#5
Seperti biasa, bila mereka bertemu, keduanya bergulat dengan liar, padahal tidak ada ikatan pernikahan.
Kanaka ambruk di samping tubuh Claudia, keduanya sama-sama basah bersimbah keringat, “Jangan lupa minum pilnya,” ulang Kanaka setiap kali usai mereka bercinta.
“Hmm,” jawab Claudia, kemudian berpura-pura mencari-cari pil di dalam tasnya, bahkan meneguk air mineral agar Kanaka yakin.
Padahal Claudia sudah berencana membiarkan dirinya hamil agar bisa segera resmi menjadi istri dari pria yang sudah memacarinya sejak SMA tersebut.
Usai melakukan aksi kebohongannya, Claudia kembali berbalik, dan masuk dalam dekapan Kanaka. “I Love You,” bisiknya.
Kanaka tak lagi mendengar kalimatnya, karena ia sudah terlelap usai menggempur Claudia habis-habisan sebanyak beberapa ronde.
•••
Kamar VVIP malam harinya.
Nada baru selesai mandi dan membersihkan sisa make up di wajahnya, tak ada yang tahu jika saat ini jantungnya berdebar sangat kencang.
Malam pertama setelah resmi menjadi pengantin, adalah malam yang dinantikan setiap pasangan pengantin baru. Bukan bermaksud muna atau pura-pura polos, sedikit banyak Nada tahu apa yang akan terjadi.
Tapi, selama ini ia selalu sendiri, jadi pengetahuan akan hubungan intim bersama pasangan hanya pernah Nada dengar dari teman-temannya, atau dari media sosial. Selebihnya Nada hanya mengira-ngira, apalagi suaminya adalah sosok pria yang belum ia kenal secara baik.
Nada menatap pantulan bayangan dirinya di cermin kamar mandi, tubuhnya cukup seksi, semampai, bahkan padat berisi di tempat yang sesuai. Tapi untuk memamerkannya pada suami, Nada belum cukup bernyali.
“Duh, Nada, apa yang kamu pikirkan, sudah bersikap saja seperti dirimu yang biasanya.” Gadis yang kini berstatus wanita bersuami itu, memukul keningnya beberapa kali, karena sesaat lalu pikirannya sempat berkelana membayangkan seperti apa rasanya malam pertama.
“Semoga Mas Kenz paham dan tahu caranya,” gumamnya pasrah. Malu sekali jika harus meminta lebih dulu, bagaimanapun juga ia seorang wanita, masa harus nyosor duluan.
Tok!
Tok!
“Nada, kapan kamu keluar? Aku juga ingin mandi!” Suara Kenzo terdengar dari tempat Nada berada.
“Eh, I-iya, Mas. Ini tinggal pakai baju.”
“Hmm, cepatlah, nanti kamu masuk angin.” Biarpun dingin, namun, Kenzo adalah tipe pria yang penyayang dan penuh perhatian.
“I-iya, Mas,” jawab Nada gugup.
Dengan cepat Nada memakai piyama polos berwarna merah maroon, ini adalah pakaian netral yang ia bawa dari rumah.
Setelah menggulung rambutnya dengan handuk, Nada pun keluar dari kamar mandi, pasrah pada nasib, apapun yang akan terjadi nanti.
Kalau memang sang suami menginginkan hak-nya malam ini, maka Nada tak akan menolak, karena itu adalah bagian dari kewajibannya sebagai istri. Tapi jika tidak, maka amat sangat mensyukuri.
Klek!
Dengan gerakan perlahan Nada membuka pintu kamar mandi, namun, keberadaan Kenz di depan pintu membuat Nada terkesiap. “M-maaf, Mas,” ucap Nada gugup.
Kenzo hanya mengangguk singkat kemudian berjalan masuk ke kamar mandi, menutup pintu kemudian menguncinya dari dalam.
Jantung Nada berdesir sesaat, tadi ia tak terlalu memperhatikan, tapi setelah di lihat dari dekat, Kenzo amatlah tampan.
Rambut hitam kecoklatan, mata biru menawan. Postur tubuhnya pun tinggi gagah, dengan dada yang bidang. Pastilah— “Oh, my God. Nada, hentikan pikiran liarmu!” pekiknya seorang diri. Gadis polos itu jadi malu sendiri, ketika pikirannya berkelana dengan liar.
•••
Beberapa saat berlalu, Nada sudah berbaring ditempat tidur, setelah rambutnya di keringkan, tak lupa melakukan perawatan wajah sebelum tidur.
