Suara lantunan lagu terus mengiringi perjalanan Orion dan Kiara menuju sebuah tempat. Mereka masih terlihat canggung satu sama lain, hingga dalam mobil itu hanya terdengar lagu yang diputar Orion dari awal perjalanan tadi.
"Jadi..." Kiara mengawali pembicaraan.
Orion hanya melihat sejenak kearah gadis itu lalu fokus kembali ke jalan.
"Sungguh kita akan fitting baju pengantin kita? Maksudku ini hanya sebuah pernikahan kontrak. Kau yakin akan menghabiskan banyak uang untuk pernikahan yang hanya sebentar ini?"
Orion tersenyum. Senyumnya merekah mendengar ucapan Kiara.
"Ayah yang memintaku melakukannya. Ayah memberiku uang untuk mencarikanmu gaun yang bagus di hari pernikahan kita." Jelas Orion dengan masih fokus mengemudi.
"Pak Aditya itu orang yang sangat galak ya? Setiap bertemu dengannya aku selalu takut." Suara Kiara merendah dan gestur tubuhnya tampak terintimidasi.
"Ayah memang begitu." Jawab Orion singkat.
"Ooohh..." Kiara langsung bersandar pada sandaran kursi penumpang.
Perjalanan menuju salah satu butik yang dipesan Orion tak memakan waktu lama. Mobil itu perlahan terparkir. Seperti biasa, Orion membukakan pintu untuk Kiara.
"Ayo kita masuk." Tanpa meminta persetujuan dari Kiara, Orion langsung menggandeng tangannya.
Begitu pintu butik mewah itu terbuka, Kiara terhenti sejenak di ambang. Gaya luxury dan elegan langsung terpancar saat melihat beberapa display gaun pengantin yang ada di etalase depan.
"Selamat datang tuan Orion. Saya adalah Margaret pemilik butik ini sekaligus desainer yang akan menemani anda untuk memilih pakaian pengantin anda." Margaret mendatangi Orion dan berjabat tangan dengan keduanya.
"Nona Kiara? Anda sangat cantik. Bagaimana kalau kita langsung saja memulai memilih gaunnya?" Usul Margaret begitu ramah.
Orion mengangguk setuju. Lalu Margaret memandu mereka menuju sebuah ruangan untuk tamu VIP. Mereka tiba disatu ruang. Disana sudah terpajang beberapa gaun putih yang terlihat begitu berbinar.
"Tuan Orion meminta saya untuk menyiapkan beberapa model wedding dress untuk anda nona Kiara. Dan ini adalah beberapa gaun rekomendasi dari saya. Silahkan anda melihat-lihat mana yang menarik untuk anda." Jelas Margaret mempersilahkan Kiara untuk melihat gaun mana yang ia suka.
Kiara tersenyum canggung, lalu melihat beberapa gaun pengantin yang sudah tersedia di depannya.
"Tuan Orion, calon istri anda begitu cantik. Dengan rambut panjang itu nona Kiara akan sangat terlihat begitu memukau dengan hiasan tiara bunga atau veil."
Orion begitu tak tertarik dengan obrolan kali ini dan hanya menyahuti seperlunya saja. Yang ia pikirkan ingin segera menyelesaikan hal ini secepatnya dan kembali untuk bekerja.
Kiara terhenti pada sebuah gaun putih off shoulder dengan detail manik-manik putih yang berbinar karena terkena cahaya. Bagian bawah gaunnya pun juga tak terlihat begitu mekar seperti yang lain. karena ini hanya pernikahan kontrak, sebaiknya tek perlu memakai gaun yang begitu terlihat mencolok. Bagaimanapun pernikahan ini suatu saat akan rusak juga.
"Aku ingin mencoba yang ini." Kiara berbalik, menunjuk gaun yang membuat dia tertarik.
Margaret dengan semangat menghampiri Kiara.
"Pilihan yang bagus nona. Anda memilih model gaun off shoulder ya? Kenapa anda tidak memilih yang ini?" Margaret menunjuk sebuah gaun yang berbeda seratus delapan puluh derajat dari yang dipilih Kiara. Gaun putih yang begitu terlihat berkelas dengan hiasan manik-manik putih yang terlebih banyak dan mekar seperti ala putri dongeng.
"Saya lebih suka yang simple. Membuat saya lebih nyaman saat memakainya. Melihat gaun itu saja sudah terasa berat." Kiara menggeleng tersenyum, tak mau membuat Margaret merasa kecewa atau disepelekan sedikitpun.
"Baiklah, mari saya antar untuk memakainya. Tuan Orion, silahkan tunggu sebentar ya." Margaret membawa Kiara menuju ruang ganti.
