Bab 2. Mencari Pria Penghibur

"Apa katamu?" tanya Lulu rekan kerja Bella dan temannya sejak SMA, "dia memutuskan hubungan kalian yang sudah empat tahun. Demi seorang wanita yang baru dia kenal 4 Minggu?" ujar wanita yang berbeda tiga bulan usianya dari Bella itu.

Bella yang masih terus menangis, sambil memegang gelas minuman di tangannya mengangguk sedih.

Dia yang merasa sangat putus asa. Menghubungi Lulu dan mengajak temannya itu bertemu di klub malam.

"Iya, dia bilang aku tidak selevel lagi dengannya, hiks..."

Wanita berambut cokelat ikal sebahunya itu tampak begitu kesal.

"Tidak tahu diri! coba aku ada disana. Biar aku jambak itu mokondo menyebalkan!"

Lulu menepuk bahu Bella. Sebenarnya dia tidak mau menambah luka hati temannya itu. Yang namanya orang sudah jatuh cinta, pasti akan melakukan apapun demi orang yang dia cintai. Lulu juga sempat menahan Bella saat akan mundur seleksi kepala divisi pemasaran di kantornya itu. Tapi, karena dia berpikir hubungan empat tahun itu memang sudah sangat serius. Lulu tidak ikut campur lagi.

Tidak di sangka. Setelah semua yang dilakukan oleh Bella. Vero dan keluarganya main lepeh begitu saja sahabatnya itu setelah mendapatkan menantu yang lebih kaya raya.

"Hais, seharusnya kamu tampar pria itu sebelum pergi!" kata Lulu lagi.

Bella terlihat sangat tidak bersemangat. Dia hanya terus minum dan menangis. Dia benar-benar patah hati. Sangat sedih sampai mengangkat kepalanya saja terasa begitu berat.

"Aku tulus mencintainya, aku bahkan sudah menyiapkan makan malam romantis. Aku bahkan sudah beli ini..."

Mata Lulu melebar. Ketika dia melihat apa yang ada di tangan Bella. Yang baru saja dia keluarkan dari dalam tasnya.

"Komdommm!"

Lulu bahkan segera menutup mulutnya, ketika dia mengatakan benda apa itu.

"Memangnya selama ini kalian belum..." Lulu menyatukan dua ujung jari telunjuknya dengan posisi horizontal di depan wajah Bella.

Bella menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak berani, ayahku bisa menghabisiku kalau aku jadi wanita yang murah seperti itu. Tapi, karena bulan depan dia bilang akan melamarku, aku rasa tidak masalah. Tapi dia malah memutuskan hubungan kami. Empat tahun itu tak ada artinya lagi, hiks"

Lulu segera memasukkan kembali benda itu ke dalam tas Bella.

"Untung saja kalian putus sekarang!" kata Lulu.

Bella yang mendengar ucapan sahabatnya itu terdiam. Beberapa detik dia masih terdiam, sampai kemudian kembali menangis lagi.

"Hiks... hiks... kenapa kamu malah bilang untung. Aku menghabiskan 4 tahun sia-sia Lulu. Apanya yang untung, hiks..."

Lulu mengambil gelas minuman yang ada di tangan sahabatnya itu. Sepertinya sahabatnya itu sudah mabukk.

"Kamu dengarkan aku dulu, bagus kalian putus sekarang. Jika kamu sudah menyerahkan harga diri kamu. Lalu kamu baru putus, itu lebih memalukan kan? mereka akan lebih merendahkan kamu!"

Sambil menyeka air matanya. Bella mengangguk setuju.

"Kamu benar! tapi dia jahat sekali! aku sampai bertengkar dengan ayahku karena terus memintanya memasukkan Kikan ke kampus terbaik di kota ini. Padahal otaknya tidak sampai. Aku meminta paman Anton, sampai paman Anton harus memohon pada atasannya agar bisa menerima Vero di kantor. Kenapa mereka jahat sekali!"

Lulu menghela nafas. Dia menepuk bahu Bella yang sudah bicara tanpa mengangkat kepalanya. Bella meletakkan kepalanya di atas meja. Dan terus menangis dengan posisi itu.

"Sudah sudah! tidak apa-apa. Masih banyak laki-laki tampan di dunia ini Bella. Lagipula kamu cantik, masih muda. Pasti banyak pria di luar sana yang mencintai kamu dengan tulus nanti. Tidak seperti Vero!"

