Bab 3: Langkah Pertama yang Sulit

Sinar mentari pagi pertama menembus celah-celah jendela yang lapuk, menerangi partikel debu yang menari-nari di udara kamar Xiao Chen yang sederhana. Untuk pertama kalinya dalam empat tahun, ia tidak terbangun dengan perasaan hampa dan putus asa. Sebaliknya, ada sebuah ketenangan yang dalam dan sebuah percikan antisipasi yang membara di dadanya.

Dia membuka matanya. Dunia tampak sama, tetapi baginya, segalanya telah berubah.

Xiao Chen memfokuskan kesadarannya ke dalam tubuhnya, ke dantian-nya. Di sana, di pusat lautan spiritualnya yang dulu kosong, seutas energi berwarna kelabu-keemasan berputar dengan pelan. Ukurannya sangat kecil, tidak lebih besar dari sebutir beras, tetapi kepadatan dan kekuatan yang dikandungnya terasa seperti sebuah galaksi yang terkompresi. Ini adalah Qi Kekacauan miliknya.

Dia bisa merasakan dengan jelas betapa berbedanya energi ini. Qi yang dulu ia kumpulkan terasa seperti kabut, tipis dan mudah buyar. Sementara Qi Kekacauan ini terasa seperti merkuri cair—berat, padat, dan mengandung kekuatan ledakan yang menakutkan.

"Mari kita coba lagi," bisiknya penuh semangat.

Dia kembali duduk bersila, menutup matanya, dan mengoperasikan Sutra Hati Naga Langit sekali lagi. Seketika, energi spiritual dari langit dan bumi di sekitarnya tersedot ke arahnya, membentuk pusaran tak terlihat dengan dia sebagai pusatnya. Jumlah Qi yang ia tarik kini setidaknya sepuluh kali lebih banyak dari sebelumnya.

Energi itu membanjiri meridiannya. Namun, proses pemurnian yang aneh dimulai. Seperti ribuan penggilingan kecil, meridiannya yang diaktifkan oleh sutra itu mulai memproses Qi dunia yang deras. Sebagian besar energi—lebih dari sembilan puluh sembilan persen—yang dianggap "kotor" oleh Tubuh Kekacauan Primordial, langsung dibuang kembali ke atmosfer. Hanya esensi paling murni yang tersisa, yang kemudian diubah menjadi setetes kecil Qi Kekacauan dan menyatu dengan untaian pertama di dantian-nya.

Setelah satu jam penuh berkultivasi tanpa henti, dengan keringat membasahi dahinya, Xiao Chen membuka matanya dengan ekspresi yang rumit.

Dia berhasil menghasilkan setetes lagi Qi Kekacauan. Kekuatannya terasa sedikit lebih solid. Tetapi pada saat yang sama, hatinya terasa berat.

"Dengan kecepatan seperti ini..." gumamnya, "...bahkan jika aku berkultivasi dua puluh empat jam sehari, aku mungkin butuh satu tahun penuh hanya untuk mencapai tingkat keempat Alam Pengumpulan Qi."

Satu tahun untuk satu tingkat? Para jenius seperti Xiao Long bisa melakukannya dalam sebulan! Sumpah tiga tahunnya akan benar-benar menjadi lelucon.

Pada saat itu, suara kuno Yao Huang bergema di benaknya, terdengar sedikit geli. "Tentu saja lambat. Kau mencoba membangun sebuah istana surgawi menggunakan pasir dan kerikil fana. Wajar jika prosesnya tidak efisien."

"Senior, apa maksud Anda?" tanya Xiao Chen bingung.

"Qi langit dan bumi di duniamu ini terlalu tipis dan penuh kotoran. Itu adalah 'pasir dan kerikil'. Tubuh Kekacauan Primordial-mu membutuhkan 'emas murni' dan 'giok spiritual' untuk menunjukkan potensi sebenarnya," jelas Yao Huang. "Kau membutuhkan sumber daya kultivasi yang sebenarnya: batu roh, inti binatang iblis, dan yang terpenting untuk tahap awalmu, ramuan obat spiritual."

Xiao Chen terdiam. Batu roh adalah mata uang bagi para kultivator. Satu batu roh tingkat rendah saja bernilai seratus koin emas, cukup untuk biaya hidup keluarga biasa selama setahun. Dengan statusnya saat ini, bagaimana mungkin dia bisa mendapatkannya?

