Pagi itu, kabut tipis menyelimuti Desa Qinghe. Dari kejauhan, barisan pegunungan menjulang biru keabu-abuan, seakan memanggil siapa pun yang haus akan pengalaman. Jian Yu berdiri di ujung jalan desa, membawa pedang Qing Feng di punggung dan sebuah tas sederhana berisi makanan kering.
“Gunung Utara… tempat para pemburu mencari akar roh dan tumbuhan obat,” gumamnya pelan. “Jika ingin benar-benar menguji diriku, di sanalah aku harus memulai.”
Ia melangkah meninggalkan desa. Jalan setapak yang ia lalui dikelilingi sawah yang masih basah oleh embun. Suara ayam jantan terdengar samar dari belakang, mengingatkannya pada pagi-pagi di dunia lamanya. Namun kali ini, tujuannya bukan lagi sekadar bertahan hidup. Ia ingin menguji kekuatan barunya.
Setelah beberapa jam berjalan, ia tiba di kaki Gunung Utara. Hutan bambu berdiri rapat, angin yang melewati batang-batangnya menghasilkan suara berderik seperti musik alam. Udara di sini jauh lebih segar, dan Jian Yu merasakan konsentrasi energi spiritual lebih pekat dibanding desa.
Panel sistem tiba-tiba muncul di hadapannya.
[Lokasi baru terdeteksi: Pegunungan Utara]
[Bonus area: Penyerapan Qi meningkat ]
Jian Yu tersenyum tipis. “Tempat ini memang cocok untuk melatih diri.”
Ia naik perlahan, menyusuri jalur sempit berbatu. Di beberapa tempat, akar pepohonan menonjol keluar, membuat jalannya licin. Setelah setengah hari mendaki, ia menemukan sebuah celah lembah yang tenang. Di tengahnya tumbuh sebatang pohon kecil dengan buah-buah merah menyala yang berkilau samar.
Mata Jian Yu menyipit. Ia pernah mendengar nya dari beberapa pemuda yg ada di desa . Buah Qi Darah, tanaman langka yang dapat memperkuat dantian bagi kultivator tahap awal.
Namun saat ia mendekat, suara langkah lain terdengar dari arah berlawanan. Seorang pemuda sebaya muncul dari balik semak, mengenakan pakaian pemburu berwarna cokelat. Wajahnya keras, matanya tajam seperti serigala.
“Buah itu milikku,” ucap pemuda itu dengan nada dingin. “Aku menemukannya lebih dulu.”
Jian Yu menatapnya tanpa gentar. “Aku yang sampai duluan di sini. Jika kau ingin buah itu, kita bisa bicara baik-baik.”
Pemuda itu terkekeh. “Kau pikir dunia ini peduli siapa yang lebih dulu datang? Di hutan, yang terkuatlah yang berhak mengambil.” Ia mencabut golok besi dari pinggangnya.
Jian Yu menghela napas pendek. “Kalau begitu, biarkan pedang yang bicara.”
Pertarungan pun pecah. Golok pemuda itu menghantam keras, memotong udara dengan tenaga kasar. Jian Yu mengangkat pedangnya, menangkis serangan. Tubuhnya sedikit tergetar, tapi matanya tetap fokus.
Ia mulai mengalirkan Qi ke pedang Qing Feng. Gerakan “Angin Mengalir” yang baru ia pelajari membuat langkahnya lebih ringan, tubuhnya bergerak mengikuti arus angin di sekitarnya. Bilah pedang meluncur cepat, menangkis dan mengalihkan golok lawan, hingga percikan api kecil muncul dari benturan logam.
“Teknik apa ini?” Pemuda itu terkejut. “Seorang pemuda desa sepertimu bisa punya kemampuan seperti itu?”
Jian Yu tidak menjawab. Ia memutar tubuh, menebas dari samping. Bilah pedangnya menempel di golok lawan, lalu mendorongnya ke tanah. Pemuda itu tersungkur, goloknya terlepas. Jian Yu menempelkan ujung pedangnya ke lehernya.
