"Lepaskan, Lex. Kita sudah sangat terlambat untuk berangkat ke kantor."
Alex tak menghiraukan ucapan Rina, dia semakin mengeratkan tangannya di pinggang wanita itu dari belakang, memeluk tubuh polos yang yang hanya ditutupi oleh selimut tebal.
"Sekali lagi ya, buat asupan vitamin supaya kerjanya semangat hari ini." Alex mencium leher Rina, memberikan gigitan kecil disana.
Rina membalikkan tubuhnya terlentang, mengusap lembut wajah Alex. "Apa menurutmu Maura sudah memberitahu keluarganya tentang kejadian semalam? Bagaimana jika pertunangan kalian dibatalkan?"
Alex meraih tangan Rina yang ada di pipinya dan mengecup punggung tangannya lembut. "Dia tidak akan berani macam-macam. Tanpa campur tangan keluargaku, perusahaan kecil milik papanya pasti sudah bangkrut dari dulu."
Perusahaan milik keluarga Alex memang sudah memberikan investasi yang besar kepada perusahaan milik keluarga Maura, hingga perusahaan itu kini bisa berkembang dengan pesat. Selain itu, Alex sebenarnya memang mencintai Maura, hanya saja dia juga butuh kesenangan, sementara Maura selalu menolak jika ingin disentuh. Dan Rina, wanita itu begitu pengertian dan mengerti apa yang dia butuhkan sebagai seorang laki-laki.
Alex kembali mengungkung tubuh Rina, mencium bibirnya dengan penuh nafsu, kembali melakukan pergulatan panas setelah hampir semalaman mereka melakukannya setelah keluar dari klub malam.
•
•
Jordan menghampiri putranya begitu melihat putranya menginjakkan kaki di kantor padahal jam sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Dan yang lebih membuatnya geram adalah putranya datang bersama dengan sekertarisnya yang juga ikutan datang terlambat ke kantor.
"Alex, apa-apaan ini? Ini sudah jam sepuluh, apa kamu tahu kalau kita ada meeting dengan klien penting siang ini!" tegur Jordan.
"Papa tidak usah berlebihan, meeting-nya nanti jam satu kan? Jadi aku belum terlambat." ujar Alex lalu berlalu masuk ke dalam ruangannya dengan diikuti papanya dibelakangnya.
"Kamu ada hubungan apa dengan sekertaris kamu itu?" tanya Jordan. "Ingat Alex, minggu depan kamu dan Maura sudah akan bertunangan. Papa tidak mau pertunangan ini sampai batal apalagi cuma gara-gara ulah kamu!"
Jordan dan papanya Maura adalah sahabat sejak SMA dan kuliah, sehingga saat mereka tahu anak-anak mereka menjalin hubungan, mereka sangat merestui dan berharap hubungan anak-anaknya langgeng hingga mereka bisa menjadi besan.
"Kami hanya atasan dan bawahan, papa kan tahu sendiri kalau Rina adalah sahabat Maura, jadi tidak mungkin aku sampai macam-macam dengannya," jawab Alex semeyakinkan mungkin.
Namun, Jordan tak sepenuhnya percaya, dia tahu ada hubungan spesial antara putranya dengan Rina. "Om Heru adalah orang yang sangat berjasa dalam hidup Papa, jadi kamu jangan banyak tingkah kalau masih ingin dapat warisan dari Papa!"
Pintu ruangan ditutup dengan sedikit keras. Alex menggebrak mejanya setelah papanya pergi. Setelah mengetahui jika Maura adalah putri dari Heru Prasetya, papanya selalu menjadikan warisan sebagai ancaman jika dia sampai memutuskan hubungan dengan Maura.
...••••••••••...
Meskipun hati dan pikirannya masih kacau, Maura tetap datang ke toko bunga seperti biasanya. Toko bunga itu adalah milik mamanya, namun sejak lulus kuliah enam bulan lalu, Maura mengambil alih dan mengelola toko bunga tersebut. Awalnya Maura ingin melanjutkan S2 di London, namun Alex melarangnya dengan alasan akan segera menikahinya, sehingga Maura terpaksa mengubur mimpinya itu dalam-dalam.
Namun setelah dia menuruti kemauan pria itu, sekarang Alex malah berselingkuh. Dan yang lebih menyakitkannya lagi yang menjadi selingkuhan Alex adalah Rina, seseorang yang sudah Maura percaya dan sudah dia anggap seperti saudara.
