04
Suara bel dari sebuah sepeda tua tak jauh dari lokasi aily berada
unknown
kakek: hei nak, sedang apa kamu di situ?
unknown
Oh ini, aku lagi cari kucing hilang kek
unknown
kakek: kucing? Tadi disana kucingnya tuh, hampir saja tadi saya tabrak
unknown
Oh gitu ya kek, kalau gitu makasih ya kek
unknown
kakek: pulanglah, sebentar lagi hujan
unknown
' udah yok pulang aja, gw benci hujan hujanan
Merekapun perlahan pergi menjauh
aily wijaya
*perlahan memindahkan kardus yang menutupi dirinya tadi
unknown
Kakek: loh? Ada orang toh?
aily wijaya
te-rima-kasih kek *sesegukkan
unknown
Kakek: kamu yang dicari anak muda tadi ya?
unknown
kakek: bagaimana bisa?
aily wijaya
mereka ingin merampokku *suara serak
unknown
Kakek: Oh astaga, kamu tau jalan pulang?
unknown
Kakek: atau mau kakek antar ke kantor polisi saja?
aily wijaya
Aku ingin pulang naik taxi saja
unknown
Kakek: baiklah, ayo naik, kakek antar ke terminal
aily wijaya
terimakasih banyak kek
unknown
Kakek: aih ini bukan apa apa
Setelah aily di temani kakek hingga ia naik taxi, ia pun akhirnya pulang
Kondisinya cukup berantakan, bahkan di beberapa bagian seperti punggung, lutut, pundak dan sikunya kotor karena berusaha masuk kedalam tempat sampah
sesampainya aily di halaman rumah ia pun berjalan masuk
aily wijaya
*berhenti karena menyadari ada cairan yang keluar dari hidungnya
aily wijaya
*mengusap, saat menyadari ia ternyata sedang mimisan
aily wijaya
*pandangan mulai memudar
aily wijaya
Abang...papa..
aily wijaya
*rasanya tak ada pijakan lagi
jake wijaya ²
Nyari aily, aku ngga tenang
jay wijaya ¹
Kan kata papa dia lagi les, mungkin emang pulangnya Agak gelap
jake wijaya ²
kalau dia kenapa napa gimana?
jay wijaya ¹
Ngga mungkin lah, emang dia anak kecil?
Aris wijaya ³
Tau tuh, bentar juga pulang
jake wijaya ²
Bentar lagi hujan, dia pasti ngga bawa payung
jay wijaya ¹
Bisa itu beli di toserba
jake wijaya ²
aku takut dia kenapa napa..
Aris wijaya ³
Santai aja, kata papa lesnya emang bisa sampai jam 9
jake wijaya ²
Handphone nya mati..
Aris wijaya ³
Ya kan kalau masuk kelas harus matiin daya
jay wijaya ¹
Tenang aja, kalau handphone nya lowbat, dia bisa kan minjem handphone gurunya biar nelfon kita, masa dia udah sehobi itu belajar tapi ngga bisa pakai otaknya, kan kocak
jake wijaya ²
Iya juga ya..
jake wijaya ²
*kembali duduk
Hujan mulai membasahi kota
Komplek elit tersebut perlahan semakin sunyi
Tak ada yang menyadari akan aily yang tak lagi berdaya, terbaring tanpa alas di halaman dengan guyuran hujan yang semakin derasnya
jay wijaya ¹
Enak nih, makan mie hujan hujan gini
jake wijaya ²
Iya kan? Mantap bangeet
Aris wijaya ³
Lebih enak lagi kalau habis makan terus nonton film *makan mie
jay wijaya ¹
Wiiih mantap mantap
jake wijaya ²
Nonton Netflix yok, di tv
Aris wijaya ³
Sekarang aja sambil makan kan enak tuh
jay wijaya ¹
Yoi *pindah ke ruang keluarga
jay wijaya ¹
*menyetel Netflix di tv
Aris wijaya ³
Papa sama mama keluar kota ya?
