Bab 5.

“Terima kasih ya, Julian.”

“Aku yang harusnya berterima kasih karena Kamu sudah mau meminjamkan aku payung ini. Besok aku balikin, ya,” jawab Julian dengan nada semakin akrab. Ia membukakan pintu mobil untuk Naina, membiarkan gadis itu masuk. Naina tersenyum manis sebelum akhirnya melangkah ke dalam mobil mewahnya.

Di dalam, Nathan sudah duduk santai, tapi pandangannya tak lepas dari interaksi kakaknya dengan cowok baru itu. Ada yang terasa aneh di matanya. Aneh, karena hari ini Naina berbeda. Biasanya, setiap pulang sekolah, Naina selalu bersama Aaron, bahkan memaksa untuk tetap berada di sisinya. Tapi kali ini, Nathan sama sekali tidak melihat Naina menempel pada Aaron.

“Maaf, Pak Agi, sudah menunggu lama,” ucap Naina ramah, yang langsung dibalas anggukan sopan oleh sang sopir. Saat ia merapikan duduknya, Naina menyadari tatapan Nathan yang begitu lekat padanya.

“Kenapa lihatnya begitu?” tanya Naina, setengah heran.

Nathan tidak menjawab. Ia justru semakin mendekat, menatap lebih dalam.

“Cepat katakan, siapa kamu sebenarnya?!” katanya tiba-tiba.

Naina langsung terbahak. “Hahaha, apaan sih?!”

Ia menatap balik Nathan dengan ekspresi dibuat semenggemaskan mungkin. “Aku adalah dewi kecantikan yang jatuh dari langit,” ucapnya sambil tertawa lepas, membuat Pak Agi ikut tergelak.

“Ih, serius, Kak!” Nathan mendengus kesal. “Hari ini, sejak kakak bangun, terus di sekolah, sampai sekarang mau pulang, semuanya terasa aneh. Kakak benar-benar seperti orang yang berbeda. Jadi, katakan! Siapa kamu sebenarnya? Kenapa bisa ada di tubuh kakakku? Dan kak Naina asli, ke mana dia?!”

“Apaan sih, ada-ada aja. Memangnya anehnya di mana? Coba jelasin,” Naina terkekeh sambil mengacak-acak rambut adiknya.

“Ya banyak, Kak!” Nathan berdecak, wajahnya serius tapi juga heran. “Pagi-pagi bangun, Kakak teriak ngomong nggak jelas. Terus biasanya Kakak selalu nempel sama si Aaron itu, tapi hari ini—”

“Hari ini nggak? Terus kamu maunya aku nempel-nempel lagi ke Aaron?” potong Naina cepat.

Mobil belum juga berjalan. Pandangan mereka berdua kini terarah ke luar jendela. Di sana, Aaron tampak berlari melewati derasnya hujan.

“Iya… enggak juga sih,” jawab Nathan pelan, lalu segera duduk tegak menghadap ke depan. “Jalan, Pak!” titahnya cepat, seakan tak ingin memberi kesempatan Naina berubah pikiran.

Dalam hati, Nathan memang tak pernah suka melihat kakaknya jadi budak cinta. Apalagi untuk orang seperti Aaron, cowok sok keren yang pura-pura punya harga diri, padahal aslinya hanya butuh dikasihani.

...----------------...

Sementara mobil melaju pelan, di depan sana, di bawah sebuah pohon rindang, berdiri seorang gadis yang begitu familiar bagi Naina. Matanya menatap jalan, seakan menunggu sesuatu.

“Em, Nathan…” panggil Naina, mencoba menarik perhatian adiknya.

Nathan menoleh. “Ada apa, Kak?”

“Kamu kan suka banget sama band Sheila on 7, tahu nggak kalau mereka baru aja merilis single baru?” tanya Naina, basa-basi. Ia sengaja mengalihkan perhatian Nathan, karena gadis di luar sana dulu selalu ikut nebeng mereka atas permintaan Nathan.

Dulu, mereka satu mobil berempat: Nathan, Naina, Aaron, dan Gia—gadis manis yang kini berdiri di depan sana. Gia Zafera, anggota cheerleader di sekolah, adalah putri dari asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Evander.

“Iya, sudah tahu, Kak. Emang… Kakak juga dengar? Tumben,” Nathan melirik heran, tapi hanya dibalas senyum tipis dari Naina.

Tak lama kemudian, Naina membuka tasnya dan mengeluarkan sepasang headphone, lalu memasangkannya ke telinga Nathan.

“Kalau didengar pakai ini, terus suasananya di luar hujan… beuhhh, enak banget, santai tapi bikin mellow,” ujar Naina, penuh antusias, membuat Nathan tak bisa menahan senyum kecil.

Dan benar saja, Nathan terlihat santai, matanya setengah terpejam, menikmati setiap nada dari lagu yang terdengar di telinganya. Naina tersenyum dalam hati, 'yes!'

Kali ini, di kehidupannya yang baru, Naina berjanji pada dirinya sendiri. Bukan hanya ingin mengubah takdirnya saja, tapi juga mengubah kehidupan orang-orang di sekitarnya yang selama ini terjebak dalam dunia yang keras dan kejam. Dia akan membuat semuanya berbeda.

