintaan maaf ini. Jika kamu tulus, izinkan aku membatalkan pertunangan kita."

Jiang Meilin membolak-balik beberapa halaman lagi. "Apakah ini kisah 'permintaan pembatalan' yang legendaris itu? Tapi menurut alur naskahnya, seharusnya aku lah yang mengajukan permintaan ini. Apa mungkin kamu salah paham?"

Luo Chen terkejut dengan humor datar yang tiba-tiba ditunjukkan Jiang Meilin. Untuk sesaat, ia bingung harus tertawa atau menangis.

Jiang Meilin mengangkat kepalanya dan melirik Luo Chen, lalu berkata dengan tenang, "Ada masalah apa? Apa kamu takut pertunangan kita akan menimbulkan lebih banyak masalah lagi di masa depan?"

Luo Chen terdiam sejenak, lalu menggelengkan kepalanya. "Aku khawatir aku akan menghambatmu. Tidak ada alasan bagi gadis sepertimu untuk terbebani oleh pertunangan yang tidak perlu."

"Tahukah kamu berapa kali ayahku dihajar habis-habisan oleh ibuku karena pertunangan ini? Nah, aku pribadi mendukung ibuku menghajarnya karena dia punya ide bodoh seperti itu. Tapi masalahnya, setiap kali ibuku selesai menghajar ayahku, dia akan ganti menghajarku."

Tatapan kesal muncul di mata Luo Chen saat ia membahas masalah ini.

Sedangkan Jiang Meilin, ketika ia mengingat kembali bagaimana wanita yang biasanya lembut itu berulang kali memukuli Luo Chen dan ayahnya, bibir merahnya yang mungil langsung bergetar geli. Setelah itu, ia kembali tenang dan menggelengkan kepalanya. "Aku tidak khawatir."

Luo Chen merasakan sakit kepala. "Lalu bagaimana kalau nanti kamu jatuh cinta pada orang lain? Ini akan menjadi masalah konyol."

Jiang Meilin tersenyum tenang. "Sulit menemukan orang yang bisa membuatku jatuh cinta. Aku cukup pemilih. Apalagi kita berdua telah bertunangan, mustahil aku akan memberikan hatiku kepada orang lain."

Luo Chen menatap tajam Jiang Meilin. Tiba-tiba, nada marah terdengar di suaranya.

"Jiang Meilin, apa yang kamu pikirkan? Aku tahu orangtuaku memperlakukanmu dengan baik, dan kamu sangat berterima kasih kepada mereka, tapi kamu tidak perlu mengungkapkan rasa terimakasihmu dengan cara seperti ini."

"Memangnya kau anggap aku ini apa? Objek untuk menunjukkan rasa terima kasihmu? Kamu mungkin menyetujui pertunangan ini, tapi aku tidak pernah melakukannya!"

Kemarahan Luo Chen yang tiba-tiba, mengejutkan Jiang Meilin. Ia menatap Luo Chen dengan mata emasnya dan termenung untuk waktu yang lama, sebelum sedikit menundukkan kepalanya. "Maafkan aku. Kuakui aku tidak mempertimbangkan perasaanmu."

Melihat ini, Luo Chen memanfaatkan situasi. "Kalau begitu, kita harus ..."

"Tapi!" Jiang Meilin mengangkat kepalanya lagi, lalu menatap Luo Chen dengan saksama.

"Kamu tahu kan aturan Dewan kita? Jika dua anggota keluarga tidak bisa mencapai kesepakatan, satu-satunya cara untuk menyelesaikannya adalah melalui duel. Pemenangnya lah yang berhak membuat keputusan akhir."

Ini adalah aturan yang ditetapkan ibu Luo Chen, dan berlaku untuk semua perselisihan di dalam keluarga. Jadi setiap kali ia dan ayah Luo Chen bertengkar, ia akan menyingsingkan lengan bajunya dan menyeret lelaki tua itu ke tempat latihan untuk berkelahi.

"Jika kamu benar-benar tidak mau bertunangan denganku, kita bisa pergi ke tempat latihan keluarga dan menyelesaikannya sesuai dengan peraturan keluarga kita," kata Jiang Meilin dengan tenang.