Lulu berusaha menenangkan Bella.

Bella yang merasa kesal, dan merasa hubungannya yang sudah 4 tahun itu benar-benar sia-sia. Merasa marah, merasa ingin melampiaskan kekesalan dan kekecewaannya itu.

Bella berusaha mengangkat kepalanya. Meski itu rasanya berat sekali. Sesekali dia oleng ke kanan dan oleng ke kiri.

"Kamu benar! kamu benar Lulu. Dia bisa bahagia setelah putus denganku. Kenapa aku harus menangis dan meratapi kandasnya hubungan kami karena pengkhianatannya yang tak punya hati itu. Laki-laki jahat itu bisa tertawa sekarang. Kenapa aku harus menangis. Aku juga harus bahagia!"

Lulu mengangguk sambil tersenyum. Dia berpikir kalau pikiran Bella sudah terbuka. Dan temannya itu tidak akan lagi meratapi kandasnya hubungannya dengan pria yang hanya memanfaatkannya itu saja. Bahkan bukan hanya pria itu, tapi juga seluruh anggota keluarganya.

Sayangnya senyum Lulu itu harus berubah menjadi keterkejutan yang luar biasa, ketika Bella berkata.

"Lulu, carikan seorang pria tampan untukku. Aku akan gunakan uang yang seharusnya aku keluarkan untuk ulang tahun pria jahat itu, untuk bersenang-senang sendiri!"

Rahang Lulu nyaris jatuh. Karena memang apa yang dipikirkan oleh Bella. Jomplang sekali dengan apa yang dipikirkan oleh Lulu.

Lulu bahkan sama sekali tidak menduga. Kalian hal itu yang akan dipikirkan Bella.

"Bella, pikirkan lagi. Ayahmu akan menghabisimu kalau tahu kamu mencari pria penghibur..."

"Ssssttttt! jangan katakan pada ayahku. Dia tidak akan tahu. Aku hanya ingin ditemani minum. Ayo, carikan aku seorang pria. Ini kartuku, pakai kartu ini. Aku ke kamar mandi dulu, kirimkan nomor kamarnya ke ponselku!"

Bella berjalan gontai menuju kamar mandi. Lulu yang mendapatkan kartu dari Bella itu, menggaruk kepalanya bingung.

"Dia serius?" gumamnya.

Tapi beberapa saat kemudian, Lulu mengangguk beberapa kali.

"Tapi tidak masalah kali ya, kan cuma menemani minum. Bella tidak mungkin berani lebih dari itu. Dia sangat takut pada ayahnya!"

Lulu pun pergi ke bartender, dia bertanya bagaimana caranya menyewa seorang pria penghibur di klub malam ini. Setelah mendapatkan satu orang pria yang fotonya cukup tampan. Lulu segera mengirimkan nomor kamar pria itu kepada Bella.

Dan saat itu, Lulu juga mengatakan kalau dia harus pulang. Ibunya menghubunginya.

Bella membuka pesan itu. Tapi karena matanya juga sudah tidak terlalu jelas melihat. Dia sudah mabukk. Bella melihat angka delapan itu seperti angka nol.

Bella melihat atau persatu nomor kamar di klub malam itu. Hingga dia menemukan angka yang dia pikir sama dengan yang dikirimkan oleh Lulu. Padahal bukan.

"Pria tampan, temani aku minum lagi!"

Brukkk

Bella merasa menabrak seseorang. Bella mendongak, menatap wajah pria itu dengan matanya yang sudah kabur pandangannya.

"Tampan sekali! kamu mau tidur denganku?" tanya Bella yang pikirannya sudah tidak lagi dalam kendali kesadarannya.

Pria tampan dengan jas mahal itu meraih dagu Bella.

'Dasar wanita nakal, kita sudah lama tidak bertemu. Sekalinya bertemu kamu seperti ini?' batin pria yang rupanya telah mengenal Bella itu.

"Siapa namamu?" tanya pria itu.

"Ck, apalah arti sebuah nama. Tunjukkan kemampuanmu padaku. Aku akan bayar mahal" kata Bella yang benar-benar mengira pria itu adalah pria penghibur.

"Jangan menyesal!" kata pria itu segera mengangkat tubuh Bella.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

aurel

aurel

yuk mampir juga di karya aku jatuh cinta pada kakak ipar

2025-09-01

1

aurel

aurel

semangat Thor

2025-09-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!