"Tapi," suara Yao Huang tiba-tiba menjadi serius, "itu bukan masalahmu yang paling mendesak."

"Lalu apa?"

"Tubuhmu," jawab Yao Huang. "Tubuhmu saat ini seperti sebuah cangkir teh porselen yang rapuh. Sementara Qi Kekacauan yang kau hasilkan adalah lautan yang mendidih. Jika kau terus menuangkan lautan itu ke dalam cangkir, apa yang akan terjadi?"

Hati Xiao Chen menjadi dingin. "Cangkir itu akan pecah."

"Tepat sekali," kata Yao Huang tegas. "Sebelum kau berpikir untuk meningkatkan jumlah Qi-mu secara signifikan, prioritas utamamu adalah memperkuat 'wadah'-nya. Kau harus melakukan Penempaan Tubuh (Body Tempering). Meridianmu harus diperlebar, tulangmu harus diperkuat, dan dagingmu harus diperkeras. Jika tidak, saat kau mencoba menerobos ke tingkat berikutnya, tubuhmu akan meledak dari dalam."

Xiao Chen merasakan hawa dingin menjalari tulang punggungnya. Dia telah begitu fokus pada dantian-nya yang bocor sehingga dia melupakan aspek paling penting dari kultivasi: fondasi yang kokoh untuk tubuh fisik.

"Apa yang harus saya lakukan, Senior?"

"Untuk tahap pertama penempaan tubuh, kau akan membutuhkan mandi obat. Aku punya formula dasar yang cocok untukmu," kata Yao Huang. "Kau butuh tiga batang Rumput Tulang Besi, sekuntum Bunga Matahari Merah, dan lima kantong Bubuk Batu Hitam. Mereka adalah ramuan obat tingkat paling rendah, tetapi cukup untuk memulai."

Rumput Tulang Besi. Bunga Matahari Merah. Bubuk Batu Hitam. Xiao Chen tahu nama-nama itu. Mereka memang bahan obat paling umum dan murah yang tersedia di Gudang Obat klan. Jatah bulanannya sebagai murid seharusnya cukup untuk mendapatkannya.

Sebuah jalan telah terbuka di hadapannya. Sebuah jalan yang jelas, meski terjal.

Xiao Chen bangkit berdiri. Rasa sakit dan kelelahan dari sesi kultivasinya masih terasa, tetapi matanya bersinar dengan cahaya yang belum pernah ada sebelumnya. Empat tahun lalu, dia berjalan di jalan buntu. Hari ini, sebuah jalan raya yang luas, meski penuh dengan rintangan, terbentang di hadapannya.

Dia menatap ke arah kompleks utama Klan Xiao. Dia tahu perjalanan untuk mendapatkan sumber daya itu tidak akan mudah. Dia akan menghadapi cemoohan, mungkin bahkan halangan dari faksi Xiao Long.

Tapi kali ini, semuanya berbeda.

Dia mengepalkan tinjunya, merasakan kekuatan kecil namun tak terbatas dari dua tetes Qi Kekacauan di dalam dantian-nya. Ini adalah modalnya. Ini adalah harga dirinya yang baru.

Dengan langkah mantap yang tidak goyah, dia berjalan keluar dari halaman terpencilnya.

