Adik Tiri Mantan

#2

Setelah acara pembukaan, beberapa sambutan dari dua keluarga, kini acara berlanjut ke acara inti. 

Kenzo sudah berdiri berdampingan dengan Nada, sementara di sisi kanan dan kiri keduanya, ada kedua orang tua mereka. 

Bunda Emira tengah memasangkan cincin di jari manis Nada, kini berganti Mama Laura yang memasangkan cincin di jari manis Kenzo. 

Tepuk tangan menggema, setelah keduanya resmi memakai cincin pertunangan, dan dua keluarga sudah sepakat acara pernikahan akan diadakan satu bulan dari sekarang. 

Nada yang masih berstatus mahasiswi, hanya memiliki waktu saat itu, saat libur panjangan pergantian semester. Dan Kenzo tak keberatan, karena sehari-hari ia sibuk di Rumah Sakit, urusan cuti tentu bukan hal yang sulit, karena banyak rekan kerja yang bisa menggantikannya. 

“Maaf, Kami terlambat.” Suara itu seperti gelegar petir di siang bolong, seketika dada Kenzo bergolak penuh amarah, manakala melihat mantan kekasihnya berdiri tak jauh darinya. 

“Kenalkan, ini Kakaknya Nada, namanya Claudia.” Mama Laura segera memperkenalkan Claudia pada keluarga calon besannya. 

Jika saja bunda Emira pernah bertemu dengan Claudia, tentu wanita itu akan tahu kenapa raut wajah Kenzo tiba-tiba berubah menjadi dingin dan marah. 

Itu semua, karena kini di hadapannya berdiri dua orang pengkhianat dari masa lalunya. Keduanya berselingkuh ketika Kenzo sedang dalam masa-masa paling sulit dalam hidupnya. Lemah tak berdaya hanya bisa bergerak dengan bantuan kursi roda. 

Itulah sebabnya, mengapa Kenzo sengaja duduk di kursi roda, ketika pertama kali berkenalan dengan Nada, karena pria itu ingin menguji seberapa kuat mental gadis itu ketika dihadapkan pada calon suami cacat yang duduk diatas kursi roda. 

Tapi lihatlah kini, Kenzo remaja yang dulu berusaha keras bangkit dari keterpurukan, tertinggal di masa-masa awal perkuliahan. Kini bisa berdiri tegak dengan bangga, karena telah berhasil mengalahkan hambatan terbesar, bahkan mulai membuka hati pada gadis yang usianya terpaut jauh lebih muda dari dirinya. 

Tak kalah terkejut dari Kenzo, Claudia dan Kanaka pun terbelalak tak percaya. Dulu keduanya mengejek Kenzo habis-habisan, bahkan Claudia sangat antipati, ia tak mau memiliki kekasih seorang pria lumpuh, walau tak dipungkiri Kenzo berasal dari keluarga berada.

Karena itulah, Claudia segera menerima cinta Kanaka ketika pria itu menyatakannya, disamping itu, Kanaka juga berasal dari keluarga berada. 

“Kami saling kenal, Ma. Kenzo adalah teman sekolah Kami,” ujar Claudia dengan senyuman di bibirnya. “Iya, kan, Sayang?” Claudia memeluk erat lengan Kanaka. Sementara itu, Kanaka masih menatap Kenzo dengan tatapan mengejek, sejak dulu hingga sekarang. 

Kenzo tersenyum miring, jika dulu ia adalah anak baik, karena itulah ia diam tak membalas, tapi kini, ia punya segalanya yang bisa ia banggakan, ketenaran, kepandaian, kekayaan pribadi, wajah tampan nan rupawan, serta popularitas sebagai dokter bedah syaraf, yang kerap menjadi pembicara di salah satu media ternama Ibu Kota. 

“Baguslah, jika kalian sudah sama-sama kenal,” ungkap Mama Laura dengan senyum palsunya. 

Jelas saja, karena semula ia berharap Kenzo akan memilih Claudia putri kandungnya, tapi dasar Claudia bodoh, wanita itu hanya memandang fisik semata, karena itulah Claudia menolak, maka Nada putri tirinya yang akhirnya dijodohkan dengan Kenzo. 

••• 

Di rooftop Kenzo duduk termenung sambil menikmati kopinya, hari ini cukup santai, karena ia hanya menerima pasien rawat jalan dan visite. Jelang hari pernikahan, Kenzo sengaja mengurangi jadwal di ruang operasi. 

