Bab 5. Suami Pengangguran

"Jadi namanya Ethan Meyer, sepertinya nama ini familiar. Tapi bukan waktunya terpesona dengan nama ini kan? apa-apaan ini, kenapa aku malah menikah dengannya?" gumam Bella melihat buku nikah yang sudah ada di tangannya.

"Ehh..."

Belum juga dia mencerna kejadian ini dengan baik. Buku nikah di tangannya sudah di ambil Ethan. Dan di simpan di saku jasnya.

"Jadi istriku, sekarang kita sudah bisa pulang ke rumah?" tanya Ethan membuat wajah Bella makin masam.

"Pulang ke rumah? pulang ke rumah bagaimana?" tanya Bella.

"Aku baru kembali dari luar kota, aku tidak punya rumah"

Rahang Bella nyaris jatuh, kenapa dia bisa terjerat dengan pria yang entah datangnya darimana ini.

"Jadi begini tuan Ethan Meyer, aku saja masih menumpang tinggal di rumah ayahku..."

"Baiklah, sekalian saja memberi salam pada ayah mertua!"

"Tunggu dulu!"

Bella menarik tangan Ethan yang sudah berjalan ke arah mobilnya.

"Kalau ayahku tahu aku menikah diam-diam begini. Dia bisa menghabisiku. Oke begini saja, aku akan kirimkan uang padamu. Kamu sewa dulu rumah susun yang kecil..."

"Rumah susun?" sela Ethan.

"Hais, baiklah. Carilah apartemen yang murah. Jangan katakan pada siapapun kalau kamu sudah menikah denganku..."

"Apa aku begitu memalukan?"

Bella serba salah. Apanya yang memalukan. Pria itu punya wajah yang tampan. Sama sekali tidak membuat malu. Kalau dibandingkan dengan Vero. Ya jelas Ethan lebih tampan, bahkan jauh lebih tampan. Tapi proses terjadinya pernikahan ini yang membuat Bella tidak mungkin go publik sekarang.

"Kamu tidak paham! ayahku itu... aku tidak bisa jelaskan. Pokoknya, tidak bisa mengatakan kalau kita sudah menikah. Pokoknya, kalau bertemu denganku, pura-pura saja tidak kenal. Oke!"

Setelah mengatakan itu Bella segera berlari meninggalkan Ethan.

Pria itu hanya tersenyum.

"Pura-pura tidak kenal ya? bagus! jangan menyesal!" gumamnya lalu masuk ke dalam mobilnya.

Bella mungkin tidak menyadari hal ini sebelumnya. Mobil pria ini, bahkan tiga kali lipat lebih mahal dari harga mobilnya yang sudah sangat mahal itu.

**

Setibanya di kantor, Bella menyandarkan kepalanya di sandaran kursi. Dia bahkan habis dimarahi lagi oleh atasannya karena terlambat masuk kerja.

"Oh ya ampun, bertubi-tubi. Bertubi-tubi sekali ini cobaan..."

"Ya kalau cuma sekali, itu namanya cobain Bell!"

Bella segera menoleh, dia membenarkan posisi duduknya dan mengulurkan tangannya ke arah Lulu.

"Kartuku?" tanyanya.

Dia benar-benar sedang butuh banyak yang sekarang. Dia punya suami yang tampan tapi tidak punya pekerjaan.

Lulu meraih kartu yang tadi malam Bella berikan padanya.

"Sudah terpakai 2 juta"

"Biarlah, aku ingin katakan sesuatu padamu. Tapi nanti saja saat makan siang. Ya ampun, lelah sekali!"

Dan tiba-tiba saja sebuah suara notifikasi pesan di ponsel Bella. Membuatnya segera melihat ke arah layar ponselnya.

Lulu yang penasaran juga curi-curi pandang ke layar ponsel sahabatnya itu.

'Hubungan kita sudah berakhir. Jangan bersikap sok akrab padaku lagi di kantor. Anggap saja kita tidak saling kenal'

Bella rasanya ingin mengumpat. Dia tidak percaya Vero berani mengirimkan pesan seperti itu padanya. Benar-benar pria jahat. yang tidak punya rasa malu. Sayangnya dia tumbuh di bawah didikan ayah yang sangat disiplin. Dia benar-benar tidak bisa mengeluarkan kata-kata itu.

"Dasar pria brengsekkk! tidak tahu malu. Dia masih berani mengirimkan pesan padaku. Tidak punya otak. Bajingaannnn!"

Bella menoleh ke arah Lulu dengan ekspresi takjub. Lulu bahkan sudah mewakilinya mencaci pria jahat itu.

