Aditya duduk sendiri di ruang kerja pribadi miliknya. Nama Kiara terus terputar dalam pikiran karena mengingatkan akan sesuatu. Pada sosok seorang wanita nan cantik jelita. Seseorang yang mampu menggetarkan hati Aditya tat kala saat bertatap muka maupun bertegur sapa. Siapa lagi kalau bukan ibunda dari Orion. Wanita tegar dan pekerja keras yang bekerja sebagai salah satu karyawan di perusahaan Hadinata.
"Adit. Keluargamu tak menyukaiku. Kau pun sudah beristri. Kita tak seharusnya menjalin hubungan." Kirana
"Aku tidak peduli Kirana. Aku hanya mencintaimu. Kau adalah kekasihku baik dulu maupun sekarang. Aku tidak akan melepaskanmu. Seharusnya aku tidak menikahi wanita lain. Harusnya kau yang menjadi istriku, bukan dia." Aditya duduk bersimpuh di malam Kirana mengajukan surat pengunduran diri di kantor.
Ingatan sekelebat itu membuat dadanya menjadi sakit kembali. Wanita idaman sekaligus pujaan hati harusnya tak ia lepas begitu saja. Sesal? Sudah pasti. Apalagi saat dia mengetahui bahwa Kirana mengandung anaknya, Orion.
Kala pengunduran diri itu, Aditya belum mengetahui bahwa sang kekasih sudah mengandung. Dan setelah beberapa bulan berlalu, Aditya sadar. Kirana tengah mengandung seorang anak darinya.
Hari itu, disalah satu rumah sakit, Kirana berjuang melahirkan Orion sendirian. Tanpa keluarga, teman, ataupun pasangan. Namun, berkat beberapa orang suruhannya, ia tau dimana Kirana berada sekarang.
Kirana begitu terkejut saat mengetahui Aditya datang menemuinya. Ia langsung memeluk erat bayi yang baru saja dilahirkan itu.
"Kenapa kau ada di sini?" Kirana tampak ketakutan melihat wajah Aditya.
Lagi-lagi Aditya menangis, mendekat, berusaha memegang tangan Kirana. Namun wanita itu langsung menepis tangan Aditya dan berteriak.
"Pergi! Jangan sentuh aku dan anakku!" Kirana makin erat mendekap bayi laki-laki itu. Bayi itu langsung menangis karena terkejut dengan guncangan dan teriakan Kirana barusan. Membuat sang ibu khawatir dan berusaha menenangkannya.
"Kirana, kembalilah. Aku tau itu anak kita. Aku akan merawat kalian berdua. Aku janji." Aditya mencoba meraih tangan Kirana sekali lagi.
"Bagaimana dengan istrimu? Aku tidak mau merusak keluarga yang sudah kau miliki." Suara Kirana melunak. Air matanya juga jatuh. Bagaimana tidak, pikirannya cukup kalut dengan semua ini. Ia tak punya pekerjaan, dan harus merawat anak yang baru saja dilahirkan.
"Sudah kubilang, jangan memikirkan hal lain. Jika kau kembali, aku berjanji akan melindungimu dan bayi kita." Suara Aditya begitu teduh.
Wanita itu mulai sedikit tenang. Tangisan Orion kecil juga mulai berangsur reda akibat dekapan hangat sang ibu.
"Kita pulang bersama ya? Aku janji. Tidak akan ada hal buruk yang terjadi." Aditya memeluk Kirana. Kirana tak mampu melawan. Tubuhnya masih lemas akibat pesalinan. Dan, dalam lubuk hatinya juga masih menyimpan sebuah rasa pada Aditya. Pelukan Aditya mampu meluluhkan keras hati sang kekasih.
Aditya memberikan sebuah rumah untuk Kirana secara diam-diam. Dan, mereka tinggal di sana. Aditya hanya mengunjungi Kirana sewaktu-waktu. Paling lama itu hanya satu hari agar tak membuat istri sahnya curiga. Namun, kebahagiaan mereka tak berlangsung lama.
Malam dimana Leonard berulang tahun yang kedua, Ratna, istri dari Aditya mengetahui perselingkuhan suaminya. Ratna begitu marah dan berteriak histeris. Membuat para pekerja di kediaman Hadinata shock dan heboh.
Praaang...!!! Gelas dilempar Ratna menuju Aditya yang baru saja pulang beberapa menit lalu.
"Beraninya kau berselingkuh di belakangku! Kurang apa aku untukmu?! Aku sudah memberikan segalanya. Bahkan aku sudah melahirkan seorang putra untukkmu Aditya!" Ratna terus berteriak lantang. Ia tak peduli dengan pandangan orang lain saat ini. Hatinya begitu sakit, hancur, dan kecewa yang begitu dalam.
Aditya hanya diam, menatap wanita itu datar. Tak ada ekspresi bersalah sama sekali.
"Aku tau aku salah. Tapi bukan dia yang merebutku darimu, tapi kau yang merebutku dari Kirana." Suara Aditya begitu datar, kontras dengan Ratna yang menggebu-gebu.