“Buah Qi Darah cukup untuk kita berdua,” kata Jian Yu dengan tenang. “Ambil satu, dan aku ambil satu. Tak perlu darah tertumpah sia-sia.”
Pemuda itu menggertakkan gigi, tapi akhirnya mengangguk. “Baiklah. Aku tak akan lupa wajahmu, Suatu hari nanti aku akan membalas ini.”
Ia meraih satu buah, lalu beranjak pergi. Jian Yu menurunkan pedangnya, baru kemudian mengambil sisanya. Buah itu terasa hangat di tangannya, seakan mengalirkan energi halus ke kulitnya.
Panel sistem kembali muncul.
[Item diperoleh: Buah Qi Darah x1]
[Efek: Mempercepat penguatan dantian, memperkuat tubuh bagian dalam]
[Apakah ingin langsung digunakan?]
Jian Yu menatap buah itu sejenak, lalu duduk bersila di bawah pohon. Ia memilih ya. Buah itu meleleh begitu saja di mulutnya, meninggalkan rasa manis dan sedikit pahit.
Energi panas langsung menyebar ke seluruh tubuhnya. Dantian bergetar, Qi yang ia kumpulkan selama ini seperti tersedot dan dipadatkan. Peluh dingin membasahi punggungnya. Tubuhnya gemetar, tulang-tulang berbunyi halus seperti bambu yang ditekan.
Di dalam kesadarannya, ia melihat bayangan dantian yang semula samar kini berputar lebih cepat, menghisap energi buah tersebut dan memperkuat fondasi tahapnya.
Panel sistem berbunyi.
[Selamat! Anda naik ke tahap Pembentukan Dantian tingkat 3]
[Hadiah tambahan: +1 Fragmen Teknik “Angin Mengalir”diperlukan 1 lagi]
Jian Yu membuka mata. Napasnya berat, namun matanya bersinar tajam. “Hanya satu buah, tapi perubahannya luar biasa. Pegunungan ini benar-benar tempat yang tepat.”
Ia berdiri, mengikat pedang di punggungnya kembali. Perjalanan baru saja dimulai, dan ia tahu di balik setiap lembah akan ada bahaya dan peluang yang menunggu.
Langkah Jian Yu semakin mantap menembus jalur sempit berbatu. Semak belukar yang tinggi nyaris menutupi tubuhnya, sementara suara burung-burung hutan terdengar bersahut-sahutan dari kejauhan. Pegunungan Utara tidak pernah sepi; setiap lekuk tanah menyimpan kemungkinan bahaya.
Udara di sini terasa lebih berat, dipenuhi aroma tanah basah dan dedaunan hancur. Jian Yu bisa merasakan energi spiritual yang lebih pekat meresap ke kulitnya. Setiap tarikan napas memberi sedikit tambahan kekuatan pada dantiannya yang baru saja mencapai tahap ketiga.
Namun ketenangan itu tidak bertahan lama. Dari kejauhan, suara gaduh terdengar: benturan logam, teriakan, dan lolongan binatang. Jian Yu menahan langkah, mendekat perlahan, dan akhirnya melihat sebuah lapangan kecil di balik pepohonan.
Di sana, sekelompok lima orang pemuda berbadan tegap sedang mengurung seekor Serigala Batu, binatang buas dengan bulu kelabu keras seperti sisik. Binatang itu melompat ganas, namun tiap kali ia menyerang, tombak dan pedang para pemuda itu menusuk balik, membuat tanah penuh jejak darah.
Pemimpin mereka, seorang pemuda berusia sekitar dua puluh tahun dengan wajah penuh bekas luka, berteriak lantang. “Cepat habisi! Kulitnya bisa dijual mahal, dan intinya bisa jadi bahan pil untuk memperkuat tubuh.”
Serigala Batu meraung, lalu ambruk setelah menerima hantaman tombak di dadanya. Para pemuda itu bersorak.
Jian Yu memperhatikan dari balik semak. Ia bisa melihat dengan jelas: kelompok ini bukan pemburu biasa. Gerakan mereka terlatih, dan pakaian yang mereka kenakan seragam
hitam dengan lambang bunga teratai perak di dada.
