Kalia terhenyak dalam diam ketika mendengar jumlah biaya tersebut.
Sesaat ia teringat akan kartu ATM milik pria itu. Jumlahnya cukup banyak. Ia tahu jika tindakannya salah, tetapi ia tak memiliki pilihan, ia harus menyelamatakan nyawa ibunya.
Tanpa ragu, ia meminta Dokter untuk meneruskan perobatan sang ibunda. "Lakukan yang terbaik, Dok. Aku akan melunasi tagihannya, dan sembuhkan ibuku, hanya beliau satu-satunya keluarga yang ku miliki," ucapnya dengan mantab.
Ia tahu konsekwensinya, tetapi ia berjanji untuk menggantinya, meskipun harus jungkir balik untuk mencari uang tersebut.
Baginya, Yatmi adalah orang berharga dalam hidupnya. Uang bisa dicari, namun keselamatan wanita itu dalah hal yang terpenting.
Yatmi membolakan kedua matanya, dan menatap Kalia dengan serius. Fikiran buruk hadir begitu saja. Bagaimana jika gadis itu melekukan tindakan gila, semisal open BO yang mana dalam bahasa gaulnya adalah Booking Out.
Kalia tau apa yang dicemaskan oleh sang ibu. Ia menggenggam jemari tangan wanita itu. "Percaya padaku," ia ingin Yatmi mempercayainya. Meskipun itu sangat sulit.
Berbagai pertanyaan muncul dibenaknya. Ia sangat takut untuk meyakinkan hatinya akan apa yang dilakukan oleh Kalia.
"Dok, bisa bicara empat mata?" tanyanya dengan sopan.
Pria berjas putih itu mengangguk, dan keduanya keluar dari ruang rawat inap. Setelah berada dikoridor klinik, Kalia mengutarakan maksudnya. Ia akan melunasi biaya yang dibebankan, asalkan sang ibunda sehat.
"Tolong, Dok. Rawat ibu saya sampai sembuh. Masalah biaya akan saya selesaikan secepatnya," Kalia meyakinkan sang Dokter, jika ia dapat melunasinya.
"Melihat perkembangannya, sepertinya ibu kamu sekitar dua hari lagi baru boleh pulang, dan total gambaran biayanya sekitar lima belas juta," Pria berjas putih yang bernama Rangga itu menjelaskan.
Deeegh
Jantung Kalia terasa seperti terlepas. Namun, harapannya.masih ada. Ia akan menggunakan uang tersebut, dan akan menggantinya, meskipun dengan cara mencicil.
"Iya, Dok. Saya akan ambil uangnya. Yang terpenting rawat ibu saya," ucapnya dengan debaran yang memburu, bukan tanpa sebab, melainkan harus berperang dengan naluri dan akalnya untuk menggunan uang tersebut.
Setelah perbincangan itu, keduanya berpisah. Kemudian Kalia memilih mencari mesin ATM, dan akan menarik sejumlah uang sebesar sepuluh juta, dan itu limit yang tersedia dalam satu penarikan selama satu hari.
Ia bergegas kembali ke klinik, dan memberikannya kepada pihak pendaftaran, serta berjanji untuk melunasinya esok hari, sebab tidak dapat ditarik sekaligus.
Saat bersamaan, sebuah pesan masuk kedalam ponsel pintar milik seorang pr
Emuda tampan yang sedang menikmati waktu istirahatnya disebuah cafe dengan musik yang mengalun lembut.
Ia membuka pesan tersebut. Seketika senyum datar menghiasi bibirnya, wajahnya terlihat dingin.
Heeem, kelinci kecil. Ternyata kau juga sama saja, tidak dapat dipercaya. Lihat saja besok, aku akan menemukanmu." gumamnya dengan nada dingin. Ia menenggak segelas minuman berakohol, dan saat bersamaan, dua orang wanita berpakaian sangat minim datang menghampirinya.
"Bisa kita temani? Kami berdua dapat menghilangkan semua kejenuhanmu," ucap kedua wanita berpakaian kurang bahan tersebut, dengan nada menggoda dan terkesan binal.
"Tidak perlu, menyingkirlah dari hadapanku," ucapnya dengan rasa jengah, sebab kedatangannya ke cafe ini karena merasa sangat pusing.
Hal itu disebabkan oleh sang Mama yang mendesaknya untuk segera menikah, dan akan menikahkannya terhadap seorang gadis yang berasal dari keluarga terpandang dan merupakan puteri dari pejabat tinggi negara, yang berprofesi sebagai Mayor Jendral.
Ia tidak ingin menikah, sebab gadis itu tidak dicintainya.
Wanita bernama Fiona, dan memiliki pendidikan tinggi dan beberapa bisnis online yang dilakoninya, membuat pemuda itu merasa tertekan.
