Bab 3 Sekolah Baru

Zoya akhirnya tinggal di kota Dora Raya. Alan membelikan sebuah rumah untuk Arga dan Zoya. Atas permintaan dari Arga, rumah mereka tidak ada asisten rumah tangga. Arga ingin Zoya yang mengerjakan semua pekerjaan rumah.

Semua itu hanyalah untuk membuat Zoya tidak betah di rumah. Arga akan membuat Zoya jadi pembantu di rumahnya. Arga ingin Zoya segera mengakhiri pernikahan mereka. Arga terlalu muda untuk menikah. Arga masih ingin menikmati kebebasannya.

Zoya dan Arga tidur di kamar yang terpisah. Arga melarang Zoya untuk masuk ke dalam kamarnya. Zoya melakukan tugasnya bersih-bersih rumah, nyapu, ngepel, masak dan pekerjaan rumah lainnya. Untuk nyuci pakaian, Zoya tidak menggunakan mesin cuci. Zoya mengucek pakaian dengan tangan.

Alan mertua yang baik hati, memberikan uang belanja bulanan kepada Zoya. Zoya bebas belanja apa saja. Alan juga sudah mendaftarkan sekolah untuk Zoya. Semua perlengkapan sekolah dan biaya sekolah untuk Zoya diberikan Alan kepada Zoya dalam bentuk uang cash karena Zona masih belum bisa menggunakan ATM.

Dan hari ini adalah hari pertama Zoya sekolah. Zoya ikut Arga ke sekolah naik mobil. Arga menurunkan Zoya di jalanan sepi dekat dengan sekolah mereka.

"Ingat, lu dan gue gak saling kenal!" Arga melajukan mobilnya menuju sekolah.

Zoya berjalan keluar dari gang sepi. Zoya memperhatikan jalan. Zoya yang masih belum kenal dan hapal jalan beberapa kali bertanya kepada orang yang dia temui di jalan, di mana sekolah SMAN 1 Dora Raya.

Zoya sampai di depan gerbang sekolah. Zoya melihat banyak siswa yang berpakaian SMP seperti dia. Mereka saling melempar senyum dan saling berkenalan. Hari ini adalah hari pertama siswa baru mengikuti MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah).

Semua siswa baru dikumpulkan di ruangan aula. Zoya dalam waktu singkat banyak mendapatkan teman. Mereka saling tukar nomor kontak.

Tiba saat anggota OSIS memperkenalkan diri. Semua mata tertuju kepada Ketua OSIS. Siswa putri menjerit ketika ketua OSIS memperkenalkan diri dan memberikan sambutan.

"Gantengnyaaaaaaaa."

"Cakep bet."

"Pengen diaaaaaaa."

Itu sebagian yang Zoya dengar dari siswa cewek. Mereka sangat terpesona dengan ketampanan Arga. Zoya tidak berani menatap Arga. Zoya hanya menunduk, Zoya takut Arga akan marah, terlebih lagi Arga sangat benci Zoya karena kejadian di Pantai Keong.

Jujur, Zoya juga mengagumi suami dadakannya. Perawakan Arga kokoh di balik seragam abu-abunya. Mata terang coklatnya memiliki sorot yang tajam. Hidungnya mancung, bibirnya jarang senyum menambah cool di mata para cewek-cewek.

Arga memperhatikan Zoya yang tidak seperti siswa cewek pada umumnya. Zoya berusaha menyembunyikan dirinya di dalam kerumunan. Arga sempat memperhatikan cowok di sebelah Zoya yang memberikan minuman mineral kepada Zoya. Cowok itu begitu perhatian kepada Zoya.

Semua siswa baru dibagi dalam beberapa kelompok. Dalam satu kelompok dapat dua pendamping dari OSIS. Kebetulan Zoya satu kelompok dengan Dinar, Raisa, Daniyal dan beberapa teman yang lain. Pendamping kelompok Zoya adalah Najib teman Arga.

Setiap kelompok mendapatkan tugas membuat yel-yel. Zoya dan teman-teman mulai membuat yel-yel. Mereka terlihat kompak.

Arga diam-diam memperhatikan dari kejauhan. Zoya selalu mengukir senyum tipis di bibirnya sehingga membuat siapa saja merasa nyaman. Rambut panjangnya yang hitam dan lurus tergerai indah saat ditiup angin.

"Hei, kamu, kelompoknya Najib. Iya kamu," tunjuk Arga ke arah Zoya.

"I ... iya Kak," Zoya menghampiri Arga.

"Ikat rambut kamu. Jangan keganjenan!" Bentak Arga.