“Calon pengantin melamun aja, kayak gak kelihatan aura bahagianya?” ledek dokter Ghavin, sahabat Kenzo. 

Kenzo hanya tersenyum tipis sambil menyesap kopinya. “Kenapa lagi? Sepanjang pengetahuanku para pria akan bahagia tatkala ia akan menikah dengan istri muda. Kamu malah aneh, muram terus ntar makin bangkotan lo.”

Kenzo menoyor kening Ghavin, “Sialan.”

“Hahaha … mana sih, coba aku pengen lihat wajah calon istri muda-mu,” ujar Gavin penasaran. 

Kenzo mengeluarkan ponselnya, dan menunjukkan wallpaper benda pipih tersebut, sudah berganti dengan gambar dirinya beserta calon istri mudanya. 

“Weeiiizzz … udah jadi wallpaper nih, uhuuuiii!” ledek Gavin dengan wajah menyeringai. 

“Cantik banget, mana masih mahasiswi. Kaya punya sugar baby.” Kembali Ghavin mencandai Kenzo, agar sahabatnya tersebut mau bercerita. 

“Makin songong aja nih bibir.” Kenzo mencubit bibir Ghavin, namun ia tak sungguh-sungguh marah karena tahu jika Ghavin hanya bercanda. 

“Eh tapi beneran loh, mana imut banget wajahnya. Bisa-bisa Kamu kurung terus di kamar.” 

Kenzo kembali menoyor kepala Ghavin, “Teman sial, dari tadi main toyor-menoyor aja, masih kepake nih!” sembur Ghavin dengan wajah bersungut-sungut. 

“Lu pikir, gue pria mesum? Hah?!”

“Anj^^ir … begini nih kalo kelamaan jomblo,” gerutu Ghavin. 

“Ini bukan soal mesum atau nggak, Bro. Tapi sebagai orang yang udah menikah, dan tahu bagaimana rasanya tubuh pasangan, yakin 1000% pasti bini lu bakal lu gas pol terus.” 

Namun wajah Kenzo tetap datar, seolah-olah tak memiliki selera pada lawan jenis, akhirnya Ghavin pun menyerah. “Terserah lah, percuma aku bicara dengan frozen food sepertimu.” Ghavin pun menyesap kopinya. 

“Bukan itu inti masalahnya,” balas Kenzo kemudian. 

“Terus, intinya apa?”

“Aku baru tahu kemarin, kalau Nada adalah adik tiri Claudia.” 

Byurr!! 

Ghavin menyemburkan kopinya manakala mendengar nama Claudia disebut. “Si perempuan pengkhianat itu?” Ghavin berdiri dan meletakkan kedua tangannya di pinggang. 

“Hmmm.”

Ghavin tertawa menatap awan yang berarak di angkasa, “Dari sekian banyak perempuan, kenapa harus adik dari Claudia?” 

Kenzo menggeleng lemah, “Aku pun tak tahu, karena satu-satunya alasan aku setuju dengan pernikahan ini adalah, karena Nada adalah satu-satunya gadis yang tidak memandang sebelah mata kepadaku, kendati ia tahu saat itu aku duduk di kursi roda.” 

“Kamu yakin, dia tulus?”

“Bunda yang meyakinkan aku, Bunda bilang, ada ketulusan di dalam sorot matanya.” Kenzo melempar paper glass nya ke tong sampah terdekat. “Kalau Bunda yang bilang begitu, mana mungkin aku tak percaya.” 

“Tapi perasaanmu padanya?” 

Kenzo menggeleng lemah, “Aku belum tahu,” ujarnya lemah. 

“Waduuhh … jadi apa tuh anak gadis orang? Jangan lu sakitin dia, ya?”

“Ya nggak lah!” jawab Kenzo tak terima. 

“Aku doain deh, semoga hatimu yang tertutup salju abadi itu segera meleleh.” 

Terpopuler

Comments

🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞

🌞𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪🌞

istri muda kirain dia akan memiliki istri dua, gak tahunya istri usianya masih muda toh, astaga salfok sama judulnya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2025-09-01

1

Esther Lestari

Esther Lestari

bakalan nyesel tuh Claudia melepas Kenzo.

2025-09-01

0

Nar Sih

Nar Sih

waah...cerita baru kak moon pasti seru apa lgi msih ada hubungan dgn keluarga geraldy ,lanjutt kak moon👍🥰🥰

2025-09-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!