Episodes
1 PENAMPILAN WAJAH-WAJAH PEMERAN
2 Bab 1: Hari Penghinaan
3 Bab 2: Kaisar dalam Manik-Manik
4 Bab 3: Langkah Pertama yang Sulit
5 Bab 4: Gudang Obat dan Mata yang Tajam
6 Bab 5: Perspektif Sang Jenius Klan
7 Bab 6: Menempa Tubuh, Menempa Hati
8 Bab 7: Keajaiban Tingkat Keempat
9 Bab 8: Tantangan di Lembah Roh Angin
10 Bab 9: Satu Pukulan
11 Bab 10: Su Qingyue, Sang Bidadari Es
12 Bab 11: Perhatian Para Tetua
13 Bab 12: Hutan Binatang Kabut
14 Bab 13: Perburuan dan Penemuan
15 Bab 14: Kera Roh Lengan Panjang
16 Bab 15: Terobosan Tak Terduga
17 Bab 16: Pertemuan Tak Terduga
18 Bab 17: Gelombang di Dalam Klan
19 Bab 18: Persiapan Menuju Puncak
20 Bab 19: Babak Penyisihan
21 Bab 20: Babak Perempat Final
22 Bab 21: Xiao Chen Vs Xiao Long
23 Bab 22: Kemenangan Xiao Chen
24 Bab 23: Arogansi Klan Lie
25 Bab 24: Panggung Tiga Kota
26 Bab 25: Xiao Chen Vs Lie Huo
27 Bab 26: Kekalahan Lie Huo
28 Bab 27: Final Xiao Chen Vs Wang Chen
29 Bab 28: Fondasi Sempurna dan Harta Karun Tersembunyi
30 Bab 29: Sebuah Perpisahan dan Langkah Pertama
31 Bab 30: Pertarungan Melawan Bandit
32 Bab 31: Karavan Menuju Kota Angin Perak
33 Bab 32: Pil Kelas Sempurna
34 Bab 33: Paviliun Harta Karun
35 Bab 34: Negosiasi dan Kartu Giok Ungu
36 Bab 35: Badai yang Akan Datang
37 Bab 36: Tahap Kedua Penempaan Tubuh
38 Bab 37: Lelang Dimulai
39 Bab 38: Pembuktian dan Wajah yang Tertampar
40 Bab 39: Kekayaan yang Mengejutkan dan Niat Membunuh
41 Bab 40: Taring Anjing Gila
42 Bab 41: Kemarahan Master Serikat Alkemis
43 Bab 42: Teknik Bela Diri
44 Bab 43: Langkah Naga Pertama
45 Bab 44: Undangan dari Tuan Kota
46 Bab 45: Tiga Hari Kemudian
47 Bab 46: Perjamuan Para Penguasa
48 Bab 47: Jawaban dan Sebuah Taruhan Baru
49 Bab 48: Tiga Bulan dan Api Jantung Bumi
50 Bab 49: Lautan Pil dan Palu Spiritual
51 Bab 50: Terobosan Kultivasi dan Tamu Tak Diundang
52 Bab 51: Tekanan Seorang Master dan Hati yang Tenang
53 Bab 52: Resep Pil Kuno
54 Bab 53: Konferensi Dimulai
55 Bab 54: Pemurnian Seratus Roh
56 Bab 55: Hasil yang Tak Terbantahkan dan Babak Kedua
57 Bab 56: Api di Telapak Tangan
58 Bab 57: Babak Final - Pil Kelahiran Naga
59 Bab 58: Kelahiran Sang Naga dan Akhir dari Taruhan
60 Bab 59: Menelan Api Jantung Bumi
61 Bab 60: Meninggalkan Kota Angin Perak
62 Bab 61: Hukum Rimba
63 Bab 62: Menghadapi Tiga Orang Asing
64 Bab 63: Harta Karun dan Peta Baru
65 Bab 64: Perburuan di Wilayah Tengah
66 Bab 65: Api Jantung Bumi dan Pil Energi
67 Bab 66: Perlombaan Menuju Lembah Petir
68 Bab 67: Saat Penghalang Runtuh
69 Bab 68: Lembah Penuh Jebakan
70 Bab 69: Merebut Harta dan Melarikan Diri
71 Bab 70: Persembunyian dan Racun Tulang Es
72 Bab 71: Buah Petir Ungu dan Terobosan Ganda
73 Bab 72: Mencoba Pembentukan Inti
74 Bab 73: Perjalanan ke Lembah Terlarang
75 Bab 74: Di Dalam Sarang Petir
76 Bab 75: Sang Raja Lembah
77 Bab 76: Penantian Sang Pemburu
78 Bab 77: Mencuri Pohon di Bawah Hidung Sang Raja
79 Bab 78: Di Ambang Kematian dan Kelahiran Kembali