Orion duduk di sofa panjang, memperhatikan gaun-gaun yang berjejer tadi. Pikirannya melayang berimajinasi bagaimana jika Kiara memakai gaun-gaun tersebut.
"Kenapa dia memilih gaun biasa itu? Bukankah lebih bagus jika dia memakai gaun yang begitu indah dan mekar itu?" Gerutunya dalam hati.
Satu menit, dua menit, tiga menit berlalu. Setelah menunggu cukup lama, Kiara dan Margaret masuk dalam ruangan.
"Tuan Orion, lihatlah nona Kiara." Ucap Margaret.
Mata Orion terbelalak melihat Kiara saat dibalut gaun pengantin yang baru saja ia remehkan. Gaun pengantin itu tampak seolah terlahir dari cahaya pagi. Bahannya jatuh anggun mengikuti lekuk tubuh, lalu melebar lembut ke bawah dalam lipatan halus yang berkilau bagaikan mutiara. Bahu Kiara dibiarkan terbuka, hanya dibingkai renda tipis berwarna gading yang menyerupai kelopak bunga mekar. Memberi kesan rapuh sekaligus memikat.
"Cantik sekali." Ucap Orion tak sadar. Sepersekian detik Orion menggelengkan kepala untuk menjaga kewarasannya.
"Maksudku gaun itu bagus. Sangat cocok denganmu Kiara." Puji Orion berusaha mengalihkan pandangannya.
"Sungguh? Terima kasih. Aku sangat menyukainya." Ucap Kiara tersenyum amat manis.
Deg! Jantung Orion seketika berpacu lebih cepat. Melihat senyuman Kiara dalam balutan gaun putih itu. Pipi Orion tiba-tiba merona. Sial! Dirinya bingung harus bersikap bagaimana sekarang. Ia langsung duduk, mengambil buku dan berpura-pura membacanya.
"Tuan, apakah anda tidak ingin melihat lebih dekat?" Margaret memanggil Orion yang duduk dikejauhan.
"Tidak usah! Selesaikan ini segera mungkin." Pandangan Orion masih sibuk membaca buku.
"Sepertinya tuan Orion malu nona Kiara. Baiklah, saya akan mengukur badan nona Kiara. Dan akan mencocokkan gaun ini dengan anda." Margaret memandu Kiara menuju ruang ganti kembali.
Orion melirik, lalu menghela nafas. Ia langsung memegang dadanya. Jantungnya masih berdegup kencang.
"Apa itu barusan? Mengapa aku merasa malu sekaligus bahagia?" Gumamnya. Ia cepat-cepat meminum air yang sedari tadi sudah disiapkan.
Setelah mengukur badan Kiara, Margaret kembali ke tempat Orion.
"Tuan Orion, apakah anda ingin diukur juga? Atau memakai ukuran tuan untuk minggu lalu?" Tanya Margaret.
"Pakai minggu lalu saja. Apakah semuanya sudah selesai?" Tanya Orion balik.
"Sudah tuan."
"Selesaikan gaun kami berdua dengan baik Margaret. Aku akan memberimu bonus untuk kerja kerasmu nanti." Orion merapikan jasnya untuk siap pergi.
"Tuan Orion begitu baik. Terima kasih tuan, saya akan mengerjakan sepenuh hati." Margaret tertawa kecil.
"Baiklah, aku pergi dulu. Ayo Kiara." Orion melengos. Ia masih tak mau menatap gadis itu.
Dari butik hingga sekarang Orion masih terlihat gelisah saat mengingat tentang gaun pengantin tadi. Ia tau Kiara cantik, namun dia terkejut saat mengetahui sebegitu cantiknya Kiara dalam balutan gaun nan indah itu.
Kilau halus dari kain satin berpadu dengan cahaya lampu, membuatnya tampak seakan bercahaya dari dalam. Veil panjang mengalir dari rambutnya, menambah kesan estetik bak lukisan.
"Orion?" Suara Kiara membuyarkan lamunannya.
"Ada apa?"
"Aku tadi cantik nggak?" Dengan nada polosnya Kiara bertanya. Sontak membuat Orion tersentak dan bingung harus menjawab apa.
"Cantik..." Jawabnya malu-malu. Mendadak, pipinya kembali merona namun segera ia tutupi dengan lengan.
"Terima kasih... Hehehe..."
Sial, sial, sial! Pria itu makin merasa malu mendengar tawa kecil wanita itu. Ini bukan rasa suka kan? Orion menahan rasa yang aneh ini sepanjang perjalanan mengantar Kiara pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Eka Rahma
nungguin aku thorr
2025-09-23
0
Hoa thiên lý
Nggak sabar lanjutinya.
2025-09-02
0