Semua itu tak lain karena Fiona pernah terlihat olehnya sedang bersama seorang pria yang memasuki sebuah kamar hotel dan tertawa riang.
Kedua wanita yang berprofesi sebagai LC tersebut terus merayunya, hingga membuatnya semakin berang. "Pergilah, atau aku akan menembak kalian!" ancamnya dengan tatapan tak suka.
Seketika keduanya ketakutan, dan memilih pergi dengan raut wajah ketakutan.
Setelah menghabiskan minumannya. Ia pergi keluar dari Cafe. Lalu berjalan menuju parkiran mobil, dan memasukinya dengan tubuh yang gontai.
Setelah berada didalamnya, ia merasa mulai mengantuk, dan akhirnya tertidur tanpa menyadarinya.
Disisi lain, Kalia baru saja selesai membuat adonan dagangannya, ia terlihat sangat lelah, dan waktu sudah memperlihatkan pukul sebelas malam, lalu memilih untuk tidur.
****
Hari masih memperlihatkan pukul enam pagi. Kalia sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah, dan ia teringat akan uang di ATM milik sang pria, dan berniat menariknya kembali, dan ia menuju ATM terdekat.
Setelah menariknya, ia menuju klinik, lalu kembali membayar sisa tunggakan tersebut.
Esok sore, sang ibu sudah diperbolehkan untuk pulang.
Setelah menyelesaikan semuanya, ia kembali ke sekolah, berharap.tidak terlambat, karena para rekan siswanya sudah menunggunya didepan pintu gerbang, dan akan membeli dagangannya.
Saat ia berhenti didepan pintu gerbang. Sebuah mobil berwarna hitam sedang memantaunya. Pengemudinya ingin keluar, tetapi niatnya terhenti saat melihat apa yang terjadi. Dimana gadis itu dikerumuni oleh para siswa lainnya, dan sedang membeli barang dagangan yang dijualnya.
Melihat hal itu, sang pemuda terus memantau kondisi, dan saat dagangannya habis terjual, gadis itu bergegas masuk, sebab suara bel berbunyi dan semua para siswa berhamburan masuk ke dalam gerbang sekolah.
Pemuda bernama Damar itu terlihat diam. Ia masih memikirkan tentang sang gadis, yang mana terlihat berbeda dari siswa lainnya.
"Apakah uang yang ditariknya untuk modal usahanya?" ia bergumam dengan ragu.
Akan tetapi, ia masih ingin terus menyelidiki apa yang terjadi. Tidak mungkin hanya berjualan sebanyak itu memerlukan modal yang besar. Kecuali untuk memenuhi gaya hidup. Semisal membeli I phone yang lagi trending dikalangan para remaja saat ini. Dimana mereka akan terlihat keren dengan benda tersebut.
Damar memutuskan untuk kembali, ia akan menyelidikinya sore nanti, saat gadis itu pulang sekolah. Jika ia menemukan hal buruk tentang penggunaan uang miliknya, maka ia memiliki rencana buruk untuk sang gadis, agar memberi efek jera dan juga pelampiasan.
Sementara itu, Kalia bergegas menuju kantor untuk mengantarkan pesanan Ibu Kepala Sekolah. Semua dagangannya telah habis, dan sesuai perintah Bu Suri, jika ia tidak boleh berdagang didalam kelas, maka, didepan gerbang sekolah adalah solusinya.
Setibanya didepan kantor, seorang guru berwajah jutek sedang berdiri menyambutnya.
"Mau apa kemari?" tanyanya dengan.sikap.arogan, seolah ingin validasi, jika ia harus ditakuti.
"Pagi, Bu. Saya mau ketemu ibu Kepala Sekolah," Kalia berusaha untuk ramah dan menghormati wanita dihadapannya, sebab bagaimanapun Suri berstatus guru, dan ia adalah siswanya.
"Mau nganterin pesanan," Kalia memperlihatkan toples persegi panjang dengan ukuran jumbo berwana putih transparan.
"Beliau Tidak ada, dan.bawa kembali daganganmu, simpan diparkiran, atau saya akan membuangnya!" ancam Suri, dengan nada intimidasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
❤️⃟Wᵃf Yuli a
suri .. suri.. ibu suri atau timun suri sih dirimu itu...
2025-08-30
4
💜⃞⃟𝓛 𝒚𝒚𝒌☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•
kiro2 cocot mu nek di tabok ggu parutan klopo piye
guru kok cocote ra due aturan
meningso po kewan jane
beh kok aq maleh esmosi too piye ki buu @⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAndiniAndana🦉☆⃝𝗧ꋬꋊ
@Ai Emy Ningrum
@❤️⃟Wᵃf Yuli a
@
2025-09-06
5
kinoy
si suri PGN dilempar panci x yak
2025-08-31
2