"Permisi,"
Suara seseorang membuyarkan lamunan Maura, gadis itu terkesiap dan segera berdiri ketika menyadari ada pelanggan masuk ke dalam tokonya.
"Eh, iya. Ada yang bisa saya ban..." Maura memperhatikan penampilan pria berjas yang kini sedang berdiri di hadapannya, wajah pria itu seperti tidak asing dimatanya.
"Maaf, apa Nona masih ingat dengan saya?" tanya pria itu yang adalah asisten Ryan.
"Kamu..."
"Saya dan tuan saya yang semalam mengantarkan Nona pulang," potong asisten Ryan dengan cepat.
"Oh, ya...ya... Aku sudah ingat." Maura mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tapi ada apa ya Anda sampai datang ke toko bungaku? Mau ambil jas tuanmu itu ya? Jasnya sedang aku laundry, nanti kalau sudah selesai pasti akan aku kembalikan. Anda bisa tinggalkan alamat atau nomor telepon saja disini biar nanti aku bisa menghubungi Anda untuk mengembalikan jas itu." Maura menyobek selembar kertas dan meletakkannya di atas meja.
"Tidak Nona, bukan itu tujuan saya datang kemari." ujar asisten Ryan sembari mengibaskan kedua tangannya. "Tujuan saya datang karena tuan saya ingin bertemu dengan Nona. Ada hal penting yang ingin dibicarakan dengan Nona."
"Hal penting?" gumam Maura dengan kening berkerut. "Apa dia mau minta pertanggungjawaban karena aku sudah melempar kepalanya dengan sepatu ya?"
"Mari Nona, tuan saya sudah menunggu didalam mobil."
Maura menyuruh seorang pegawainya untuk menjaga toko, lalu dia berjalan mengikuti asisten Ryan yang membawanya ke arah mobil yang terparkir tidak jauh dari toko bunganya. Maura masuk ke dalam mobil setelah asisten Ryan membukakan pintu mobil untuknya.
Maura menoleh ke arah Elvano. Pria itu mengenakan jas hitam yang dipadukan dengan kemeja putih dan dasi yang elegan. Rambutnya yang hitam pekat terlihat rapi dan terawat, dengan gaya yang sesuai dengan kepribadiannya yang elegan. Wajahnya yang tampan memiliki garis-garis wajah yang tegas, dengan mata yang tajam dan berwarna coklat gelap yang memancarkan ketegasan.
"Jadi... berapa harga yang harus aku bayar untuk kejadian semalam?" tanya Maura.
"Harga? Harga apa?" Elvano menatap bingung pada gadis yang duduk di sebelahnya ini.
Reflek Maura langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada saat menyadari tatapan Elvano padanya, takutnya pria itu sedang menerawang dalamannya seperti semalam.
Elvano menghela napas panjang saat melihat tingkah Maura. "Jangan berfikir yang macam-macam, aku tidak seperti yang kamu pikirkan."
"Kedatanganku kemari hanya untuk memberikan penawaran denganmu." imbuhnya dengan nada serius.
"Penawaran? Penawaran apa?" tanya Maura bingung.
"Aku tahu kamu baru diselingkuhi oleh kekasih kamu, apa kamu masih ingin melanjutkan hubungan yang sudah tidak sehat itu?" Elvano menatap Maura, lalu tersenyum tipis. "Minggu depan kamu akan bertunangan, apa kamu masih ingin melanjutkan acara pertunangan itu disaat kamu sudah mengetahui kekasihmu berselingkuh?"
Maura terlihat tidak senang mendengarnya, apalagi Elvano terlihat seperti tahu banyak tentang kisah percintaannya. "Kamu tahu apa? Jangan bilang kamu melakukan penyelidikan tentang aku?"
"Ya, benar." Elvano mengangguk. "Karena itulah aku ingin memberikan penawaran supaya kita bisa bekerjasama."
"Penawaran apa? Cepat katakan!"
Ada jeda sejenak sebelum menjawab, Elvano menatap Maura dalam-dalam, "Maura Anindya, jadilah istriku. Ayo kita lakukan pernikahan palsu."
...
...
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Zuri
itu artinya, kamu itu lebih suka batu kali daripada berlian.. punya pasangan bisa jaga diri kan harusnya bangga, bukan dijadikan alasan buat belok
2025-09-04
1
mimief
kajaaaaaa🤣🤣
2025-09-13
1