Wajah Luo Chen menegang sejenak sebelum berbagai ekspresi melintas di wajahnya. Akhirnya, ia menggertakkan giginya dan berkata dengan geram,

"Jiang Meilin, kamu keterlaluan! Aku masih dalam tahap awal Sepuluh Segel. Bagaimana mungkin aku bisa melawanmu, seorang Iblis Bumi?"

Untuk para kultivator yang telah membangun istana resonansi, mereka dianggap telah memasuki tahap paling dasar, tahap Sepuluh Segel. Setelah melewati tahap itu, barulah mereka memasuki tahap Master Resonansi, yang dianggap telah benar-benar memulai jalur kultivasi.

Ada tiga level utama untuk tahap Master Resonansi – Jenderal, Adipati, dan Raja. Untuk level Jenderal sendiri terdiri dari dua sub-level; level atas dikenal sebagai Jenderal Biduk Surgawi, sementara sub-level bawah dikenal sebagai Jenderal Iblis Bumi.

Sedangkan untuk Jiang Meilin, dia sudah berada di level Jenderal Iblis Bumi.

Sungguh menakjubkan bagi seseorang yang begitu muda untuk bisa menjadi Jenderal Iblis Bumi. Semua orang benar-benar kagum dengan bakat Jiang Meilin. Beberapa bahkan menduga bahwa ia akan segera memecahkan rekor sebagai Adipati termuda Kerajaan Xia.

Bagi seorang Jenderal Iblis Bumi seperti dia, bertarung melawan Luo Chen yang masih dalam tahap Sepuluh Segel, dia bisa saja membunuh Luo Chen hanya dengan serangan telapak tangan yang tidak disengaja.

Jiang Meilin menyimpan bukunya, lalu berkata dengan nada menyesal, "Sepertinya kamu tidak mau menerima lamaranku. Tidak ada lagi yang bisa kulakukan."

Luo Chen sangat marah hingga gemetar. "Ada apa sebenarnya dengan dunia ini? Mengapa begitu sulit bagiku untuk membatalkan pertunanganku sendiri?"

Lalu ia berbalik menatap kosong ke luar jendela kereta. Dari sudut matanya, ia masih bisa melihat sekilas Jiang Meilin. Khususnya, wajahnya yang begitu mempesona dan mata emasnya yang begitu murni dan memabukkan.

Luo Chen menghela nafas dan berkata dengan suara yang jauh lebih tenang, "Kakak Meilin, kita sudah saling kenal bertahun-tahun. Aku tahu betul perasaanmu padaku. Apa gunanya bertunangan kalau cinta saja tidak ada?"

Jiang Meilin terdiam sejenak sebelum berkata, "Anak tujuh belas tahun sepertimu seharusnya tidak bersikap sok tahu. Tapi harus kuakui kata-katamu memang masuk akal."

"Namun aku sama sekali tidak tertarik pada pria lain. Sedangkan untukmu, setidaknya aku tidak merasa kamu menjijikkan."

Luo Chen tertawa getir. "Kakak Meilin, alasan utamamu mengatur pertunangan ini adalah untuk menunjukkan rasa terimakasihmu kepada orang tuaku kan?"

"Aku yakin perasaanmu terhadap mereka jauh lebih kuat daripada perasaanmu kepadaku. Tapi... aku benar-benar tidak membutuhkan rasa terimakasih seperti ini."

Lalu, Luo Chen menundukkan kepalanya dan berkata dengan suara pelan,

"Aku tahu tidak akan mudah membuatmu membatalkan pertunangan ini, tapi..." Ia mengangkat kepalanya untuk menatap langsung ke mata Luo Chen. "Aku harap kamu akan memberiku dan dirimu sendiri, kesempatan."

Luo Chen terdiam sejenak, lalu melanjutkan. “Ayo kita buat sebuah kesepakatan. Aku tidak cukup kuat untuk mengelola Rumah kita, jadi untuk sementara waktu kamu lah yang mengambil alih atas namaku."

"Namun suatu hari nanti, aku akan mengambil alih kendali. Jika pada hari itu kamu bisa mengembalikan Rumah yang kurang lebih sama kuat dan makmurnya dengan yang dulu, maka sebagai rasa terimakasihku, aku akan memberikanmu kebebasan dari perjanjian ini. Setuju?”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!