Rasanya kalau ada 10 jempol yang dia miliki, dia ingin mengacungkan semua jempol itu ke arah Lulu.

"Aku kesal!"

Bella mengangguk. Tapi entah kenapa, mendapatkan pesan seperti ini. Dia tidak merasa sakit hati atau sedih. Malah cenderung merasa sangat kesal dan ingin membanting ponselnya. Tapi sayang, karena harganya lumayan.

"Aku juga, terimakasih sudah mewakiliku memakinya. Aku harus blok nomornya. Kenapa aku tidak lakukan ini sejak kemarin!" kata Bella yang kemudian memblokir nomor Vero.

"Mulai sekarang, lupakan saja di dunia ini pernah ada makhluk bernama Vero Bastian itu"

"Rip for Vero Bastian!"

"Setuju" kata Bella mengangguk.

Lulu mengangguk juga, dia lantas kembali ingin mengerjakan pekerjaannya, tapi saat Bella meregangkan tangan dan lehernya. Rambut panjang wanita itu tersingkap. Dan Lulu melihat ada tanda merah kebiruan di leher mendekati tengkuk sahabatnya itu.

"Bella!"

Lulu segera menyibak rambut Bella dan menunjuk ke arah tanda di leher sahabatnya itu.

"Ini... kamu habis itu ya..."

Kata-kata Lulu itu sebenarnya ambigu. Tapi Bella sangat paham. Karena tangan Lulu menunjuk ke arah dimana semalam Ethan menggigitt Bella.

"Sssttt"

Bella menarik tangan Lulu, dan meletakkan jari telunjuknya di depan mulut Lulu.

"Nanti aku jelaskan, kamu tahukan. Disini tembok punya telinga!" ujarnya sambil mengangguk misterius.

Lulu terlihat khawatir, sebenarnya dia sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada sahabatnya itu. Tapi apa yang dikatakan oleh Bella juga benar. Di tempat ini, tembok punya telinga. Tidak baik kalau mereka membuka aib di tempat ini memang.

**

Setelah menunggu beberapa jam, menahan rasa penasaran. Akhirnya Lulu terlihat sangat serius ingin mendengarkan apa yang sebenarnya telah terjadi pada sahabatnya itu semalam.

Tangannya sudah berada dalam sikap siap, bahkan dia menggeser piringnya yang sudah berisi makanan lengkap untuk makan siang di kantin kantor.

Dia bahkan menarik Bella, ke meja paling pojok.yang ada di kantin itu supaya tidak ada yang bisa mendengar apa yang mereka akan bicarakan.

"Katakan!" kata Lulu begitu penasaran.

"Jangan kaget ya!" kata Bella yang lebih dulu mewanti-wanti Lulu.

Masalahnya apa yang dia katakan ini mungkin akan membuat temannya itu terkejut.

Dan Lulu yang memang sudah tidak sabar mau mendengarkan cerita Bella. Segera mengangguk dengan cepat.

"Aku sudah menikah!"

"What!" pekik Lulu yang membuat semua orang yang ada di kantin itu menoleh ke arahnya.

Bella yang panik lantas menarik tangan Lulu.

"Kan sudah aku bilang jangan kaget!" kata Bella.

Rasanya sia-sia saja, pada akhirnya semua orang menoleh dan penasaran.

"Sorry sorry!" kata Lulu yang langsung mengangkat tangannya dan meminta maaf karena sudah mengejutkan semua orang.

Tapi, dia memang sangat terkejut. Bagaimana bisa dalam semalam, atau bisa di bilang kurang dari 24 jam saja temannya itu bisa menikah. Itu sangat mengagetkan.

"Gimana ceritanya?" tanya Lulu dengan kedua alis nyaris nempel.

Bella menghela nafas dalam-dalam. Rasanya memang dia butuh hal itu sebelum menceritakan semuanya pada Lulu.

Setelah mendengar semua yang diceritakan oleh Bella, rahang Lulu nyaris jatuh.

"Baru datang ke kota ini? tidak punya pekerjaan?"

Bella mengangguk.

"Kamu benar-benar dalam masalah, Bella!"

Ujar Lulu yang langsung membuat Bella menghela nafas sangat berat. Sepertinya memang iya, dia sepertinya yang harus bertanggung jawab atas kelangsungan hidup suami dadakannya itu. Belum lagi kalau ayahnya tahu. Habislah dia.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

partini

partini

jangan " mereka nanti tinggal bersama di rumah besar Thor wah keren itu tiap hari face to face sama mantan dan selingkuh nya

2025-09-02

2

Adinda

Adinda

lanjut thor

2025-09-02

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!