80 Bab 79: Pemulihan di Sarang Musuh
81 Bab 80: Raja yang Terluka dan Rencana Perburuan
82 Bab 81: Memancing Sang Kadal Guntur
83 Bab 82: Saat Para Tiran Bertemu
84 Bab 83: Di Dalam Sarang Sang Raja
85 Bab 84: Wanita Berbaju Hitam
86 Bab 85: Aliansi yang Rapuh dan Isi Kotak Tulang
87 Bab 86: Kekacauan dan Peluang
88 Bab 87: Kekacauan di Dalam, Keajaiban di Luar
89 Bab 88: Raja yang Tunduk dan Panen Terakhir
90 Bab 89: Kembali ke Dunia Manusia
91 Bab 90: Cabang Utama dan Pertemuan Tak Terduga
92 Bab 91: Gelombang Baru di Ibukota
93 Bab 92: Jalur Ujian Hati
94 Bab 93: Puncak Gunung dan Tatapan yang Terkejut
95 Bab 94: Gema dari Masa Lalu
96 Bab 95: Bakat yang Menentang Langit
97 Bab 96: Guncangan di Puncak Giok
98 Bab 97: Keputusan Sang Master Sekte
99 Bab 98: Arena Para Jenius
100 Bab 99: Pertarungan Para Pesaing
101 Bab 100: BABAK FINAL XIAO CHEN VS LEI AO
102 Bab 101: Awal yang Baru dan Janji yang Telah Usai
103 Bab 102: Paviliun Pedang Tersembunyi
104 Bab 103: Perpisahan Singkat dan Perjalanan ke Rawa
105 Bab 104: Lembah Beracun dan Buaya Tulang
106 Bab 105: Pertemuan Sesama Murid
107 Bab 106: Api di Tengah Rawa
108 Bab 107: Aliansi yang Dipaksakan
109 Bab 108: Inti Binatang dan Tatapan yang Berbeda
110 Bab 109: Jantung Rawa
111 Bab 110: Umpan Pertama
112 Bab 111: Mencuri Teratai di Tengah Badai
113 Bab 112: Melarikan Diri dari Sarang Naga
114 Bab 113: Keluhan Seorang Kaisar
115 Bab 114: Teratai Es
116 Bab 115: Kembalinya Sang Naga
117 Bab 116: Simpul Karma yang Terlepas
118 Bab 117: Jalan Menuju Nascent Soul dan Dunia yang Lebih Luas
119 Bab 118: Melintasi Prefektur dan Kota Seribu Sungai
120 Bab 119: Geng Ular Hitam
121 Bab 120: Penyelamatan di Sarang Ular
122 Bab 121: Amukan Naga Air dan Budi Klan Shui
123 Bab 122: Hutang Budi dan Perjalanan yang Berlanjut
124 Bab 123: Benua Kuno dan Ujian Pertama
125 Bab 124: Kota Kuno Luan Feng
126 Bab 125: Berjalan di Atas Awan
127 Bab 126: Status Seorang Tuan Terhormat
128 Bab 127: Ibukota Kaisar Ilahi
129 Bab 128: Kota Seribu Harta dan Persiapan Akhir
130 Bab 129: Jalan Kuno Terbuka
131 Bab 130: Penghuni Reruntuhan
132 Bab 131: Menara Kuno dan Pertemuan Pertama
133 Bab 132: Ancaman dari Bawah Tanah dan Bidadari yang Terluka
134 Bab 133: Aliansi di Dalam Reruntuhan
135 Bab 134: Terowongan Kuno dan Sisa-sisa Masa Lalu
136 Bab 135: Api dan Es
137 Bab 136: Menghancurkan Sarang
138 Bab 137: Kekuatan Bintang Tujuh
139 Bab 138: Kepercayaan di Dalam Gua
140 Bab 139: Jalan Para Bintang
141 Bab 140: Ujian Peta Bintang
142 Bab 141: Ruang Warisan dan Kembalinya Para Pesaing
143 Bab 142: Aliansi Para Jenius
144 Bab 143: Empat Penjuru Melawan Iblis
145 Bab 144: Kesepakatan dan Jalan yang Terpisah
146 Bab 145: Pegunungan Logam Runtuh
147 Bab 146: Tempaan Logam Bintang
148 Bab 147: Petunjuk Terakhir dan Gurun Tulang Raksasa
149 Bab 148: Hukum Ketajaman dan Fondasi Sempurna
150 Bab 149: Pertemuan di Puncak Kuno
151 Bab 150: Pertarungan di Puncak Dunia
Episodes