jake wijaya ²
Iya, mana 5 hari lagi
jay wijaya ¹
Itu bukan lagi kerja namanya, honeymoon 🤭
jake wijaya ²
Hahaha iya bener juga
Aris wijaya ³
Paansih, udah tua juga
jay wijaya ¹
Lah, biarin lah kocak, biar chemistry di antara mereka tuh makin kuat
jake wijaya ²
Bener tuh, apalagi katanya, kalau makin tua makin biasa aja tau perasaan nya, bahkan sampai pisah kamar gitu
jay wijaya ¹
He'em makanya itu, biarin aja mama papa berduaan terus, lagian kita kita udah pada gede, bisa ngurus diri sendiri
Tanpa sadar ketiganya menonton film hingga larut malam, tanpa menyadari, bagian penting dari mereka kini masih tak sadarkan diri, bahkan wajahnya semakin memucat
Fany terbangun, ia pergi menuju lemari es, menuangkan air es ke gelas dan meminumnya, saat akan kembali ia tak sengaja melihat lampu ruang TV masih menyala
betapa terkejutnya ia karena melihat majikannya tidur melantai di ruang keluarga, ketiganya tak lagi menonton melainkan tv lah yang menonton mereka yang tengah tertidur
Fany (ART)
Den.. Bangun den.. Pindah ke kamar ya den, di sini dingin
Fany (ART)
"mana masih hujan lagi"
Fany (ART)
Bangun den... Ayok pindah ke kamar..
Jay pun terbangun, begitu juga dengan jake, di ikuti dengan Aris yang tampak sangat tak memiliki tenaga untuk bangun
jay wijaya ¹
Emm. Makasih mba..
Fany (ART)
*geleng geleng kepala
melihat ketiga majikannya yang tampak berjalan sempoyongan itu terasa lucu baginya, entah Fany masih setengah sadar juga atau tidak, ia melupakan satu majikan nya lagi..
Begitu melihat ketiga majikannya kembali ke kamar, Fany pun mematikan tv dan mematikan lampu ruang keluarga dan kembali tidur
Hujan mulai mereda, namun tak benar benar mereda
Dari kejauhan seseorang berjalan perlahan menyusuri trotoar kompleks menggunakan jas hujan dengan senter di genggamannya
unknown
*melihat seseorang terbaring di depan halaman keluarga wijaya
unknown
"kenapa ada cewek tidur di sini"
unknown
*membalikkan tubuh aily
unknown
*terkejut hingga terduduk di jalan
unknown
Astaga, bagaimana bisa nona aily seperti ini?
unknown
*mengecek nafas aily dan merasa lega karena masih hidup
unknown
Nona!! Bangun! Sadarlah!!
unknown
"sejak kapan ia terbaring disini? kulitnya bahkan sedingin es"
unknown
*menekan bel berulang ulang kali
unknown
Mba!! Mas!! Ini ada nona aily pingsan!!
unknown
NONA AILY PINGSAN INII TOLONG BUKA PINTUNYAA
unknown
"kenapa tak ada jawaban?"
unknown
"apa tak ada orangnya?"
unknown
"mana jari nona mengerut lagi jadi ngga bisa akses sidik jarinya"
unknown
MBAAA BUKA PINTUNYA MBAA INI NONA AILY PINGSAN
unknown
*terus memencet bel
unknown
WOY YANG ADA DI DALAM, YANG PUNYA RUMAH UDAH MAU MATI KEDINGINAN INIII
unknown
*memencet bel dengan tidak sabar
Fany (ART)
*terbangun karena terkejut
Fany (ART)
*seketika nyawa terkumpul
Mendengar suara bel rumah yang terus berbunyi, Fany pun bergegas membuka pintu
Fany (ART)
*terkejut bukan main
Fany (ART)
apa yang terjadi?
Fany (ART)
Kenapa nona basah kuyup begini?
Fany (ART)
Oiyaiyaa, langsung ke kamar saja, diluar dingin
Fany (ART)
Letakkan saja dilantai dulu saya akan mengganti bajunya, tolong keluar sebentar *panik
unknown
*meletakkan aily dilantai dan keluar menutup pintu
Fany (ART)
ya ampun nona, bagaimana ini bisa terjadi?
Fany (ART)
Apa yang telah nona lalui sepanjang hari?
Fany (ART)
Ya ampun, maafkan saya nona, saya ngga becus jagain nona *menangis sambil mengganti baju hangat untuk aily
Fany (ART)
Maaf nona, maafkan aku *tersedu sedu
setelah mengganti baju untuk aily, Fany kembali memanggil satpam tersebut untuk masuk dan memindahkan aily ke kasur
Fany (ART)
*mengeringkan rambut aily dengan hairdryer
Fany (ART)
*mengambil selimut dan melapisinya
Fany (ART)
*mengompres kepala aily
Fany (ART)
"Sepertinya ia sudah lebih baik"
Fany (ART)
Mari pak *mengarahkan satpam untuk keluar bersama dari kamar
Fany (ART)
ya ampun!! *menunduk merasa telah gagal menjadi ART
Fany (ART)
terimakasih banyak pak, terimakasih banyak banyak banget, saya ngga tau gimana jadinya kalau ngga ada bapak..
unknown
Iya mbaa, ini juga tugas saya kok mba
Fany (ART)
Maaf banget udah ngerepotin bapak tengah malam begini, saya jadi ngga enak
unknown
Kan saya sudah bilang mba, ini udah tugas saya, ngga perlu sesungkan itu..