Zoya segera mengambil ikat rambut di saku roknya, langsung menguncir tinggi rambutnya. Arga dengan isyarat tangannya menyuruh Zoya kembali ke kelompoknya.

"Arga, tuh cewek cantik banget. Gue suka," Najib duduk di samping Arga sambil meneguk air mineral.

"Ada saingan lu, gue juga suka," Rafa menepuk pundak Najib.

"Namanya Zoya," bisik Najib.

"Zoya, cantik seperti orangnya," sahut Rafa.

Cantik sih, tapi busuk. Dia sengaja tidur dengan gue. Gara-gara dia, gue kawin muda, sesal Arga dalam hati.

Arga juga tidak kalah populernya. Arga dikerumuni siswi-siswi. Arga juga terlihat akrab dengan seorang cewek anggota OSIS. Terdengar kabar dia dan Arga saling menyukai. Pasangan yang benar-benar serasi. Zoya juga mengakuinya. Arga dan cewek itu cocok banget.

Wajar saja Arga marah, aku secara tidak langsung mematahkan cintanya. Maaf Arga, aku juga tidak mau kawin muda. Aku juga dijebak, batin Zoya.

Acarapun dihentikan sejenak. Zoya bersama-sama temannya istirahat di kantin sekolah. Tak sengaja Zoya menyenggol pundak seseorang.

"AAAGHHHHHHHHH!" Teriak siswi itu.

"Maaf, maaf," Zoya mengatupkan kedua tangannya.

"Zoya!"

"Elika!"

"Maaf, aku gak sengaja," ucap Zoya.

"Pembawa sial!" Elika mendorong pundak Zoya.

Zoya jatuh dalam pelukan Daniyal. Arga melihat itu semua. Arga menghalangi jalan Elika. Elika melotot ke arah Arga.

"Kamu ... kamu ...."

"Awas aja lu bocorin hubungan gue dan Zoya. Gue pastikan, lu gak akan bertahan di sekolah ini!" Ancam Arga.

Elika menghentakkan kakinya. Elika kembali ke ruangan aula bergabung dengan teman-temannya. Arga sejak pertama kali bertemu Elika di Pantai Keong menaruh kebencian. Elika suka memprovokasi keluarganya, membuat panas suasana.

Arga melewati Zoya yang sudah duduk menikmati bakso dengan teman-temannya. Arga, Najib, Rafa duduk di samping meja Zoya dan teman-temannya. Najib dan Rafa mencari kesempatan untuk lebih dekat mengenal Zoya.

Rafa dan Najib bertukar kontak dengan Zoya. Rafa dan Najib dalam waktu singkat akrab dengan Zoya dan teman-temannya. Kecuali Arga yang hanya diam sambil menikmati baksonya.

Zoya yang sudah selesai makan, meminta izin kepada teman-temannya untuk ke kamar mandi yang ada di dekat kantin. Zoya beranjak dari tempat duduknya menuju kamar mandi.

Zoya masuk ke dalam kamar mandi. Zoya memuntahkan semua isi perutnya di dalam bilik. Perut Zoya mual, badan Zoya tiba-tiba lemas. Zoya keluar dari bilik. Di depan Zoya ada Elika bersama beberapa siswi yang menatap ke arah Zoya.

"Kamu perlu bantuan?" tanya salah seorang dari mereka.

"Tidak, terima kasih. Aku masih sanggup berdiri," jawab Zoya sambil mengusap mulutnya.

"Zoya, kamu kenapa?" Dinar menyusul Zoya ke kamar mandi.

"Apa jangan-jangan lu hamil?" Elika memelototi Zoya.

"Hamiiiiiiiil?" Dinar meminta penjelasan kepada Zoya.

"Jangan sembarangan fitnah orang, dosa!" Teriak Zoya.

"Sok suci lu. Gadis udik datang ke kota, mau rubah nasib. Jangan-jangan lu main sama Om-om," Elika semakin sinis menatap Zoya.

Zoya tidak terima. Elika berhasil memprovokasi beberapa siswi yang ada di kamar mandi. Mereka mulai melakukan hal-hal yang menyakiti Zoya. Ada yang mendorong Zoya, mencubit lengannya ada juga yang memukul telinga Zoya dengan kata-kata pedas membakar telinga.

Zoya tidak sanggup dengan semua serangan. Jantung Zoya berdegup sangat cepat. Napasnya tersendat. Zoya yang berada di sudut kamar mandi tiba-tiba saja kehilangan kesadaran dan pingsan.

BRUUUUUKK!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Nashira

Nashira

hmmm

2025-09-17

1

Na!

Na!

lawan Zoya💪

2025-09-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!