Updated 151 Episodes

1
PENAMPILAN WAJAH-WAJAH PEMERAN
2
Bab 1: Hari Penghinaan
3
Bab 2: Kaisar dalam Manik-Manik
4
Bab 3: Langkah Pertama yang Sulit
5
Bab 4: Gudang Obat dan Mata yang Tajam
6
Bab 5: Perspektif Sang Jenius Klan
7
Bab 6: Menempa Tubuh, Menempa Hati
8
Bab 7: Keajaiban Tingkat Keempat
9
Bab 8: Tantangan di Lembah Roh Angin
10
Bab 9: Satu Pukulan
11
Bab 10: Su Qingyue, Sang Bidadari Es
12
Bab 11: Perhatian Para Tetua
13
Bab 12: Hutan Binatang Kabut
14
Bab 13: Perburuan dan Penemuan
15
Bab 14: Kera Roh Lengan Panjang
16
Bab 15: Terobosan Tak Terduga
17
Bab 16: Pertemuan Tak Terduga
18
Bab 17: Gelombang di Dalam Klan
19
Bab 18: Persiapan Menuju Puncak
20
Bab 19: Babak Penyisihan
21
Bab 20: Babak Perempat Final
22
Bab 21: Xiao Chen Vs Xiao Long
23
Bab 22: Kemenangan Xiao Chen
24
Bab 23: Arogansi Klan Lie
25
Bab 24: Panggung Tiga Kota
26
Bab 25: Xiao Chen Vs Lie Huo
27
Bab 26: Kekalahan Lie Huo
28
Bab 27: Final Xiao Chen Vs Wang Chen
29
Bab 28: Fondasi Sempurna dan Harta Karun Tersembunyi
30
Bab 29: Sebuah Perpisahan dan Langkah Pertama
31
Bab 30: Pertarungan Melawan Bandit
32
Bab 31: Karavan Menuju Kota Angin Perak
33
Bab 32: Pil Kelas Sempurna
34
Bab 33: Paviliun Harta Karun
35
Bab 34: Negosiasi dan Kartu Giok Ungu
36
Bab 35: Badai yang Akan Datang
37
Bab 36: Tahap Kedua Penempaan Tubuh
38
Bab 37: Lelang Dimulai
39
Bab 38: Pembuktian dan Wajah yang Tertampar
40
Bab 39: Kekayaan yang Mengejutkan dan Niat Membunuh
41
Bab 40: Taring Anjing Gila
42
Bab 41: Kemarahan Master Serikat Alkemis
43
Bab 42: Teknik Bela Diri
44
Bab 43: Langkah Naga Pertama
45
Bab 44: Undangan dari Tuan Kota
46
Bab 45: Tiga Hari Kemudian
47
Bab 46: Perjamuan Para Penguasa
48
Bab 47: Jawaban dan Sebuah Taruhan Baru
49
Bab 48: Tiga Bulan dan Api Jantung Bumi
50
Bab 49: Lautan Pil dan Palu Spiritual
51
Bab 50: Terobosan Kultivasi dan Tamu Tak Diundang
52
Bab 51: Tekanan Seorang Master dan Hati yang Tenang
53
Bab 52: Resep Pil Kuno
54
Bab 53: Konferensi Dimulai
55
Bab 54: Pemurnian Seratus Roh
56
Bab 55: Hasil yang Tak Terbantahkan dan Babak Kedua
57
Bab 56: Api di Telapak Tangan
58
Bab 57: Babak Final - Pil Kelahiran Naga
59
Bab 58: Kelahiran Sang Naga dan Akhir dari Taruhan
60
Bab 59: Menelan Api Jantung Bumi
61
Bab 60: Meninggalkan Kota Angin Perak
62
Bab 61: Hukum Rimba
63
Bab 62: Menghadapi Tiga Orang Asing
64
Bab 63: Harta Karun dan Peta Baru
65
Bab 64: Perburuan di Wilayah Tengah
66
Bab 65: Api Jantung Bumi dan Pil Energi
67
Bab 66: Perlombaan Menuju Lembah Petir
68
Bab 67: Saat Penghalang Runtuh
69
Bab 68: Lembah Penuh Jebakan
70
Bab 69: Merebut Harta dan Melarikan Diri
71
Bab 70: Persembunyian dan Racun Tulang Es
72
Bab 71: Buah Petir Ungu dan Terobosan Ganda
73
Bab 72: Mencoba Pembentukan Inti
74
Bab 73: Perjalanan ke Lembah Terlarang
75
Bab 74: Di Dalam Sarang Petir
76
Bab 75: Sang Raja Lembah
77
Bab 76: Penantian Sang Pemburu
78
Bab 77: Mencuri Pohon di Bawah Hidung Sang Raja
79
Bab 78: Di Ambang Kematian dan Kelahiran Kembali
80
