Mendengar teriakan Aiden, Jessica spontan menghentikan langkah kaki.
"Ada apa?" tanya Jessica menoleh ke belakang.
Aiden menghela napas sejenak. Ekspresi panik tergambar jelas di wajahnya sejak tadi. Aiden mengira Jessica akan membuat masalah pada pengawal barunya itu.
"Tidak," jawab Aiden singkat.
Jessica kembali memandang ke depan. Melihat pria bertubuh tinggi dan memakai kacamata bulat, sedang menatapnya sekarang, dengan raut wajah datar.
Kali ini, pengawal barunya jauh berbeda dengan pengawal sebelum-belumnya. Penampilannya sangat culun, tidak berjambang dan tidak kekar sama sekali. Tapi tubuhnya sangat tinggi, mungkin 190 cm. Meskipun tubuhnya terlihat proporsional. Tidak membuat Jessica terpesona.
Padahal pria itu terbilang lebih tampan dari pengawal-pengawal sebelumnya, hidungnya pun mancung, matanya hitam legam, bibirnya tipis dan alisnya tebal. Harmoni wajah yang begitu sempurna. Rambutnya juga sedikit panjang. Dan sosok tersebut mengikat rambutnya ke belakang sekarang.
"Papa yakin menyuruh pria ini menjagaku? Lihat badannya tidak berotot dan culun sekali," kata Jessica tiba-tiba, masih melayangkan tatapan dingin pada Felix.
Yang ditatap justru mengalihkan pandangan ke arah Aiden sekarang.
"Jangan lihat penampilan luarnya, di balik jasnya itu ada otot-otot tersembunyi, sudahlah jangan bertingkah lagi, aku pergi," balas Aiden.
Belum sempat Jessica menanggapi, dengan tergesa-gesa Aiden melangkah menuju pintu, melewati Jessica yang saat ini mengamati dari atas sampai ke bawah.
'Ini sih gampang, sehari saja aku akan membuat pria culun ini tidak sanggup menjagaku!' batin Jessica sejenak tanpa mengalihkan pandangan dari Felix.
"Perkenalkan nama saya Felix, Nona."
Felix tiba-tiba berbicara. Suaranya terdengar amat berat hingga garis kerutan samar muncul di kening Jessica sekarang. Sebab suara dan penampilan Felix berbanding terbalik. Kendati demikan, sikap aneh Felix membuat Jessica jadi benci tanpa sebab.
Sedetik kemudian Jessica tersenyum sinis.
"Terserah, minggir kau!" balas Jessica lalu tiba-tiba melangkah cepat keluar dari ruangan.
Melihat kecekatan Jessica, Felix pun bergerak cepat, mengikuti langkah kaki tuan barunya itu.
Sesampainya di luar mansion, tepatnya di teras paling luar. Jessica menghentikan langkah kaki kala melihat mobil yang ditumpangi Aiden ternyata sudah menghilang di depan gerbang mansion.
'Hati-hati Pa.' Meskipun tidak pernah diberi kasih sayang, Jessica tak dapat membenci Aiden. Walau bagaimana pun Aiden adalah papanya. Apa lagi keinginannya selalu dituruti selama ini.
Jessica membuang napas kasar lalu reflek menoleh ke samping. Dengan jarak empat meter, dianmelihat Stella, mama tirinya, memandang ke arahnya sekarang.
Stella Owen, merupakan istri kedua Aiden. Dari kabar yang didapatkan Jessica, Stella adalah sahabat mamanya dulu ketika masih kuliah.
Dahulu Brenda, mama kandung Jessica meninggal karena mengalami pendarahan saat melahirkan Jessica. Beberapa bulan kemudian, Aiden menikah dengan seorang janda bernama Stella.
Entah bagaimana ceritanya mereka bisa menikah, tapi yang jelas Jessica benar-benar membenci Stella! Sebab sewaktu kecil jika Aiden tidak ada di rumah, Stella kerap kali melontarkan kata-kata kasar dan ringan tangan padanya.
Jessica pernah menggadu pada Aiden, sejak saat itu, wanita bertubuh ramping tersebut jarang melakukan kekerasan padanya, tapi mulut wanita ini masih saja berkicau.
Tak ada sapaan, keduanya saling beradu tatap dengan sengit. Membuat Felix yang berdiri di samping Jessica sejal tadi, memandang ke arah Jessica dan Stella secara bergantian sekarang.
Sampai pada akhirnya Jessica memutus kontak mata.
"Cih, mataku jadi sakit!" cerocos Jessica sambil melirik sinis Stella sekilas.
Mendengar ucapan Jessica, Stella seketika melototkan mata. Wanita bertubuh ramping itu hendak menggerakkan lidah. Namun, Jessica tiba-tiba berjalan keluar menuju parkiran mobil.
"Nona biarkan saya yang menyetir!" Felix tampak sedikit terkejut lalu dengan langkah tergesa-gesa mengekori Jessica.
Jessica enggan menjawab, memilih melempar kunci mobil ke arah Felix dan bergegas duduk di kursi belakang.