Mobil melaju, rintik hujan menetes di kaca jendela, menciptakan suasana yang tenang, fokus Naina masih keluar jendela, memperhatikan Gia yang semakin dekat.

Pak Agi menurunkan sedikit kaca, sekedar melirik ke arah Gia yang tersenyum manis saat mobil itu berhenti. Kemudian Pak Agi melirik ke belakang, ke arah Naina seolah meminta pendapatnya kembali.

"Non, tapi kata Bi Jema tadi—"

"Sekarang Naina tanya, majikan pak Agi sebenarnya Bibi atau aku? jawab saja!" ketus Naina.

"No..Nona" jawab pak Agi takut.

"Nah, berarti kalau aku nggak ngizinin dia untuk naik mobil bersama kita, maka tidak boleh, pak!"

tok.. tok.. tok..

ketukan kaca mobil terdengar, Naina menurunkan kacanya sedikit, menatap keluar. Sementara dari luar, pandangan Gia tertuju pada Nathan yang duduk di sebelah Naina. Yang menjadi fokusnya adalah, cowok itu terlihat terpejam, mungkin saja sedang tidur.

"Ada apa?" tanya Naina datar.

“Kak, aku boleh nebeng nggak?” tanya Gia, tas sekolah diangkat di atas kepala untuk melindungi dari rintik hujan. Tubuhnya menggigil, basah karena air yang menempel di rambut dan jaketnya.

"Tidak boleh!"

“Kak Naina…” Suara Gia terdengar lebih lantang kali ini, penuh dramatis. Sepertinya dia sengaja ingin terdengar oleh Nathan, karena besar kemungkinan, jika Nathan mendengar, permintaannya akan langsung diizinkan.

Naina menoleh ke arah Nathan yang duduk di sampingnya. Remaja itu masih asyik mendengar lagu dengan mata terpejam, larut dalam nada dan ritme yang mengalir. Naina tersenyum tipis, lalu menatap Gia di luar.

“Maaf ya, Gia… mobil ini bukan untuk kaum sepertimu. Maaf banget!” ujarnya dengan nada pura-pura serius. “Tapi tenang saja, aku Nainara yang baik hati ini sudah pesankan ojol buat kamu pulang. Lumayan kan, hemat ongkos!”

Gia menatap Naina sejenak, tangannya terkeppal kuat, campuran antara kesal, kaget, dan tak habis pikir, sementara Naina menyembunyikan tawa tipisnya di balik bahu Nathan.

"Jalan pak!" titah Naina tegas.

Mobil kembali melaju pelan. Hujan yang mulai mereda hanya menyisakan gerimis tipis, menetes lembut di kaca jendela, membiarkan cahaya jalanan membias di permukaan yang basah.

.

.

"sudah pulang, Den?" masuk ke dalam rumah, Naina dan Nathan di sambut oleh Bibi Jema, dengan raut wajar penuh tanya.

Naina melepaskan headphone dari telinga Nathan, membiarkan adiknya bersalaman dengan Bibi Jema, kebiasaan mereka setiap pulang sekolah. Iya, salah satu asisten rumah tangga yang bekerja sudah sangat lama di sana, jadi akrab dengan Nathan. Tapi entah kenapa, wanita tua itu terlihat tidak begitu menyukai Naina, dan yang Naina sadari di kehidupan sebelumnya, Bibi Jema jauh lebih berkuasa di rumah ini.

“Iya, Bibi,” jawab Nathan sambil tersenyum.

“Em… Gia tidak pulang dengan kalian, ya? Ada kegiatan di sekolah, mungkin?” Naina sudah menebak pertanyaan itu. Tidak mungkin Gia tidak mengadu padanya tadi.

Nathan terdiam sejenak, kemudian panik ringan. “Oh iya, Kak… Gia memang tidak ikut sama kita. Tapi saat pulang tadi, kami tidak melihatnya, Bi. Aduh… gimana ya? Apa aku jemput dia lagi, atau suruh Pak Sopir aja, ya?”

Bibi Jema tersenyum haru, membuat Naina muak melihatnya.

"Tidak perlu, aku sudah pesan ojek online tadi!" jawab Naina singkat, dan langsung menarik Nathan untuk naik ke lantai dua, meninggalkan Bini Jema yang terdiam menahan kesal.

"Oh iya, Bi.. tolong buatkan aku makanan yang enak di makan saat cuaca dingin begini!" teriak Naina dari ujung tangga.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

uni_riva

uni_riva

dih pembantu aja belagu sok berkuasa di rmh org😏😏

2025-09-12

1

uni_riva

uni_riva

brrti motor nya di tinggal di sklh ya thoorr,,,tdi kan mereka ke sklh naek motor 😁

2025-09-12

0

🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂

🦂 ≛⃝⃕|ℙ$ Nurliana §𝆺𝅥⃝© 🦂

Dih ini mah judulna pembokat ingin berkuasa 🤣

2025-09-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!