Bab 79: Pemulihan di Sarang Musuh
81
Bab 80: Raja yang Terluka dan Rencana Perburuan
82
Bab 81: Memancing Sang Kadal Guntur
83
Bab 82: Saat Para Tiran Bertemu
84
Bab 83: Di Dalam Sarang Sang Raja
85
Bab 84: Wanita Berbaju Hitam
86
Bab 85: Aliansi yang Rapuh dan Isi Kotak Tulang
87
Bab 86: Kekacauan dan Peluang
88
Bab 87: Kekacauan di Dalam, Keajaiban di Luar
89
Bab 88: Raja yang Tunduk dan Panen Terakhir
90
Bab 89: Kembali ke Dunia Manusia
91
Bab 90: Cabang Utama dan Pertemuan Tak Terduga
92
Bab 91: Gelombang Baru di Ibukota
93
Bab 92: Jalur Ujian Hati
94
Bab 93: Puncak Gunung dan Tatapan yang Terkejut
95
Bab 94: Gema dari Masa Lalu
96
Bab 95: Bakat yang Menentang Langit
97
Bab 96: Guncangan di Puncak Giok
98
Bab 97: Keputusan Sang Master Sekte
99
Bab 98: Arena Para Jenius
100
Bab 99: Pertarungan Para Pesaing
101
Bab 100: BABAK FINAL XIAO CHEN VS LEI AO
102
Bab 101: Awal yang Baru dan Janji yang Telah Usai
103
Bab 102: Paviliun Pedang Tersembunyi
104
Bab 103: Perpisahan Singkat dan Perjalanan ke Rawa
105
Bab 104: Lembah Beracun dan Buaya Tulang
106
Bab 105: Pertemuan Sesama Murid
107
Bab 106: Api di Tengah Rawa
108
Bab 107: Aliansi yang Dipaksakan
109
Bab 108: Inti Binatang dan Tatapan yang Berbeda
110
Bab 109: Jantung Rawa
111
Bab 110: Umpan Pertama
112
Bab 111: Mencuri Teratai di Tengah Badai
113
Bab 112: Melarikan Diri dari Sarang Naga
114
Bab 113: Keluhan Seorang Kaisar
115
Bab 114: Teratai Es
116
Bab 115: Kembalinya Sang Naga
117
Bab 116: Simpul Karma yang Terlepas
118
Bab 117: Jalan Menuju Nascent Soul dan Dunia yang Lebih Luas
119
Bab 118: Melintasi Prefektur dan Kota Seribu Sungai
120
Bab 119: Geng Ular Hitam
121
Bab 120: Penyelamatan di Sarang Ular
122
Bab 121: Amukan Naga Air dan Budi Klan Shui
123
Bab 122: Hutang Budi dan Perjalanan yang Berlanjut
124
Bab 123: Benua Kuno dan Ujian Pertama
125
Bab 124: Kota Kuno Luan Feng
126
Bab 125: Berjalan di Atas Awan
127
Bab 126: Status Seorang Tuan Terhormat
128
Bab 127: Ibukota Kaisar Ilahi
129
Bab 128: Kota Seribu Harta dan Persiapan Akhir
130
Bab 129: Jalan Kuno Terbuka
131
Bab 130: Penghuni Reruntuhan
132
Bab 131: Menara Kuno dan Pertemuan Pertama
133
Bab 132: Ancaman dari Bawah Tanah dan Bidadari yang Terluka
134
Bab 133: Aliansi di Dalam Reruntuhan
135
Bab 134: Terowongan Kuno dan Sisa-sisa Masa Lalu
136
Bab 135: Api dan Es
137
Bab 136: Menghancurkan Sarang
138
Bab 137: Kekuatan Bintang Tujuh
139
Bab 138: Kepercayaan di Dalam Gua
140
Bab 139: Jalan Para Bintang
141
Bab 140: Ujian Peta Bintang
142
Bab 141: Ruang Warisan dan Kembalinya Para Pesaing
143
Bab 142: Aliansi Para Jenius
144
Bab 143: Empat Penjuru Melawan Iblis
145
Bab 144: Kesepakatan dan Jalan yang Terpisah
146
Bab 145: Pegunungan Logam Runtuh
147
Bab 146: Tempaan Logam Bintang
148
Bab 147: Petunjuk Terakhir dan Gurun Tulang Raksasa
149
Bab 148: Hukum Ketajaman dan Fondasi Sempurna
150
Bab 149: Pertemuan di Puncak Kuno
151
Bab 150: Pertarungan di Puncak Dunia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!