Bab 3 – Dikasih Pun Gak Mau

Setelah sempat mengobrol sebentar dengan Nayla, Dion kembali ke ruangannya. Ia membawa beberapa berkas yang harus disusun sebelum rapat internal dengan divisi keuangan dan pemasaran dimulai.

Sementara itu, Nayla mulai fokus menyiapkan materi presentasi yang akan dibahas dalam dua pertemuan penting hari ini. Satu dengan tim internal, dan satu lagi kerja sama eksternal dengan Perusahaan Permata. Tangannya sibuk mengetik, sesekali mengecek agenda yang sudah disusun rapi di laptopnya.

Namun, suasana yang berbeda terjadi di ruang CEO.

Di balik kaca buram itu, seorang wanita cantik bernama Sarah tengah duduk manja di pangkuan Arga. Ia melirik ke luar, ke arah meja kerja Nayla, lalu bertanya dengan nada menggoda.

“Sayang, itu yang duduk di luar anak magang, ya?”

Arga melirik singkat ke arah luar dan menjawab santai,

“Bukan. Dia sekretarisku. Udah setahun ikut aku. Kenapa?”

Sarah mendengus pelan, cemberut.

“Kupikir anak magang. Wajahnya baby face banget, imut lagi. Awas ya kalau kamu sampai jatuh cinta sama dia,” ucap Sarah setengah bercanda tapi menyimpan kecemburuan yang jelas.

Arga hanya tersenyum kecil. Tapi bukan senyum romantis—melainkan senyum penuh rencana.

“Gak lah, sayang. Kamu kan tahu, selera aku kayak gimana...” katanya pelan, dengan senyum tipis yang menyiratkan maksud terselubung.

Dalam diam, Arga menyimpan rencana besar untuk Nayla. Ia belum mau menunjukkannya sekarang. Tapi gadis polos dan tenang itu... bukan hanya menarik perhatiannya, melainkan juga bisa jadi kunci bagi sesuatu yang lebih penting.

Beberapa menit kemudian, Arga dan Sarah masuk ke ruangan kecil di balik ruang kerjanya. Ruangan tersembunyi yang hanya segelintir orang tahu keberadaannya.

Dan tak lama kemudian...

 Suara-suara mulai terdengar samar dari balik dinding kaca.

Nayla, yang tengah mengetik dengan fokus, sempat berhenti sejenak. Ia menegakkan punggung, lalu memutar bola matanya malas.

“Pagi-pagi udah konser lagi…” bisiknya pelan, sambil kembali fokus ke layar laptopnya.

Satu jam berlalu.

 Sarah keluar dari ruangan itu dengan langkah percaya diri tapi tatapan tajam. Ia langsung menuju meja Nayla, berdiri di depannya dengan wajah sinis.

“Denger ya,” katanya tajam. “Jangan pernah coba-coba deketin Arga. Dia milik aku. Sekali kamu nyentuh dia, kamu bakal tahu akibatnya.”

Nayla mengangkat wajahnya. Tanpa ekspresi takut, ia tersenyum kecil—senyum yang justru membuat Sarah makin kesal.

“Maaf, Mbak. Pak Arga bukan tipe saya,” jawab Nayla santai.

 “Saya juga gak minat. Jadi Mbak tenang aja.”

 “Dikasih pun saya gak mau,” tambahnya sambil kembali mengetik, seolah ucapan Sarah tidak berarti apa-apa.

Sarah terdiam sejenak. Wajahnya merah karena malu sekaligus kesal. Ia berbalik dan melangkah pergi dengan kesal.

Tak jauh dari sana, Dion yang sempat mendekat untuk menyerahkan dokumen ke Nayla, secara tak sengaja mendengar percakapan itu.

Ia nyaris menjatuhkan map yang dibawanya, lalu berdiri bengong.

“Gokil,” gumamnya pelan.

 “Mana ada cewek yang bisa nolak Arga? Duda keren, punya anak umur lima tahun, tajir melintir, dan... karismatik.”

Tapi Nayla bukan wanita biasa. Dan itulah yang membuat Dion semakin bangga dengan gadis pastel berwajah baby face itu.

Yang tak mereka tahu, Arga berdiri di balik pintu ruangannya. Ia juga mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Nayla barusan.

Dan reaksinya?

Senyum sinis muncul di sudut bibir Arga.

“Menarik... sangat menarik,” gumamnya dalam hati.

 “Kita lihat, Nayla. Seberapa lama kamu bisa bertahan dari permainan ini…”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!