NovelToon NovelToon

Sejuta Tanya Kenapa Untuk AYAH

Bab 1. Konflik

"tangan laki-laki kekar sedang memberikan lembaran cek kepada wanita yang sudah dihamilinya, yang tujuannya untuk menggugurkan kandungan wanita tersebut, karena laki-laki itu tidak mau wanita itu sampai melahirkan".

kamu sudah gila bang ? kamu nyuruh aku menggugurkan bayi ini, dia tidak bersalah, aku baru sadar selama ini kamu mempermainkan aku.

" Riska menepis uang pemberian laki-laki bertubuh tinggi tersebut".

sudahlah Riska, kamu tahu kan kita itu tidak setara, orang tuaku tidak setuju dengan hubungan kita ini, kamu hanya akan membuang waktu mu, lebih baik kita menggugurkan bayi ini sekarang daripada orang tuaku tahu, kamu juga ikut mati " dengan lantang Tama menolak bayi yang di kandung Riska".

bang, kalau kamu tidak mau anak ini tidak masalah, aku bisa membesarkan nya seorang diri, dan mulai detik ini anggap kita tidak pernah kenal "suara Riska yang mulai lantang melawan penolakan Tama atas tanggung jawab untuk dirinya dan anaknya".

Riska... kamu berani melawan aku ? "memegang pipi Riska dengan kuat" harus kamu ingat Riska jika kamu tidak mau membunuh bayi ini, maka aku yang akan membunuhnya " tama yang seperti kerasukan dengan mata merah dan pipi merah".

"Riska yang mulai ketakutan pun, mencoba melepaskan tangan tama, dan Riska berlari karena dia mulai Sadar, percuma bicara pada Tama, tidak akan ada gunanya".

oh... sejauh apapun kamu berlari pasti aku temukan, sebenarnya aku sangat mencintaimu Riska, tapi tanpa uang apalah arti hidup ini, jika aku memilih mu maka sepeserpun aku tidak akan mendapatkan warisan dari keluarga ku.

"Riska berlari dan dia menangis sambil ketakutan, karena tama yang dia kenal bukan Tama yang dia kenal di dua tahun lalu, bagi Riska cinta tama hanyalah kepalsuan".

"Riska, Ringgo yang tidak sengaja melihat Riska". kamu kenapa ? kok kamu menangis ? wajah kamu pucat seperti ketakutan gitu, siapa yang menyakiti kamu ? bilang sama bang Ringgo". "dengan mata yang mencari siapa yang mencoba menyakiti Riska".

nanti aku ceritain Ringgo, aku bisa minta tolong, tolong bawa aku pergi dari kampung ini, atau dari kota ini, aku Sangat minta tolong, cuma kamu yang bisa nolongin aku R~ringgoooo "suara tangis Riska pecah membuat Ringgo merasa iba".

"aku sih mau ke Jakarta, kalau kamu mau ikut kamu bisa ikut aku sekarang "Ringgo yang memegang bahu Riska".

iya, iya... aku mau Ringgo, "Riska yang mulai bisa sedikit tersenyum".

"Riska dan Ringgo menuju kota Jakarta, sepanjang perjalanan Riska hanya menangis membuat ringgo kebingungan, tapi Ringgo takut bertanya, karena Wajah Riska yang masih terlihat ketakutan".

sedangkan tama yang sudah berada di rumah Riska mencoba bertanya kepada kedua orang tua Riska dimana Riska.

sekali lagi saya tanya dimana Riska ? "tama yang bersikap kasar kepada orang tua Riska".

Tama, apa-apaan kamu datang kerumah kami dengan marah' kamu pikir kamu siapa bapak Riska yang mulai bosan dengan sikap Tama".

tidak perlu sombong seperti itu , kau pun tau siapa Tama di kampung ini " Tama yang ketawa dengan sedikit menghina".

nak Tama, Riska tidak ada dirumah, bukankah dia pergi bersama kamu ? kenapa sekarang kamu bertanya kepada kami, apa yang udah kamu lakuin Sama Putri kami ? "suara takut ibu Riska yang mencoba bertanya maksud Tama".

tanpa mempedulikan ibu Riska yang sedang berbicara, tama menyuruh anak buahnya untuk menggeledah rumah tersebut.

maaf bos, Riska tidak ada disini, semua sudut rumah Sudah kami periksa tapi Riska memang tidak ada dirumah " Jordan yang sudah mencari tapi tidak ketemu".

sialllllll... kamu mau main-main Sama aku Riska, bakar rumah ini " suara lantang Tama yang menyuruh anak buahnya ".

kurang ajar kamu Tama, apa yang sudah kamu lakukan sama putri kami ? dimana Riska ? "bapak Riska yang menarik baju Tama".

Diam pak tua, Riska sudah berani melawan aku, untung rumah kalian yang aku bakar bukan kalian " Tama berbicara dengan sombong dan mendorong bapak Riska, warga yang mendengar keributan pun berdatangan".

bakar rumah ini, "Tama yang memberikan perintah".

Tama... "suara laki-laki yang menyebut namanya membuat Tama berbalik, laki-laki tersebut adalah Rony Abang Tama, yang berprofesi sebagai polisi".

tidak usah ikut campur " tama yang memberikan peringatan".

tidak semua orang takut sama kamu Tama, termasuk saya , walaupun kamu adekku aku tidak segan-segan mengahadapi mu, kamu pikir papi akan membela kamu dengan ulah kamu seperti ini "Rony Yang menyinggung soal papi mereka".

bangsat kau Rony, kamu ingin menguasai harta kita kan, kau salah berhadapan dengan siapa ?

kamu selalu membawa kata papi, kali ini kau menang dari aku, suatu saat nanti kau juga aku singkirkan "memberikan aba-aba kepada anak buahnya agar segera pergi".

maafkan atas kelakuan adek saya pak Bu, "Rony yang membantu bapak Riska untuk duduk".

Riska... nak, kamu dimana ? apa yang terjadi sama kamu, kenapa Tama begitu marah sama kamu ? ya Allah, lindungi lah putri hamba " tangis ibu Riska mulai pecah".

Rony akan cari tahu dimana Riska bu, tapi sekarang kalian jangan tinggal disini dulu, Rony Takut Tama akan datang kesini lagi.

kami sudah tidak punya rumah nak Rony, kami harus kemana ? "tangan yang mulai berkerut memegang tangan Rony untuk sebuah perlindungan".

"gimana kalau bapak sama ibu, tinggal di apartemen saya, agak jauh dari sini setidaknya aman untuk bapak sama ibu, dan Tama juga tidak tahu tentang apartemen saya itu, lagian dia juga mana berani mengacak rumah Rony".

tapi bagaimana dengan Riska, nanti dia pulang kerumah ini kita tidak adak dirumah ? " ibu Riska yang mulai kebingungan".

tidak usah pikirkan masalah Riska bu, Rony yakin Riska pun sudah tidak ada disini, Riska pasti mencari tempat yang aman, Rony bilang begini bukan untuk menenangkan bapak sama ibu tapi karena Rony sudah berpengalaman menangani kasus seperti ini.

orang tua Riska pun mau tinggal di apartemen Rony, dengan tubuh yang lemas Rony membimbing jalan pak Riska,.

sedangkan Riska dan Ringgo sedang di tengah perjalanan, Ringgo mengajak Riska untuk makan, tapi Riska tidak mau.

kita makan dulu Riska, itu tempatnya enak dan makanan disitu juga sangat enak , aku sering makan di tempat ini " Ringgo yang memberikan penjelasan".

gak Ringgo, bisa gak aku makannya di mobil aja, kamu aja yang pesan soalnya aku takut....

takut apa ...? "ucapan Ringgo memotong pembicaraan Riska".

yaudah, nanti aja kamu jelasin sama aku, aku pergi pesan makanan dulu, kamu jangan kemana-mana dan jangan turun dari mobil.

iya, makasih banyak ya Ringgo kamu sudah mau menolong aku.

*******

bab 2.

Ringgo pergi memesan makanan, tanpa sengaja Ringgo mendengar pembicaraan anak buah Tama tentang keluarga Riska.

tadi istri saya nelpon, katanya rumah Riska mau di bakar, syukurnya ada Rony yang menghentikan kejadian tersebut, "Bondan yang menceritakan seperti ketakutan dengan sikap bosnya".

kenapa ya bos bisa marah sama Riska, yang kita tau kan selama ini bos sangat mencintai Riska, sekarang bos terlihat sangat kejam "dengan tubuh yang merinding Bondan menceritakan tentang kemarahan tama".

Dari awal si saya curiga si Riska itu sedang hamil, sedangkan bos tidak mau Riska hamil, karena keluarga bos tidak menerima Riska soalnya Riska tidak sepadan dengan bos, dan yang saya dengar juga bos gak akan dapat warisan kalau tidak menikah dengan pilihan nyonya besar " Bondan yang mencoba menceritakan kepada temannya". sekarang kita cari Riska kemana ? pintar juga dia kaburnya".

ini pak, semuanya Seratus lima puluh ribu "pemilik warung sambil memberikan makanan nya"..

makasih bu, kembaliannya ambil aja "sambil memberikan uang dan mengambil makanan lalu melangkahkan kaki menuju mobil ".

maaf ya nunggu lama, kita makan disana soalnya disini cuacanya panas, "Ringgo sambil melajukan mobilnya".

"dalam hati Riska, bagaimana nasib orang tuanya? astaghfirullah, aku gak mikirin bagaimana dengan bapak sama ibu ? apa tama akan melukai bapak sama ibu ? aku harus kembali kerumah".

Ringgo... aku disini aja, aku gak jadi ikut ke Jakarta, soalnya aku kepikiran sama bapak sama ibu " dengan ekspresi wajah yang sedih".

gak bisa ris, Kita harus tetap ke Jakarta anak buah Tama sedang mencari kamu, dan di warung tadi anak buah Tama membicarakan tentang kamu, apa benar kamu sedang hamil Riska ? itu yang aku dengar dari anak buah Tama, dan Tama mendatangi orang tua kamu "Ringgo melirik Riska sambil tangan yang menyetir mobil".

"astaghfirullah go... bagaimana keadaan bapak sama ibu ? ini semua salah Riska, andaikan dulu Riska mendengarkan bapak sama ibu jangan dekat sama Tama " tangis Riska yang mulai pecah".

Alhamdulillah yang saya dengar bapak sama ibu baik-baik aja, katanya bapak sama ibu dibantu oleh Rony Abang dari Tama.

Tama memang kejam, dia nyuruh aku menggugurkan anak kami, hanya karena dia takut orang tuanya gak memberikan dia warisan " dengan suara serak Riska mencoba menjelaskan".

jadi, kamu sedang hamil Riska " Ringgo seakan tak percaya, sebenarnya Ringgo telah jatuh cinta kepada Riska tapi dia tahu Riska pacaran dengan tama, makanya dia tidak menggangu hubungan Tama dan Riska.

iya Ringgo, sekarang aku sedang hamil, tapi aku gak mau anak ini harus digugurkan oleh Tama , aku gak mau Ringgo... "Riska menangis sampai tersedu-sedu".

hh.... "Ringgo menghela napas, tenang aja Riska, selama ada aku Tama gak bakal berani menyakiti kamu dana anak kamu ". Ringgo dengan mata yang memerah dan wajah yang menunjukkan ekspresi marah".

Di apartemen Rony bapak dan ibu Riska sedang makan.

terimakasih nak Rony, karena kamu mau membantu kami "bapak Riska memandangi Rony dengan penuh harap untuk membantu mereka".

seharusnya rony yang minta maaf kepada bapak sama ibu atas perlakuan adik saya Tama, saat ini saya belum tahu apa masalah Tama dan Riska, tapi bapak sama ibu tenang aja Rony akan cari tahu dan melindungi kalian " dengan senyuman agar bapak sama ibu Riska tidak merasa khawatir".

sekarang Riska ada Dimana ya pak, ibu khawatir sama Riska, "dengan tatapan kosong ibu Ani memikirkan putrinya tersebut".

semoga putri kita baik-baik aja bu, kita serahkan semua kepada sang maha pencipta " ayah Riska yang mencoba menguatkan istrinya tersebut".

Bapak sama ibu istirahat aja dulu, itu kamar nya tentang tama jangan khawatir Tama gak akan tahu kalau bapak sama ibu ada disini, tapi pesan Rony jangan pergi kemana-mana, jangan keluar dari lingkungan apartemen ini, karena rony sudah menyiapkan pembantu, tentang Riska Rony janji akan menemukan nya " sambil memegang tangan ibu Riska".

terimakasih nak, kamu Sangat baik "ibu Riska memeluk Rony".

Rony pergi meninggalkan orang tua Riska menuju rumah mereka untuk bertanya pada tama apa yang sedang terjadi.

Dasar bodoh, mencari wanita seperti itu aja kalian gak berguna , "Tama yang emosi sambil melempar hp nya".

Riska, licik juga kamu, beraninya kamu melawan Tama , pasti aku akan mendapatkan mu, jangan harap bisa lari dari ku, seumur hidup aku akan mencari mu "Dengan senyum licik di wajah Tama".

Tama... apa yang kamu lakukan dengan Riska ? "suara langkah sepatu yang mendekat ke arah tama dan ternyata itu Rony".

bukan urusanmu, kenapa kau ikut campur, oh... kau ingin harta warisan ini jatuh ke tangan mu ya ? " menatap Rony dengan tatapan curiga".

aku tidak perlu harta warisan mu, ibuku tidak kalah jauh kaya daripada warisan yang kau incar " sindir Rony kepada adeknya tersebut".

jadi, kenapa kau ikut campur urusan ku dengan Riska ? kau menyukai nya ? "mulai curiga dengan Rony".

suka atau tidak bukan urusan mu, dan ya aku disini sebagai polisi, jadi sesuatu hal yang tidak wajar bagiku , aku berhak untuk menyelidiki, tidak peduli itu mau siapapun terutama kamu. "dengan suara yang menekan kepada Tama". dan meninggalkan Tama yang masih terdiam.

Aaahhhhhh... hari ini kamu bisa melawan aku Rony, suatu saat jika aku sudah memiliki semua ini, kau orang pertama yang aku tendang dari rumah ini.

Disisi lain, Riska dan Ringgo sedang menikmati makanan yang telah dipesan oleh Ringgo tadi.

Riska makan dulu, kamu sedang hamil tidak baik terlambat makan " Ringgo yang menyiapkan makanan untuk Riska".

makasih ya Ringgo " menatap ringgo dengan wajah tersenyum ".

go... kamu ada seseorang GK yang bisa di hubungi di kampung, soalnya aku mau nanya keadaan bapak sama ibu "Riska yang sedang menikmati makanannya teringat nasib orang tuanya di kampung ".

hmmmmm... coba aku hubungi Daniel,

" tangan kanan Ringgo yang sedang mengambil hp nya menghentikan makan, mencoba menelpon Daniel".

eh... kamu lanjut makan aja dulu, nanti aja telponnya "Riska yang merasa gak enak kepada Ringgo karena selalu merepotkan laki-laki yang dikenalnya sedari kecil".

oh diangkat, halo Niel, Gue dengar di kampung ada berita heboh ya, soal rumah Riska, emangnya kenapa? Lo kan tau gue sama Riska sohib, gue mau balik Jakarta tiba-tiba dapat berita gini " Ringgo berpura-pura agar tidak satu orang pun yang tau kalau Riska ikut dengannya ".

heboh banget ringoo, bayangin si Tama mau bakar rumah orang tua nya Riska, untung ada Rony, jadi keadaan sekarang amanlah "Daniel yang menjawab pertanyaan dari Ringgo dengan semangat ".

sekarang orang tua Riska ada dimana ? gue bisa ngomong gak sama orang tua Riska ?

Ringgo yang mengalihkan pembicaraan nya".

********

bab 3

gue gak tau sih go, soalnya setelah kejadian itu gue gak pernah liat orang tuanya Riska lagi, tapi lebih jelasnya tanya Rony aja soalnya terakhir orang tua Riska bersama Rony "Daniel yang tidak tau informasi orang tua Riska".

thanks ya, gue mau lanjut perjalanan dulu, kalau ketemu orang tua nya Riska kabari gue, soalnya gue mau nanya sebentar apa yang terjadi "mata Ringgo melihat ke arah Riska yang hanya bisa menangis dan menunduk".

gak usah khawatir Riska, aku yakin om sama Tante pasti sehat aja, apalagi Rony yang udah turun tangan langsung, kamu juga taulah gimana baiknya rony, beda jauh sama Tama " Ringgo yang memberikan semangat pada temannya tersebut ".

makasih ya Ringgo, semoga ibu sama bapak baik-baik aja, ini semua salah riska yang bodoh akan cinta Tama, Laki-laki brengsek itu , bisa-bisanya aku cinta sama dia " Riska yang menyesali akan Tama yang mempermainkannya".

Aku tahu kamu benci Tama, tapi GK kan bisa menghapus kalau anak yang kamu kandung anak Tama, ya Allah, sesakit ini mencintai kamu Riska, sampai kamu mengandung anak laki-laki lain pun aku tetap cinta, ingin rasanya aku memeluk mu dan berkata aku mau jadi ayah dari anak itu. "Ringgo yang berbisik di hati dan pikirannya".

Ringgo kok kamu Melamun " Riska menatap Ringgo dengan dalam" .

Gak kenapa-kenapa, kita lanjut makan lagi, nanti diperjalanan lapar " Ringgo mencair kan suasana".

" Setelah selesai makan, Ringgo dan Riska melanjutkan perjalanan, sepanjang perjalanan Riska hanya tidur karena bawaan dari bayi yang sedang dia kandung".

tepat pukul jam satu malam Ringgo dan Riska sampai ke rumah Ringgo".

eh... kita udah sampai ya ? "Riska yang mengusap matanya".

hehe, selamat datang di rumah aku ya, harap maklum setelah papa sama Mama meninggal aku bolak balik Jakarta kampung, rumah jadi GK ke urus. "Ringgo menggaruk kepalanya yang tidak gatal".

gapapa kok Ringgo, dengan kamu bantuin aku juga aku sangat berterimakasih "Riska dengan senyum nya".

masuk yuk, kamu lapar gak ? kalau gak aku beli makanan dulu, disitu ada sih enak banget, dekat kok aku biasa beli makanan disitu, kalau mau masak kamu tau lah laki-laki "dengan jurus andalannya lagi menggaruk kepala".

aku udah gak lapar kok go, kalau kamu mau makan beli aja, "Riska yang senyum melihat tingkah Ringgo".

yaudah kita masuk yuk, "mereka sambil melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah Ringgo".

wahhhhh... rumah kamu besar juga ya "Riska yang menatap semua bagian dari isi rumah Ringgo dan merasa kagum".

Alhamdulillah, sekarang bisnis orang tua aku udah berkembang, jadi rumah ini aku bangun "Ringgo dengan nada sedih nya".

tapi gapapa aku tinggal disini, warga disini bagaimana? "Riska yang merasa takut, karena dirumah ini bakal tinggal mereka berdua", kalau gak, aku disini sampai aku dapat kerjaan "Riska yang mencoba mencari solusi".

aman, kamu mau kerja kemana? apalagi dengan kondisi kamu seperti ini gak bakal ada yang mau Nerima " Ringgo tidak sadar ucapan nya menyakiti hati Riska", maksud aku gak gitu Riska !!!

kalau aku gak kerja, darimana aku bakal dapat uang untuk biaya anakku "sambil mengelus perutnya".

besok aja dipikirin, semua pasti ada jalannya, semua masalah ini pasti akan berlalu, itu kamar kamu, lebih baik istirahat dulu, soal om dan Tante besok aku tanya Rony "Ringgo yang memberikan kunci kepada Riska".

"Riska melangkahkan kakinya masuk ke kamar, dia begitu kagum akan keberhasilan Ringgo melanjutkan bisnis orang tuanya, walaupun orang tua Ringgo sudah tiada tapi kegigihan Ringgo sangat di acungkan jempol".

sedangkan Ringgo sedang pergi keluar mencari makanan, karena jam segini biasanya dia masih lapar, "dalam hati Ringgo masih memikirkan tentang Riska, dan besok apa yang harus dia katakan kepada warga kalau ada yang tau Riska tinggal dirumahnya".

walaupun Riska bilang dia tidak lapar tapi Ringgo tetap membelikan makanan untuk Riska".

Riska "tangan kanan Ringgo mengetuk pintu kamar Riska dan tangan kiri memegang plastik makanan untuk Riska".

kenapa Ringgo " Riska membuka pintu kamar dengan ketakutan karena dia takut warga tau dia dirumah itu ".

gapapa, cuma mau nganterin makanan, siapa tau kamu masih mau makan, eh jangan segan-segan ya Riska, anggap aja rumah ini rumah sendiri " Ringgo menaikkan alisnya ".

iya Ringgo, makasih ya , harusnya kamu gak usah repot-repot gitu "Riska senyum pada Ringgo".

yaudah aku mau bobok dulu, capek banget "Ringgo pamit sambil berjalan menuju kamarnya di lantai atas".

"riska pun masuk ke dalam kamarnya, Ringgo baik Banget sih, dari dulu dia selalu baik sama ku ! kenapa ya ? orang yang aku cinta dan aku perjuangan tega memperlakukan aku seperti ini ? Tama... ini sumpah ku padamu " kamu tidak akan pernah mendapatkan keturunan, tidak akan pernah.

suatu saat kamu akan menyesal atas apa yang kamu lakuin kepada aku dan keluargaku "Riska menangis sambil mengelus dadanya".

bagaimana keadaan Riska ya buk ? sekarang dia ada dimana ? sebenarnya apa yang terjadi pada Putri kita "bapak Riska tidak bisa tidur memikirkan nasib putrinya ".

jangan terlalu dipikirkan pak, nanti bapak sakit, ibu yakin Riska pasti baik-baik aja "menenangkan hati suaminya".

iya buk, kita istirahat aja dulu besok kita tanya Rony bagaimana keadaan putri kita, mungkin nak Rony udah menemukan Dimana sekarang posisi Riska " menenangkan hati istrinya, karena pak Riska juga tahu istrinya lebih banyak pikiran ".

Riska... andaikan kamu mau menggugurkan bayi itu, kamu tidak akan merasakan hal seperti ini " tama meminum alkohol yang ada ditangan nya".

tama, kamu ini pewaris dari keluarga ini, tapi kamu minum seperti ini ? dimana otak kamu ? " sambil memegang tangan tama, nyonya Sovia tiba-tiba pulang ke Indonesia".

mami " Tama terkejut melihat mami nya pulang".

kalau kamu seperti ini terus, bagaimana kamu bisa mendapatkan warisan dari papi kamu, kamu mau Rony anak panti asuhan itu berkuasa di keluarga kita "nyonya Sovia sangat marah pada anaknya".

Bondan, bawa Tama ke kamar, setelah dia sadar suruh ketemu sama saya " perintah nyonya Sovia".

siap buk "Bondan pun membawa Tama ke kamarnya".

sialan kamu Riska "Tama ngelantur karena terlalu banyak minum alkohol, dan akhirnya dia tertidur pulas".

" kepala ku pusing , ternyata udah jam sepuluh pagi, ah... hari ini aku tidak usah ke kantor.

Bondan... Bondan... "Tama sedikit pusing karena minum terlalu banyak".

iya tuan "Bondan berlari ke kamar Tama".

mana hp saya " tama bertanya sambil mencari hp nya".

ohhh... ini tuan, nyonya besar udah pulang tuan, kata nyonya kalau tuan sadar tuan temui nyonya " Bondan menyampaikan perintah Nyonya Sovia sambil memberikan hp Kepada tama".

mami... mami... pulang ke Indonesia " Tama menokok kepalanya sambil mengatakan gawat".

********

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!