"Bajingan!" Ratna menampar Aditya begitu keras. Namun sekali lagi Aditya tak bergeming.
"Jika kau ingin kita bercerai, silahkan. Aku tidak akan melarangmu." Aditya langsung menaiki anak tangga menuju lantai dua meninggalkan Ratna sendirian.
"Aku akan membuat kau menyesali semuanya Aditya!" Teriak Ratna keras.
Semenjak kejadian tersebut, hubungan Ratna dan Aditya merenggang. Aditya makin sering berkunjung dan tinggal bersama Kirana.
"Kirana, aku berangkat kerja dulu ya." Aditya mencium kening Kirana sebelum pergi.
Kirana tersenyum lalu melambaikan tangan. Aditya berangkat seperti biasa. Hari itu tak ada satupun hal yang janggal. Tak ada tanda aneh atau apapun itu. Namun, saat Aditya sedang berada di ruangannya, ia mendapat kabar bahwa Kirana masuk rumah sakit akibat tertabrak mobil saat belanja tadi.
Aditya berlari di lorong rumah sakit, ia menuju ruang IGD mendapati kondisi Kirana yang berdarah sangat banyak. Beberapa dokter dan perawat terus melakukan penanganan medis pertama. Terdapat alat kejut jantung yang digunakan berkali-kali. Aditya yang melihat menangis. Takut, jika dia kehilangan wanita itu. Ia terus memohon pada tenaga medis untuk menyelamatkan wanitanya.
Alat deteksi napas dan detak jantung makin menunjukkan hal sebaliknya. Karena akibat luka yang begitu parah, Kirana meninggal. Hari itu Aditya berduka seduka-dukanya. Ia berteriak memohon agar wanita yang dicintainya tetap ditangani, namun sudah tak berarti.
"Kiranaku..." Aditya menangis memeluk tubuh Kirana yang sudah tak bernyawa.
Hari itu menjadi kelabu. Setelah prosesi pemakaman Kirana selesai, Aditya pulang menuju rumah mereka berdua. Dimana ada Orion kecil tengah tidur dalam ranjang bayinya.
"Orion..." Aditya membelai lembut bayi yang berumur enam bulan itu. Ia mengangkatnya hati-hati, menuju pelukannya.
"Maafkan ayah. Ayah tidak bisa menjaga ibumu." Tangis Aditya kembali pecah. Orion yang sedang tertidur tiba-tiba menangis.
"Ssshhh... Cup cup... Ayah ada disini." Aditya tampak telaten mencoba menenangkan bayinya.
"Ayah janji akan menjagamu. Ssshhh..." Aditya terus menggendong Orion sampai anak itu tertidur kembali.
Orion mulai terlelap. Ia meletakkan bayi itu di ranjang lagi. Seketika, ia mengingat moment dimana Kirana saat memberikan nama pada Orion.
"Jadi kita namankan siapa anak kita?" Tanya Aditya yang berbaring disamping Kirana dan Orion
"Aku ingin menamainya orion." Jawab Kirana masih sibuk memandangi wajah bayi nan mungil itu.
"Orion?"
"Ya, kau tau tiga bintang yang bersinar terang dilangit itu kan?"
"Ya..."
"Aku ingin anak ini menjadi seperti bintang Orion. Bersinar dengan cahayanya sendiri. Lalu, aku akan diterangi dengan cahaya dari anakku." Wajah Kirana begitu senang saat menjelaskannya.
Aditya tersenyum. Lalu duduk sambil mengangkat anak itu menuju pangkuannya.
"Baiklah, mulai sekarang. Namamu adalah Orion Alaric Hadinata" Ujar Aditya dengan senang.
......................
Aditya kembali menangis mengingat masa lalunya bersama Kirana. Sudah dua puluh tahun lebih kejadian itu terus mengantui. Bagaimanapun, bagi Aditya, Kirana adalah cinta pertama dan juga tambatan hati yang tak bisa terganti. Meski menikah dengan Ratna, itu adalah pernikahan hasil dari perjodohan. Bukan dari hati yang saling mencintai.
Dalam ruangan sunyi itu terdengar ketukan pintu. Aditya cepat-cepat menghapus air matanya.
"Masuk" Jawab Aditya cukup keras.
Seseorang masuk membawa beberapa berkas dan dokumen.
"Ini hasil perkembangan tuan muda Leonard, tuan." Ucap seseorang memakai jas formal. Ia berdiri, menunggu balasan apa yang akan dilontarkan dari tuannya.
"Keluarlah. Aku akan melihatnya besok." Aditya melempar laporan itu ke meja. Sang bawahan langsung menunduk dan undur diri.
Ruangan kembali sunyi. Langit malam terlihat begitu suram saat pikiran terus teringat tentang Kirana.
"Kirana... Anak kita sebentar lagi menikah. Apa yang harus aku lakukan? Calon istrinya sangat mirip sepertimu. Bisakah Orion kita bahagia?" Aditya menatap langit malam melalui jendela. Hati yang dibalut rindu dan sendu terus berharap bisa bertemu dengan sang kekasih tercinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Eka Rahma
semangat
2025-09-23
0