Nada melirik pintu kamar mandi yang masih tertutup rapat, Kenzo masih berada di dalam sana, entah apa yang dia lakukan. Tak berselang lama pintu kamar mandi terbuka, Nada memilih berpura-pura fokus pada ponselnya.
Kenzo keluar kamar mandi hanya mengenakan selembar handuk yang dililitkan ke pinggang, sementara sebagian tubuhnya ia pamerkan begitu saja pada istri mudanya.
Ketika Kenzo menghilang di balik walk in closet, Nada membuang nafasnya segera, baru saja ia menahan nafas seolah-olah takut kepergok sedang mengintip suaminya sendiri.
Kenzo keluar sudah memakai celana piyama panjang yang longgar, dan kaos oblong yang cukup mencetak bentuk tubuhnya. Pria itu mematikan lampu ruangan, dan kini hanya tersisa lampu tidur di sisi kanan dan kiri ranjang mereka.
Nada meletakkan ponselnya di atas nakas, sementara Kenzo mengambil tempat kosong di sisi Nada. Dua orang itu berbaring dengan posisi serupa, menatap langit-langit ruangan, membiarkan degup jantung mereka yang saling bersahutan.
“Aku ada waktu libur 2 hari, kamu mau ke mana?” Kenzo membuka percakapan.
“Em, entahlah. Kalau mengunjungi makam Ibuku, mau, tidak?” usul Nada.
“Sepertinya bukan berita buruk, bukankah rumah Ibumu juga tak jauh dari tempat ia dimakamkan, bukan?”
“I-iya, begitulah— rumah itu juga tempat aku tumbuh dan dibesarkan sejak bayi, hingga anak-anak.”
Kenzo mematikan lampu yang berada di sisinya, “Tidurlah, kamu pasti lelah setelah acara hari ini, selamat malam.”
Setelah mengucapkan selamat malam, pria itu berbaring memunggungi Nada, walau sedikit merasa aneh, namun, Nada cukup lega, karena malam ini akan berlalu begitu saja.
“Selamat malam, Mas.”
Tanpa sepengetahuan Nada, diam-diam Kenzo tersenyum bahagia mendengar sebutan ‘mas’ yang disematkan Nada untuknya.
•••
“Neng Nada sudah lama tidak ke sini, tau-tau datang sudah bawa suami,” kata Mang Diman, orang yang selama ini menjaga dan merawat rumah yang dulu menjadi tempat tinggal Nada dan Bu Ola.
Nada tersenyum simpul, sementara Kenz tampak sedang mengamati lingkungan sekitar rumah. Rumah tua tersebut memiliki halaman yang luas, ada juga taman kecil yang kini tak terurus, serta ayunan dari bekas roda mobil yang menggantung di pohon besar.
“Dulu aku bermain di sana, sambil melihat Ibu merawat tanaman.” Nada berseru riang melangkah cepat mendahului Kenz yang masih sibuk dengan pengamatannya.
Gadis itu menurunkan ayunan tua yang kini di gantung di salah satu dahan pohon besar tersebut. Dengan percaya diri, Nada berdiri di ayunan tersebut, ia mulai berayun perlahan, semakin lama semakin kencang.
Wajah Nada tersenyum lebar, menikmati hembusan angin yang bertiup menerpa wajah serta rambut panjangnya.
Deg!
Deg!
Kenz meraba dadanya yang tiba-tiba berdetak, sudah sangat lama ia tak merasakan perasaan semacam ini pada lawan jenis. Tapi Nada berhasil membuat gumpalan daging di dalam organ tubuhnya kembali berdetak kencang.
Tapi tiba-tiba—
“Neng! Awas!”
“Nada!” jerit Kenzo ketika melihat tubuh Nada melayang di udara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Ais
duh nada kamu bikin mas kenz hatinya jedag jedug hny dgn melihat cara kamu bergerak dan berekspresi btw ini posisi kenz msh pura"lumpuh apa sdh bs jalan normal thor moon soalnya dikamar hotel kenz kok ngak ada yg bantuin buat mandi klo msh pura"lumpuh
2025-09-04
0
Nar Sih
semoga nada ngk jatuh ,kasihan ms kenzo nya ,kan blm ada acara mp ,dan semoga sgra tumbuh benih cinta antara kalian
2025-09-04
1
Uba Muhammad Al-varo
Nada.... apa pun yang terjadi semoga kamu baik' saja.
asyik timbulnya cinta dimulai dari Kenzo, kalau begini kan,Nada selalu dilindungi oleh Kenzo, jadi nggak sabar menunggu up-nya kembali 🙏💪💪💪
2025-09-04
1