"Kamu sengaja ya mau memeras aku?" tanyanya membuatku membelalakan mata.
"memeras? Gak salah kamu bilang istri kamu sendiri memeras kamu? Heh Mas, seharusnya dari awal semua itu memang tugas kamu mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan rumah ini!!" jawabku dengan dongkol.
"tapi selama ini kan kamu bisa menghandel semuanya tanpa aku, jadi buat apa aku kasih kamu nafkah. Kan sama saja uang mu juga uang ku" jawab nya membuatku mengeram kesal.
"Apaaaa!!! Jadi selama ini kamu sendiri yang memenuhi kebutuhan rumah ini Re??" tanya Papi dengan wajah memerah marah.
Aku sungguh terkejut dengan kedatangan Papi dan Bunda yang secara tiba-tiba, aku fikir mereka akan datang saat meeting direksi nantinya.
"Pa-Papii,,,,, kok Papi udah sampe sini?" tanya ku dengan mata membelalak, begitu pun Mas Leo yang turut menundukkan kepala begitu melihat wajah Papi yang penuh amarah.
"jangan mengalihkan pembicaraan Rere, Papi tanya sama kamu barusan. Jelaskan pada Papi, apa lelaki ini tidak memberimu nafkah selama ini?" tanya Papi dengan mata tajam.
Melihat wajah Papi yang seperti itu, mau tak mau aku pun menganggukkan kepala.
"bodoh! kenapa kamu bertahan dengan lelaki kurang ajar tidak tau diri ini, hah!! Kamu kamu tidak punya harga diri?!" tanya Papi dengan marah yang tertahan.
"Pi,,,," kata Mas Leo terhenti melihat tatapan Papi yang begitu tajam hingga menghunus jantung.
"Apa? Kamu mau menjelaskan apa? Kemana gaji kamu selama ini menggantikan kedudukan anakku? Kemana semua uang yang sudah kamu curi dari perusahaan kalau kamu sama sekali tidak memberikan nafkah pada anakku.!" kata Papi membuat Mas Leo terkejut. Ada pancaran takut di wajah Mas Leo mendengar Papi membuka kesalahannya yang telah menggelapkan uang perusahaan.
"tidak, itu semua tidak benar. Aku tidak pernah mencuri uang perusahaan Pi, aku menggunakannya karna memang aku yang memimpin perusahaan dan uang itu pun digunakan untuk operasional perusahaan Pi" kata Mas Leo membela diri dengan wajah panik.
"heeeyy,,, kamu hanya pengganti, kamu hanya pekerja sama seperti yang lain. Perusahaan itu milikku, kamu hanya menerima gaji sama seperti yang lainnya. Jadi, jangan berharap lebih pada perusahaan itu. Dan satu lagi, uang yang kamu curi itu uang perusahaan bukan uang pribadimu. Menggunakan uang itu tanpa izin sama dengan pencurian, paham kamu!!" kata Papi membentak Mas Leo yang langsung menundukkan kepala.
"Sudah Pi,,, Sudah,,,," kata Bunda menenang kan Papi.
"tidak bisa bun, orang seperti ini harus di beri pelajaran. Selain sudah mencuri, ternyata dia sudah berlaku zhalim pada anak Papi. Kurang ajar sekali kan dia!!" kata Papi dengan wajah yang masih memerah Marah.
"iyaa bunda tau Pi, tapi kita harus tenang. Jangan sampai kemarahan meluap hari ini, kita akan lihat hasil dari meeting dengan direksi besok" kata Bunda membuat Mas Leo kembali mendongak.
"Apa? Besok?" kata Mas Leo dengan lirih.
"kenapa? Kamu kaget karna besok meeting direksi, semua karna kamu! Karna kamu yang hampir membuat hancur perusahaan, bahkan kamu juga tidak membagi bagian mereka dengan benar!!" kata Papi menekan setiap kalimat yang keluar dari mulutnya.
"aku su,,,,"
"su apa? Sudah mengambil bagian dari hasil investasi mereka, begitu? Kamu benar-benar kamu buat perusahaan saya bangkrut ya Leo!! Beruntung saya sudah membekukan semua rekening atas nama kamu dan milik perusahaan, kalau tidak entah berapa lagi yang akan kamu habiskan bersama keluarga dan gundik mu itu!" kata Papi yang kembali membuat Mas Leo membelalakan mata.
"Papi jangan sembarangan bicara ya Pi,, aku tidak pernah memiliki gundik!" kata Mas Leo membuat Papi tersenyum sinis.
Dari saku celananya, Papi mengeluarkan amplop coklat yang aku sendiri tidak tau apa isi didalamnya.
"Lihat! Semua itu adalah hasil dari pencarian oleh orang yang Papi minta, kamu masih mau mengelak seperti apa! Kamu bukan hanya lalai pada nafkah terhadap anakku, tapi kamu juga sudah mengkhianatinya. Bahkan dengan tega, kamu menggunakan jabatan yang dia berikan untuk mengeruk keuangan perusahaan. hebat sekali kamu!!" kata Papi membuatku membelalak kaget.