Fany (ART)
Oh iya pak, Jadi, kalau boleh tau gimana bapak bisa bertemu dengan nona?
unknown
Saya menemukan nona aily di depan rumah mba, saya juga ngga tau gimana kejadiannya. Tau tau, nona aily udah pingsan sebelum saya bertemu nona
unknown
Saya juga ngga tau, berapa lama nona pingsan di depan rumah
unknown
Saya baru keliling sehabis hujan reda
unknown
Mungkin udah lama mba
unknown
Apa tidak ada yang mencari selama nona tidak ada di rumah?
Fany (ART)
bagaimana ya? Maaf saya ngga bisa cerita ke bapak tapi nona memang sedikit bernasib malang.. *menunduk
unknown
Oh iya mba, ngga papa mba, saya ngerti kok, kalau sudah semua nya saya balik patroli dulu mba, jagain nona aily ya mba
Fany (ART)
Iya pak, terimakasih banyak ya pak🙏🏻
unknown
Iya mba, permisi..
Fany (ART)
*menelfon dokter pribadi keluarga wijaya karena masih sangat khawatir
jake wijaya ²
Pagi mba *menuangkan air ke gelas dan meminumnya
Fany (ART)
Pagi den *mata sembab
jake wijaya ²
Loh? Mba kenapa?
jake wijaya ²
Mba kenapa nangis?
jake wijaya ²
Terus kenapa mba nangis?
Fany (ART)
Huaa, nona aily den nona... *terisak
jake wijaya ²
*mengerutkan alis
jake wijaya ²
Aily? Aily kenapa?
jake wijaya ²
Kenapa mba nangisin dia, apa aily kenapa Napa mba?!!
Fany (ART)
nona...aily..den.. *terisak
Fany (ART)
Hiks.. Saya, -saya ngga becus den..hiks *semakin deras
jake wijaya ²
Jawab saya dengan benar mba, AILY NGGA KENAPA NAPA KAN? KENAPA SAMA ADEK SAYA MBA!! *panik
jay wijaya ¹
Jake!! kamu apain mba Fany?
Fany (ART)
Bukan.. Den jake. Huaa *semakin menangis
Aris wijaya ³
Kenapa nih pagi pagi dah melow begini dah?
jake wijaya ²
jawab saya mba, aily kenapa? Mana dia?
Aris wijaya ³
Kenapa sama Aily?!!
Fany (ART)
Den... Nona,- nona aily den.. Hua.. *terisak
jay wijaya ¹
*mencengkram baju Fany
jay wijaya ¹
WOY, JAWAB!! ADEK SAYA KENAPA?
Fany (ART)
Hiks hiks nona.. Den.. Nona aily...
jay wijaya ¹
IYA, GW TAU, SATU SATUNYA NONA DISINI AILY!! YA TERUS AILY KENAPA MBA?!! ADEK GW KENAPA, GW TANYA AMA LU!!
jay wijaya ¹
BUDEG LU HAH?
Aris wijaya ³
Bang!!, sabar!!
Aris wijaya ³
Mba, adik saya ngga kenapa napa kan?
Fany (ART)
*terus terisak sambil memberikan I-pad
Di I-pad tersebut terdapat rekaman cctv Halaman depan keluarga yang menunjukan aily pulang pukul 18:45 namun tiba tiba ia kehilangan kesadarannya setelah mimisan di depan rumah, hujan terus turun bahkan semakin deras dan aily tak menunjukkan pergerakkan apapun
ketiganya memerhatikan layar yang terus terputar sebuah rekaman menyakitkan tentang adiknya
Aris mempercepat rekamannya hingga pada pukul 02:55, yang menunjukkan hujan mulai mereda, terlihat satpam menemukan aily yang terbaring di halaman rumah dan akhirnya membawa aily masuk
Perasaan campur aduk yang di rasakan oleh ketiganya benar benar tak dapat di terka, perasaan benci pada diri sendiri, takut kan terjadi hal yang lebih berbahaya lagi, merasa gagal menjadi seorang kaka, khawatir terhadap aily... Rasanya menyakitkan...sangat.
Comments
Felix
Tak terduga
2025-09-02
0