Salah satu dari mereka memungut kantong kristal dari tubuh serigala. “Kakak Han, kita dapatkan inti roh tingkat rendah. Jika terus seperti ini, kita bisa membeli tempat di Akademi Qinghe dengan mudah.”
Han, pemimpin mereka, tertawa keras. “Akademi? Dengan hasil berburu seperti ini, aku bahkan bisa menolak tawaran Akademi. Dunia luar jauh lebih luas daripada sekadar ruang belajar para cendekia!”
Saat mereka sibuk membicarakan hasil buruan, tiba-tiba salah seorang anggota kelompok menoleh ke arah semak. “Kakak, ada yang mengintip.”
Jian Yu tahu dirinya sudah ketahuan. Ia keluar perlahan dengan tangan masih berada di samping pedang.
Han menyipitkan mata. “Seorang bocah desa? Berani sekali kau mengikuti kami.”
“Aku tidak mengikuti,” jawab Jian Yu tenang. “Aku hanya lewat dan melihat pertarungan kalian.”
Han tertawa pendek, lalu melangkah maju. “Kalau begitu kau juga melihat hasil buruan kami. Kau tahu aturan di gunung? Siapa pun yang melihat bisa jadi ancaman. Jadi, beri kami alasan kenapa kau tak pantas kami habisi di sini.”
Para anggota kelompok lain mulai mengepung, wajah mereka menyeringai penuh tantangan.
Jian Yu menarik napas dalam. Qi dalam tubuhnya mengalir, pedang Qing Feng sedikit bergetar di punggungnya, seolah siap dipanggil.
“Aku tidak berniat mencampuri urusan kalian,” katanya dengan suara mantap. “Tapi jika kalian memaksaku, aku tidak akan diam saja.”
Han mendengus. “Bocah sombong. Habis ini kau akan tahu apa artinya mengganggu pemburu ” Ia memberi isyarat dengan tangan. “Tangkap dia.”
Tiga orang langsung maju. Salah satunya menebaskan pedang pendek, yang lain melompat sambil mengayunkan tombak, sementara yang ketiga menyerang dengan tinju yang berlapis Qi tipis.
Jian Yu menarik pedangnya dengan cepat. Gerakan “Angin Mengalir” langsung aktif. Langkahnya ringan, tubuhnya bergeser seperti tertiup angin, menangkis pedang pertama lalu menepis tombak dengan hentakan balik. Tubuhnya berputar, bilah pedang berkilau memantulkan cahaya matahari, menahan tinju yang datang dari samping.
Benturan Qi membuat daun-daun beterbangan.
Pemimpin tersebut mengangkat alisnya, terkejut. “Dia baru di tahap Pembentukan Dantian, tapi gerakannya…”
Jian Yu menangkis tiga serangan bertubi-tubi, lalu mendorong lawannya mundur dengan ayunan pedang yang lebar. Ujung pedang nyaris mengenai pipi salah satu pemuda, meninggalkan goresan tipis.
Para pemburu itu terhenti sejenak.
“Apa kalian masih ingin memaksa?” Jian Yu menatap mereka dengan dingin. “Aku tidak ingin membuang waktu melawan orang-orang yang hanya ingin mencari masalah.”
Pemimpin mereka diam sejenak, lalu tertawa keras. “Kau punya keberanian, bocah. Baiklah, aku beri kau jalan hari ini. Tapi ingat, Pegunungan Utara bukan tempat anak desa mencari keberuntungan. Jika kau terus masuk lebih dalam, jangan salahkan kami kalau kau tak pernah kembali.”
Mereka pergi meninggalkan Jian Yu dengan bangkai Serigala Batu di belakang.
Jian Yu menghela napas, memasukkan pedang ke sarungnya kembali. “ sepertinya mereka akan jadi masalah di kemudian hari, tapi ya sudahlah peduli apa aku.”
Panel sistem berbunyi.
[Pengalaman bertarung meningkat.]
[Hadiah: +10 poin pengalaman.]
Jian Yu tersenyum tipis. Ia menatap lebih dalam ke arah pegunungan, lalu melanjutkan langkahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments