2. SEGEL DARAH

2

Pikirannya berkecamuk lemas di depan pintu kuil yang sudah lapuk.

Aroma lumut yang lembab menyeruak indra penciumnya.

Bocah kecil itu terduduk menghadap pintu kuil di depannya.

"Aku tidak memiliki tubuh"

Pernyataan yang di ucapkan oleh sosok di dalam kuil itu kembali terngiang di otaknya.

Jadi dari tadi ia sedang memohon pada arwah? Atau roh jahat?

Ahhh, bocah itu mendesah pelan.

Ia sudah tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan.

Pantas saja sosok di dalam kuil itu menginginkan tubuhnya.

Jadi roh jatah itu tidak akan bisa bebas tanpa ada tubuh yang bisa ia tempati.

Huhh.. Bocah kecil itu membuang nafas lagi.

Ini benar benar di luar perkiraannya.

Saat memutuskan untuk datang ke kuil buruk ini, ia sudah membulatkan tekad karena setidaknya kemungkinan paling buruk adalah kematian.

Ia akan menerima hal tersebut dengan lapang dada jika di jadikan persembahan atau semacamnya.

Namun sekarang, ia bahkan harus merelakan tubuhnya di tempati roh jahat?

Tubuh kurus kecil ini?

Bocah itu lalu kembali memikirkan dengan keras bahwa apa yang ia pilih haruslah yang terbaik.

Ibunya sekarang sedang terbaring tak berdaya karena sakit yang di derita.

Adiknya mungkin lebih baik, ia memiliki penampilan yang cantik dan pribadi nya menarik.

Ayah mereka juga memperlakukan adiknya dengan baik.

Berbeda dengan adiknya yang cemerlang, ia sendiri berperawakan kecil dan tidak pandai berbicara.

pikirannya melayang pada kenangan saat ia menjalani kehidupan penuh penekanan dari keluarga ayahnya.

Sangat menakutkan.

Saat Adiknya mencoba membantunya, sang adik malah makin di kucilkan oleh saudara lainnya.

Bocah laki laki itu kian merasa sebagai beban untuk ibu juga adiknya.

Ia merenung makin lama.

Hutan yang sunyi senyap dengan suara gemericik hujan tak lagi membuat ia ketakutan.

Dari segala hal yang pernah ia temui, yang paling menakutkan adalah berhadapan dengan roh jahat yang kini sedang ia mintai pertolongan.

Jika hidupnya tidak lagi berarti, apakah lebih baik menyerahkan hidupnya pada orang lain?

Bocah itu mencoba menguatkan dirinya sendiri.

Jika tidak memutuskan segala hal sekarang, maka tidak ada lain kali.

Hidupnya, jiwanya, bahkan tubuhnya harus ia serahkan untuk imbalan menyelamatkan ibunya.

"Baiklah.." putus bocah kecil itu pada akhirnya.

Ia akan menyerahkan segala hal agar mendapatkan pertolongan.

"Tidak ada kata mundur."Jawaban dari dalam kuil membuat ia kembali berpikir.

"Akuu.." bocah kecil itu kembali bimbang.

"Kau bahkan tidak bisa terlahir kembali."

Jederrrrrrrrr....

Bocah kecil itu bak tersambar petir.

Bukan hanya satu kehidupannya?

"Tapi.." ucapannya terpotong dengan ungkapan menusuk jantungnya.

"Jika aku menggunakan tubuhmu, itu tidak akan hanya berakhir dalam beberapa ribu tahun."

Bocah itu mencoba mencerna apa yang ia dengar.

Semuanya sekarang jadi makin masuk akal.

Jika tubuhnya akan di gunakan selama ribuan tahun, mungkin saja jiwanya akan menghilang di seluruh alam semesta tanpa bisa memasuki roda reinkarnasi.

"Lupakan saja" suara dingin dari balik pintu kuil itu kembali terdengar.

"Aku bersungguh sungguh!!" jawab bocah kecil itu cepat. "Hanya saja, Kau harus menjamin keselamatan ibuku, adikku, juga seluruh keluarga ibuku." Terang bocah kecil itu memberi syarat.

Hening beberapa saat..

"Banyak sekali." Jawaban acuh tak acuh dari dalam kuil itu membuat bocah kecil itu kesal.

"Heiii.. Aku bahkan tidak akan memiliki kehidupan selanjutnya setelah ini!! Sedangkan kau akan bebas berkeliaran kemanapun dengan tubuhku!! Kau masih berpikir jika syarat ku terlalu banyak?"

Tidak ada lagi kilat ketakutan di matanya, bagaimanapun ia akan segera kehilangan tubuhnya dengan suka rela.

"Ahh, benar juga.." Suara dingin itu terdengar kian melunak. "Baiklah, Aku setuju."

"Kau harus bersumpah!. Selama menggunakan tubuhku, kau harus menjamin hidup keluargaku." Kata bocah kecil itu lagi.

"Baik. Selama tubuhmu masih ku gunakan, seluruh keluargamu juga keturunannya menjadi tanggung jawab ku." Jawab dari dalam kuil. "Jika sudah, Buat sumpah dan buka segelnya."

Bocah kecil itu lalu memungut ranting di sekitarnya, tangan kirinya menggenggam erat ranting tersebut.

Ia menghembuskan nafas pelan lalu menusukkan ujung ranting yang tidak rata ke telapak tangan kanannya.

"Uhhh.." Bocah kecil itu mengernyit.

Rasa sakit menjalar saat darah segar mengalir di telapak tangannya.

Bocah itu mencabut rating dan melemparkannya ke segala arah, "Sakit sekali" Keluhnya saat darah mulai menetes ke lantai.

Ia berdiri tertatih sambil menopang tubuhnya pada daun pintu.

bocah itu menghadap pintu kuil dengan tubuh yang makin lemas.

"Aku Liu Xian, Putra bungsu kekaisaran. Akan kuserahkan tubuhku sepenuhnya." ia lalu menempelkan telapak tangannya yang penuh darah pada pintu kuil di hadapannya.

Liu Xian mengernyit, darah di tubuhnya terasa mengalir keluar lewat telapak tangannya.

Ia dapat melihat bahwa pintu di depannya mulai di penuhi darah.

Mengalir dari telapak tangannya memenuhi pola segel pada daun pintu kuil.

"Bagus, benar begitu." Ucapan puas terdengar dari dalam kuil.

Liu Xian merasa kesal tiba tiba.

Ia merasa sangat menderita karena rasa sakit, sedangkan roh jahat di dalam sana bahkan tidak bisa mengatakan sesuatu yang mengenakkan hati.

"Aku rasanya hampir mati!" kesal Liu Xian dengan wajah pucat pasi.

"Memang akan mati" jawaban acuh itu sukses membuat Liu Xian makin jengkel.

Bukan mendapatkan simpati, Liu Xian bahkan merasa jika dirinya mungkin bisa menjadi arwah penasaran setelah ini.

Makin banyak darahnya mengalir, makin luas pula segel yang di penuhi darahnya.

Saat hampir penuh, Liu Xian memejamkan matanya. Rasa sakitnya makin jelas, apakah ini yang di rasakan semua orang saat akan mati?

Wajah ibunya terlintas, berdiri bersama adiknya. Tersenyum sambil melambai ke arahnya.

Liu Xian tersenyum, ia merasa ada angin sejuk di dadanya.

Setelah ini, mungkin ibunya akan kembali tersenyum seperti dulu.

Crakkkk..

Segel pada daun pintu itu terlihat mulai retak.

Crakkkk.. dari retakan kecil kemudian menjalar ke seluruh pola segel.

"Aku Yin Hei Long bersumpah. Selama ada aku, Tidak akan ada yang bisa menyentuh keluargamu."

Saat segel pada pintu itu sepenuhnya hancur, terlihat bayangan hitam keluar dari celah pintu kuil.

Sangat cepat menghantam tubuh Liu Xian hingga terjengkang ke belakang.

Rasanya sangat nyaman, Liu Xian dapat melihat tubuhnya tergeletak terlentang di lantai kuil.

Ia lalu mengangkat tangannya, jelas kini ia hanya tersisa arwah.

Liu Xian tersenyum melihat tubuhnya yang kini sudah menjadi milik orang lain.

"Kau harus menepati janji mu" Ucap Liu Xian pelan, tubuhnya perlahan melayang makin jauh dari tubuhnya.

Masih dengan terlentang, Yin Hei Long yang kini menempati tubuh Liu Xian membuka mata.

Melihat arwah Liu Xian yang makin menjauh, Ia hanya berucap dengan yakin.

"Kau tenanglah di sana."

Arwah Liu Xian bisa mendengar itu, ia tersenyum indah, Terlihat sangat ceria.

"Rasanya, kematian seperti ini juga tidak buruk."

.

.

_TOLONG BERIKAN BANYAK NASEHAT DAN CINTA UNTUK MEREKA SEMUA_

*.*

_TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN PARA PEMBACA_

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!