"Ke mana tujuan kita Nona?" Setelah berhasil duduk, Felix lantas bertanya sembari melirik Jessica melalui center mirror. Melihat Jessica tengah menatap keluar jendela sambil melipat tangan di dada.
"Jalan saja, aku akan memberitahumu nanti," papar Jessica.
"Baik." Setelah itu, Felix segera menyalakan kendaraan dan mulai mengemudikan kendaraan roda empat keluar dari mansion.
Saat berada di jalan raya, Felix tanpa sadar berulang kali melirik Jessica melalui center mirror. Kecantikan Jessica membuat lelaki bermata hitam itu tampak terpesona.
Suasana di mobil tampak canggung, sebab ini kali pertamannya Felix berkerja sebagai pengawal. Jadi dia kebingungan dan terasa aneh, harus menjaga seorang wanita.
"Hei berhenti melihatku, aku tahu aku ini cantik, tapi kau bukan tipeku! Fokuslah menyetir!" bentak Jessica tiba-tiba dengan mata melotot keluar. Sebagai wanita yang paham tentang pikiran para pria, Jessica tentu saja tahu apa isi otak Felix sejak tadi.
Felix lantas tersentak, sedikit gelagapan. Dengan cepat dia memfokuskan pandangan ke depan.
"Baik, saya minta maaf Nona."
Jessica tak mau menjawab, malah mendengus kesal.
"Ck, benar-benar menyebalkan! Turunkan aku di sini!" perintah Jessica tiba-tiba.
Felix tampak kebingungan. Sebab sekarang berada di jalan raya besar dan tidak ada cafe atau pun toko terlihat di sekitar, hanya terdapat trotoar. Terlebih, jalan yang dilalui dilarang untuk berhenti mendadak.
"Tapi Nona—"
"Aku bilang berhenti! Kau ini tuli atau apa sih," sela Jessica cepat.
"Baik, baik Nona, tunggu beberapa meter lagi, aku akan berhenti, kalau berhenti mendadak di sini berbahaya bagi keselamatan kita." Melalui center mirror, Felix melirik Jessica.
"Ck, ya sudah tambah kecepatan mobil ini!" balas Jessica lalu bersedekap di dada kembali.
"Baik." Felix pun menuruti perkataan Jessica.
Setelah berhenti di tempat yang cukup aman, Jessica seketik membuka pintu mobil dan turun dengan cepat. Lalu menutup pintu kembali dengan sangat kuat hingga mengeluarkan bunyi.
Brak!
Untuk kesekian kalinya, Felix dibuat kebingungan dengan tingkah Jessica. Masih di kursi kemudi, Felix menurunkan kaca jendela.
"Nona, masuklah, ke mana tujuan Anda sebenarnya?" tanya Felix, sebab Jessica belum juga memberitahu tujuan akan ke mana sejak tadi.
Pesan terakhir Aiden kemarin, menyuruh Felix untuk tetap tenang ketika menghadapi Jessica.
"Diam kau!" Di luar, Jessica menatap tajam ke arah Felix lalu melangkah cepat ke depan.
Dalam sepersekian detik, datang dari arah yang sama. Sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di dekat Jessica. Dan Jessica tiba-tiba naik ke mobil tersebut dengan sangat cepat. Kemudian mobil itu langsung melaju.
Felix spontan melebarkan mata. "Nona!" Dia pun mengikuti pergerakkan mobil itu.
***
Waktu menunjukkan pukul delapan malam, di hari pertama berkerja, Felix sudah dibuat kewalahan dengan Jessica. Bagaimana tidak, hampir tiga jam Felix berputar-putar mencari keberadaan mobil yang dinaiki Jessica tadi.
Meskipun kendaraan yang ditumpangi Jessica cukup laju, tapi berkat kemampuan Felix. Lelaki bermata hitam itu berhasil mendapatkan posisi perhentian mobil tersebut. Yang ternyata di sebuah club.
"Ini club." Dengan lesu, Felix keluar dari mobil sambil memandangi pintu utama bar dikerumuni para wanita bertubuh seksi.
Demi perkerjaan, untuk pertama kalinya Felix menginjakkan kakinya di tempat aneh ini.
Felix mencoba menerobos masuk, meskipun dia berulang kali ditolak. Namun, berkat nama Aiden Maverick, dia akhirnya diperbolehkan untuk masuk.
Sesampainya di dalam, bunyi dentuman musik memekakkan telinga Felix, asap rokok pun membuat Felix sesekali membuang napas kasar.
"Di mana dia?" Secepat kilat Felix menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari keberadaan Jessica.
Pandangannya tiba-tiba tertuju pada sosok yang sedang berjoget di lantai dansa. Siapa lagi kalau bukan Jessica, saat ini tengah meliuk-liukkan tubuh di tengah kerumuman pengunjung club. Felix dapat bernapas lega kala melihat Jessica dalam keadaan baik-baik saja.
"Akhirnya, eh Nona!" Felix seketika melebarkan mata kala melihat seorang pria meremas bokong Jessica sekarang.
"Hei apa-apaan kau?" teriak Jessica seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments