Sejuta Tanya Kenapa Untuk AYAH
"tangan laki-laki kekar sedang memberikan lembaran cek kepada wanita yang sudah dihamilinya, yang tujuannya untuk menggugurkan kandungan wanita tersebut, karena laki-laki itu tidak mau wanita itu sampai melahirkan".
kamu sudah gila bang ? kamu nyuruh aku menggugurkan bayi ini, dia tidak bersalah, aku baru sadar selama ini kamu mempermainkan aku.
" Riska menepis uang pemberian laki-laki bertubuh tinggi tersebut".
sudahlah Riska, kamu tahu kan kita itu tidak setara, orang tuaku tidak setuju dengan hubungan kita ini, kamu hanya akan membuang waktu mu, lebih baik kita menggugurkan bayi ini sekarang daripada orang tuaku tahu, kamu juga ikut mati " dengan lantang Tama menolak bayi yang di kandung Riska".
bang, kalau kamu tidak mau anak ini tidak masalah, aku bisa membesarkan nya seorang diri, dan mulai detik ini anggap kita tidak pernah kenal "suara Riska yang mulai lantang melawan penolakan Tama atas tanggung jawab untuk dirinya dan anaknya".
Riska... kamu berani melawan aku ? "memegang pipi Riska dengan kuat" harus kamu ingat Riska jika kamu tidak mau membunuh bayi ini, maka aku yang akan membunuhnya " tama yang seperti kerasukan dengan mata merah dan pipi merah".
"Riska yang mulai ketakutan pun, mencoba melepaskan tangan tama, dan Riska berlari karena dia mulai Sadar, percuma bicara pada Tama, tidak akan ada gunanya".
oh... sejauh apapun kamu berlari pasti aku temukan, sebenarnya aku sangat mencintaimu Riska, tapi tanpa uang apalah arti hidup ini, jika aku memilih mu maka sepeserpun aku tidak akan mendapatkan warisan dari keluarga ku.
"Riska berlari dan dia menangis sambil ketakutan, karena tama yang dia kenal bukan Tama yang dia kenal di dua tahun lalu, bagi Riska cinta tama hanyalah kepalsuan".
"Riska, Ringgo yang tidak sengaja melihat Riska". kamu kenapa ? kok kamu menangis ? wajah kamu pucat seperti ketakutan gitu, siapa yang menyakiti kamu ? bilang sama bang Ringgo". "dengan mata yang mencari siapa yang mencoba menyakiti Riska".
nanti aku ceritain Ringgo, aku bisa minta tolong, tolong bawa aku pergi dari kampung ini, atau dari kota ini, aku Sangat minta tolong, cuma kamu yang bisa nolongin aku R~ringgoooo "suara tangis Riska pecah membuat Ringgo merasa iba".
"aku sih mau ke Jakarta, kalau kamu mau ikut kamu bisa ikut aku sekarang "Ringgo yang memegang bahu Riska".
iya, iya... aku mau Ringgo, "Riska yang mulai bisa sedikit tersenyum".
"Riska dan Ringgo menuju kota Jakarta, sepanjang perjalanan Riska hanya menangis membuat ringgo kebingungan, tapi Ringgo takut bertanya, karena Wajah Riska yang masih terlihat ketakutan".
sedangkan tama yang sudah berada di rumah Riska mencoba bertanya kepada kedua orang tua Riska dimana Riska.
sekali lagi saya tanya dimana Riska ? "tama yang bersikap kasar kepada orang tua Riska".
Tama, apa-apaan kamu datang kerumah kami dengan marah' kamu pikir kamu siapa bapak Riska yang mulai bosan dengan sikap Tama".
tidak perlu sombong seperti itu , kau pun tau siapa Tama di kampung ini " Tama yang ketawa dengan sedikit menghina".
nak Tama, Riska tidak ada dirumah, bukankah dia pergi bersama kamu ? kenapa sekarang kamu bertanya kepada kami, apa yang udah kamu lakuin Sama Putri kami ? "suara takut ibu Riska yang mencoba bertanya maksud Tama".
tanpa mempedulikan ibu Riska yang sedang berbicara, tama menyuruh anak buahnya untuk menggeledah rumah tersebut.
maaf bos, Riska tidak ada disini, semua sudut rumah Sudah kami periksa tapi Riska memang tidak ada dirumah " Jordan yang sudah mencari tapi tidak ketemu".
sialllllll... kamu mau main-main Sama aku Riska, bakar rumah ini " suara lantang Tama yang menyuruh anak buahnya ".
kurang ajar kamu Tama, apa yang sudah kamu lakukan sama putri kami ? dimana Riska ? "bapak Riska yang menarik baju Tama".
Diam pak tua, Riska sudah berani melawan aku, untung rumah kalian yang aku bakar bukan kalian " Tama berbicara dengan sombong dan mendorong bapak Riska, warga yang mendengar keributan pun berdatangan".
bakar rumah ini, "Tama yang memberikan perintah".
Tama... "suara laki-laki yang menyebut namanya membuat Tama berbalik, laki-laki tersebut adalah Rony Abang Tama, yang berprofesi sebagai polisi".
tidak usah ikut campur " tama yang memberikan peringatan".
tidak semua orang takut sama kamu Tama, termasuk saya , walaupun kamu adekku aku tidak segan-segan mengahadapi mu, kamu pikir papi akan membela kamu dengan ulah kamu seperti ini "Rony Yang menyinggung soal papi mereka".
bangsat kau Rony, kamu ingin menguasai harta kita kan, kau salah berhadapan dengan siapa ?
kamu selalu membawa kata papi, kali ini kau menang dari aku, suatu saat nanti kau juga aku singkirkan "memberikan aba-aba kepada anak buahnya agar segera pergi".
maafkan atas kelakuan adek saya pak Bu, "Rony yang membantu bapak Riska untuk duduk".
Riska... nak, kamu dimana ? apa yang terjadi sama kamu, kenapa Tama begitu marah sama kamu ? ya Allah, lindungi lah putri hamba " tangis ibu Riska mulai pecah".
Rony akan cari tahu dimana Riska bu, tapi sekarang kalian jangan tinggal disini dulu, Rony Takut Tama akan datang kesini lagi.
kami sudah tidak punya rumah nak Rony, kami harus kemana ? "tangan yang mulai berkerut memegang tangan Rony untuk sebuah perlindungan".
"gimana kalau bapak sama ibu, tinggal di apartemen saya, agak jauh dari sini setidaknya aman untuk bapak sama ibu, dan Tama juga tidak tahu tentang apartemen saya itu, lagian dia juga mana berani mengacak rumah Rony".
tapi bagaimana dengan Riska, nanti dia pulang kerumah ini kita tidak adak dirumah ? " ibu Riska yang mulai kebingungan".
tidak usah pikirkan masalah Riska bu, Rony yakin Riska pun sudah tidak ada disini, Riska pasti mencari tempat yang aman, Rony bilang begini bukan untuk menenangkan bapak sama ibu tapi karena Rony sudah berpengalaman menangani kasus seperti ini.
orang tua Riska pun mau tinggal di apartemen Rony, dengan tubuh yang lemas Rony membimbing jalan pak Riska,.
sedangkan Riska dan Ringgo sedang di tengah perjalanan, Ringgo mengajak Riska untuk makan, tapi Riska tidak mau.
kita makan dulu Riska, itu tempatnya enak dan makanan disitu juga sangat enak , aku sering makan di tempat ini " Ringgo yang memberikan penjelasan".
gak Ringgo, bisa gak aku makannya di mobil aja, kamu aja yang pesan soalnya aku takut....
takut apa ...? "ucapan Ringgo memotong pembicaraan Riska".
yaudah, nanti aja kamu jelasin sama aku, aku pergi pesan makanan dulu, kamu jangan kemana-mana dan jangan turun dari mobil.
iya, makasih banyak ya Ringgo kamu sudah mau menolong aku.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments