Satu jam setelah pesta berakhir, Arabella berdiri di balkon hotel tempat Marcello menginap. Angin malam menggoda helaian rambut panjangnya. Ia termenung sembari menatap langit gelap di penuhi bintang malam.
"Apa dia sudah tahu identitas ku? Caranya memandang ku seperti seorang pria yang tidak membutuhkan pasangan, melainkan seperti seorang pria yang tahu kalau aku sedang berbohong."
Dari balik bayangan malam, suara dingin seorang pria terdengar memenuhi telinganya.
"Kau melakukan kesalahan yang sama, Bella. Kau terbawa suasana dalam sandiwara yang kau buat."
Arabella membalikkan tubuhnya dengan cepat. Seorang pria bersandar di dinding balkon sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Ia mengenakan jaket kulit hitam dan membawa aroma tembakau yang familiar.
Raut wajah Arabella berubah datar dan dingin saat bertatapan dengan mata biru pria itu.
Pria itu merupakan Jacob. Pria dari masa lalu Arabella. Satu-satunya pria yang pernah membuatnya jatuh cinta sedalam-dalamnya hingga membuatnya berhenti menjadi mesin tanpa hati. Dia merupakan pembunuh bayaran yang paling dicari di seluruh Asia.
"Sudah berapa lama kau mengikuti ku?" tanya Arabella dengan tatapan tajam.
Jacob tersenyum menyeringai, mata birunya menatap Arabella dengan tajam di bawah cahaya remang kota.
"Aku sudah cukup lama tahu kalau kau sudah mulai melunak dengan Marcello."
"Dia target!"cibir Arabella.
"Bukan itu yang kulihat saat kalian berdansa di atas panggung." balas Jacob dengan cepat, dengan tatapan menusuk.
"Kau melupakan misi! Atau lebih buruknya... kau melupakan kita!"
"Apa kau cemburu?" cibir Arabella dan tersenyum sinis.
Jacob terdiam dan tak bisa berkata-kata.
"Tidak ada kata "Kita", Jacob! Sudah sejak lama!" tegas Arabella mengalihkan pandangannya kearah lain.
Hening. Keheningan mereka seperti ladang ranjau. Tak ada satupun dari mereka berdua yang mulai angkat bicara setelah perdebatan singkat itu.
Jacob melangkah mendekati Arabella dan menatapnya dari jarak yang lebih dekat.
"Dengar baik-baik, Arabella. Mereka tidak akan peduli jika kau jatuh cinta dengan Marcello. Tapi mereka akan melakukan hal yang sangat kejam jika kau gagal menyelesaikan misi mu!"
Arabella mengalihkan pandangannya kearah Jacob. "Dan kau! Apa kau akan membunuhku jika misi ku gagal?"
Jacob mendekatkan wajahnya. Nafas mereka hanya terpisah satu inci.
"Aku akan membunuh siapa pun... yang membuat mu lupa siapa dirimu sebenarnya."
Tangan Arabella mengepal kuat mendengar jawaban Jacob.
#
#
#
Di dalam kamar hotel lain
Marcello menatap layar laptopnya. Ia membuka sebuah file yang tidak bisa diakses oleh orang biasa.
Data intelejen perusahaan militer swasta
Marcello membaca informasi yang Ia cari sejak tadi. Dahinya berkerut membaca semua informasi yang tercantum di dalamnya.
"Apa yang kau sembunyikan dariku..."
Marcello kembali menutup laptopnya dan melangkah kearah kasur. Ia membaringkan tubuhnya disana dan menatap langit-langit kamar hotel dengan raut wajah datar.
"Nyx Division." gumam Marcello tersenyum menyeringai.
Nyx Division merupakan organisasi bayangan yang terdiri dari pembunuh elit, infiltrator, dan agen manipulasi tingkat tinggi.
Setiap anggotanya dilatih sejak muda, otak mereka dicuci, dan diberi identitas baru. Misi mereka biasanya menjatuhkan pemerintahan, membunuh presiden, dan membuat negara bangkrut tanpa jejak.
Arabella merupakan salah satu anggota yang tergabung di dalamnya. Tugasnya sebagai eksekutor dan infiltrator.
#
#
#
Markas Nyx Division
Dindingnya hitam, dan kamera tersembunyi mengikuti setiap gerakan. Seorang wanita dengan jas putih yang membalut tubuhnya berdiri di depan layar hologram. Ia menatap potret Arabella yang sedang berdansa dengan Marcello.
Wanita itu merupakan pemimpin operasi Nyx wilayah Asia. Suaranya terdengar dingin saat berbicara melalui sambungan interkom. Raut wajahnya datar dan terkesan sangat angkuh.
"Agen V sudah terlalu lama bersama target. Kirim aktivator. Jika Arabella gagal melakukan misinya membunuh Marcello dalam tiga hari. Habisi mereka berdua."
Dari sudut ruangan, seorang pria bertopeng hitam mengangguk dan berjalan pergi dari sana.
Pria bertopeng itu bernama Remon. Ia merupakan aktivator yang ditugaskan membersihkan kegagalan dalam misi.
#
#
#
Jakarta
Arabella membuka koper hitam rahasia di balik cermin kamar mandi. Di dalamnya terdapat paspor palsu, alat pemantau, pistol kecil dan ponsel satu arah yang hanya bisa menerima pesan dari Nyx.
Layar ponsel itu tiba-tiba menyala menandakan pesan masuk.
"Aktivasi kode merah, batas waktu 72 jam. Marcello harus dieksekusi."
Tangan Arabella mengepal erat untuk sesaat. Untuk pertama kalinya, Ia ingin melarikan diri saat itu juga.
"Bahkan jika aku ingin melarikan diri, tak ada satupun orang yang bisa keluar dari Nyx Division hidup-hidup."
#
#
#
Di sebuah gedung tua, Jacob berdiri sendirian sembari menatap lampu kota dari kejauhan.
Tangannya menggenggam sebuah liontin kecil, yang pernah Ia berikan kepada Arabella beberapa tahun lalu, sebelum mereka dipisahkan oleh pelatihan brutal dan misi berdarah.
"Kalau sampai mereka mengirim aktivator dari markas, aku tidak akan membiarkan mu mati." gumamnya dengan wajah sendu, tapi tatapan matanya tetap tajam.
Malam itu, tiga pembunuh dengan masa lalu yang saling terikat mulai bergerak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments