ruang makan itu terdengar sunyi, hanya helaan nafas mereka terdengar begitu berat. Bu nila menoleh ke arah putri sulungnya, "sudahi tangismu rania, kamu akan tetap menikah dengan arka, dan kamu reeva—" ucapnya tiba-tiba mengalihkan perhatian ke arah putri bungsunya. "beresin semua barangmu, kita akan pindah dari rumah ini secepatnya, ayahmu akan mencari kontrakan untuk kita"
Pak danu menghela nafasnya berat sebelum berdiri, gerakannya yang terlihat lesu, sungguh membuat hati reeva terenyuh. Setitik rasa bersalah menyelusup ke dalam hatinya. Tangannya yang tadi bertolak pinggang, luruh ke sisi tubuhnya, matanya menatap ke arah ayahnya yang hendak berlalu.
"ayah.." panggil reeva tiba-tiba mengagetkan seisi rumah, "aku menerima lamaran itu ayah" mata seisi rumah terlihat membelalak kaget, binar mata ayah reeva terlihat bahagia, perlahan ia menghampiri reeva dan meraih kedua tangan putri bungsunya itu, "kamu serius nak?" tanyanya meyakinkan.
"he eh" angguk reeva ragu,"reeva tidak ingin melihat rumah ini terjual, hanya ini harta kita satu-satunya warisan dari kakek" katanya menatap bergantian ke arah ibu dan kakaknya yang masih terpelongo mendengar jawabannya.
"reeva juga gak mau melihat rania menikahi mas arka di rumah kontrakan yang kita tidak tahu dimana dan bagaimana bentuknya"
"terima kasih reeva" terdengar ucapan tulus rania yang menatap adiknya syahdu,
"kamu memang selalu ada untukku" bu nila yang masih terdiam, terlihat memicingkan matanya menatap reeva, ia merasa heran apa yang membuat reeva tiba-tiba mengubah keputusannya, ia sangat tahu kalau reeva itu sedikit keras kepala, ia tahu reeva tidak akan semudah itu menyetujui sesuatu jika menurutnya hal itu tidak menguntungkan baginya, namun ia juga tahu reeva itu sangat menyayangi keluarga.
"reeva.." panggil bu nila, gadis itu menoleh. "apakah kamu tidak akan menyesal?, kamu juga belum mengenal pria tidak sopan itu" tanya bu nila menelisik mata putrinya, berusaha mencari jawaban di mata besar yang indah itu.
"tidak ibu, reeva nggak akan menyesal" gelengan kepala reeva terlihat yakin. "reeva pikir, jika tidak dengan cara ini, reeva tidak akan pernah menikah"
"apa maksudmu?" cecar bu ratna cepat, terlihat raut wajahnya sedikit tak suka mendengar ucapan reeva.
"ibu lihat sendiri, apakah ada pria yang akan sukarela menikahi reeva dengan ini" tunjuknya ke seluruh tubuhnya sendiri, mulai dari kepala sampai kaki,
"apa yang salah dengan dirimu?" tanya ibunya lagi dengan ekspresi terlihat marah.
"reeva tidak secantik rania bu, jika reeva memiliki fisik seperti rania, reeva juga tidak akan bersedia menerima lamaran dari pria itu." bisiknya terdengar lirih, bisikan yang sangat lirih, yang hampir tidak terdengar oleh keluarganya. Reeva menyadari jika ia tidak secantik kakaknya, terkadang hatinya sering merasakan sakit, ketika melihat pandangan mata orang yang melihat dirinya iba dan heran, ketika tahu ia adalah adik rania.
"tidak ada yang salah dengan dirimu reeva, jangan rendah diri seperti itu!"perintah bu nila dengan suara anggunnya, wanita cantik itu berdiri, " kamu hanya perlu merubah penampilan konyolmu ini, mulailah bertindak sesuai dengan kodratmu" perintah bu nila terdengar tegas. Di rumah mereka posisi kepala keluarga lebih sering di pegang ibunya, sementara ayah mereka hanyalah pria tua yang plin-plan dan gugupan, namun itu tidak mengurangi rasa sayang reeva terhadap ayahnya itu.
"dan mas, sebelum reeva menikahi pria itu, sebaiknya kita pingit dia supaya tidak terlalu liar" ucapan bu nila yang selalu bagai sebuah perintah, mengakhiri pembicaraan mereka di meja makan sore itu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Kei Kurono
Mantap banget thor, plotnya bikin gak bisa berhenti baca!
2025-09-04
1