Meskipun aku sudah tau soal penghianatan Mas Leo dan juga penghianatannya di perusahaan tapi aku tidak menyangka jika Papi juga sudah tau lebih dulu bahkan memiliki bukti perselingkuhan itu lebih cepat dari pada aku.
"Re,,, sekarang semua ada di tangan kamu, Papi tidak ingin memintamu menceraikan lelaki baj*ngan ini. Papi hanya berusaha sekuat mungkin menjaga kamu, menjaga perusahaan. Semua bukti sudah mengarah pada kebusukannya, tinggal kamu yang memutuskan segalanya. Oiya mulai hari ini, Papi akan tinggal disini. Dan kamu, besok kamu harus datang keperusahaan. Kamu harus mempertanggung jawabkan semuanya di depan para investor! Paham!" kata Papi memandang tajam Mas Leo.
Aku hanya bisa menangis dalam diam, ternyata sesakit ini. Padahal aku sudah sekuat tenaga menahan rasa sakit ini semenjak tau jika Mas Leo berhianat di belakangku, tapi melihat Papi dan Bunda yang saat ini berada di sini membela ku. Air mata ini tidak bisa terbendung lagi.
"Sudah,, tidak perlu menangisi lelaki seperti dia, pikirkan apa yang jadi keputusan mu Re. dan kamu, mulai malam ini silahkan tinggalkan rumah ini" kata Papi membuat Mas Leo membelalakan mata.
"tapi pi,,,"
"tidak ada tapi-tapian,, Silahkan kemasi barang-barang kamu dan tinggalkan rumah ini!" kata Papi. Tak lama setelah itu, terdengar suara nyaring dari ambang pintu.
"Apa-apaan ini!!! Besan, apa yang anda lakukan? Kenapa anda mengusir anak saya dari rumah nya sendiri?" tanya ibu mertua Rere dengan wajah marah.
"rumahnya sendiri? Ibu,,,, rumah ini milik istri saya, bahkan sertifikat nya masih atas nama beliau. Kalau saya mengusir anak anda, itu karna anak anda pantas mendapatkannya. Kenapa? Anda tidak suka. Suka tidak suka, Leo harus tetap meninggalkan rumah ini. Titik!!" kata Papi dengan tegas.
"tapi kami juga baru saja di usir dari rumah itu, jadi kemana nanti kami harus tinggal besan?" tanya ibu mertua Rere.
"saya tidak peduli dan saya tidak mau tau, lagi pula semua ini atas kesalahan dari anak mu sendiri yang tidak becus mengelola perusahaan. Bukan hanya rumah yang anda tempati yang di sita oleh mereka, bahkan rumah saya pun di anggunkan sebagai jaminan. Jadi, siapa yang paling dirugikan disini?" tanya Papi dengan mata tajam.
"tapi pi,,, tidak bisakah untuk malam ini saja saya bersama keluarga menginap di sini, besok kami baru akan pergi" kata Mas Leo yang langsung membuat ibu mertua membelalakan mata.
"kamu apa-apaan si Leo, harusnya kamu itu bisa mempertahankan posisi kanu dirumah ini. Bagaimana pun kamu dan Rere masih suami istri" kata ibu mertua pada Leo.
"saat ini Leo dan Rere memang masih suami istri, tapi tidak tau kedepannya bagaimana. Kesalahan Leo kali ini sudah terlalu fatal, bahkan kami bisa saja melaporkan Leo. Tapi, kami masih memikirkan cucu kami yang sebentar lagi akan lahir. Jadi tolong jangan membuat kami berubah fikiran menjadi lebih kejam yang dari yang seharusnya" kata Bunda yang sedari tadi terdiam mendengar kemarahan Papi.
"cepat, bereskan barang-barang kamu dan pergi sekarang!" kata Papi yang langsung membawa Mas Leo masuk kedalam kamar.
Kami pun mengikutinya dari belakang, Papi membawa Mas Leo ke walk in closet milik kami.
"Ambil barang dan pakaian yang kamu bawa dari sebelum kamu menikah dengan Rere dan tinggalkan apa yang kamu miliki setelah menikah dengan Rere" kata Papi kembali membuat Mas Leo terkejut.
"Apa? Tidak bisa begitu dong Pi, semua itu kan sudah menjadi milikku dan menjadi hakku. Aku akan bawa semuanya!" Kata Mas Leo.
"iyaa betul,, semua barang milik Leo harus terbawa jika memang leo harus keluar dari rumah ini" kata ibu mertua dengan tatapan marah.
"semua barang-barang ini tidak bisa di bawa karna semuanya dibeli menggunakan uang hasil curian dari perusahaan. Tapi, kalau kalian mau bawa silahkan saja. Palingan nanti kalian berurusan dengan pihak yang berwajib" kata Papi dengan nada sinis.
Bersambungg
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
arniya
makin seru...... sering update kak
2025-09-14
0
Uthie
Bagusssss Papiiii 👍🏻👍🏻🤩🤩
2025-09-23
0
Rosita
lanjut
2025-09-15
0