Tak butuh waktu lama, Ardi sampai di rumah Ayu. Saat itu Ayu sedang duduk termenung sendirian di teras rumah. "Hai, yu... Kenapa kok bengong sendirian? Kesambet lo ntar," canda Ardi ke Ayu. "Gak papa, lagi pengen aja," jawab Ayu dengan nada yang lembut. "Emm, sini ikut duduk," kata Ayu sambil mempersilahkan Ardi duduk di sampingnya. Ardi tersenyum dan duduk di sebelah Ayu. "Kita keluar aja yuk," kata Ardi, mencoba mengalihkan perhatian Ayu. "Kemana?" tanya Ayu, penasaran. "Ke warung seblak favorit kita, gimana?" ajak Ardi dengan senyum ceria. Ayu tersenyum dan mengangguk, "Oke, aku lapar juga nih." Dengan senyum yang lebih cerah,
Ayu pun langsung masuk ke dalam rumah untuk berganti pakaian dan mengambil tas. Tak butuh waktu lama, Ayu sudah keluar, kali ini Ayu memakai kaos warna hitam lengkap dengan setelan rok panjang yang biasa disebut hanrok, dan jilbab segi empat yang rapi. Ayu memang lebih suka menggunakan hanrok daripada celana, karena merasa lebih nyaman dan sesuai dengan gaya pribadinya. Dengan penampilan yang sederhana namun stylish, Ayu siap untuk pergi bersama Ardi ke warung seblak. "Sudah siap?" tanya Ardi saat melihat Ayu keluar. "Sudah," jawab Ayu dengan senyum. Lalu mereka berdua berjalan menuju warung seblak sambil mengobrol ringan.
Saat berjalan menuju warung seblak, Ardi bertanya kepada Ayu,
"Hey, kamu kenapa sih tadi pas aku datang? Kamu terlihat termenung banget."
Ayu tersenyum tipis dan menjawab, "Gak apa-apa, Ardi. Aku lagi mikirin beberapa hal aja."
Ardi penasaran dan membalas, "Oh, apa itu? Kamu bisa cerita ke aku "
Ayu ragu sejenak, lalu menjawab, "Nanti aja, Ardi. Aku cerita pas kita makan seblak nanti."
Ardi mengangguk dan membalas, "Oke, "
Setelah sampai di tempat tujuan mereka, Ardi pun langsung memesan seblak dan minuman favorit mereka. Saat mereka sedang menunggu pesanan tiba, tiba-tiba dari belakang Rifa'i datang.
"Hai, Ayu! Hai, Ardi! Kebetulan banget ya, aku lagi cari tempat makan yang enak," kata Rifa'i dengan senyum ceria.
Ayu sedikit terkejut, tapi berusaha tetap tenang. "Oh, bang Rifa'i! Iya, kebetulan banget kita juga lagi makan di sini," jawab Ayu
Ardi membalas, "Iya, bang! Makan seblak di sini enak banget."
Rifa'i mengangguk setuju .
"Mbak, aku seblak juga, iya sama kayak mereka....," kata Rifa'i ke pelayan warungnya.
Pelayan mengangguk dan membalas, "Baik, seblak dengan level kepedasan berapa?
" Rifa'i menjawab, "Level 3 aja, makasih." Setelah memesan, Rifa'i membuka obrolan dengan Ayu,
"Eeh, Ayu, kemarin kamu ke RS iya? Kamu kenal Linda iya?" Ayu sedikit terkejut dengan pertanyaan Rifa'i, tapi berusaha menjawab dengan tenang,
"Iya, aku kenal Linda, kita sudah berteman sejak SMP. Linda cerita iya..." tanya Ayu. Rifa'i mengangguk dan membalas,
"Iya, dia cerita. Katanya kemarin kamu kesana jenguk dia..." Ayu tersenyum dan mengangguk kan kepala, "iya kemarin aku emang sempat jenguk dia." Rifa'i membalas, "Oh, oke. Makasih iya sudah... ah, salah, makasih banget sudah jadi temannya Linda. Linda senang banget punya teman kayak kamu." Ayu tersenyum dan membalas, "Makasih, aku juga senang berteman dengan Linda." Ardi yang mendengarkan percakapan mereka hanya diam dan mengamati interaksi antara Ayu dan Rifa'i.
×××××
Obrolan mereka pun terhenti saat seblak pesanan mereka sudah jadi dan sudah siap. Mereka pun mulai menikmati seblak mereka masing-masing. Saat itu, suasana warung mulai sepi, dan tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Ardi dan Ayu memutuskan untuk pulang lebih awal dari Rifa'i.
"Aku rasa kita sudah cukup lama, Ayu. Mau pulang?" tanya Ardi.
Ayu mengangguk dan membalas, "Iya, aku juga capek. Rifa'i, kita pulang dulu ya?"
Rifa'i mengangguk dan membalas, "Iya, hati-hati di jalan." Dengan senyum, Ardi dan Ayu pamit dan meninggalkan warung seblak, meninggalkan Rifa'i yang masih menikmati seblaknya.
Saat di jalan, Ayu pun hanya diam tanpa kata sampai saat Ardi mengajak nya ngobrol, Ayu tidak dengar karena masih bergulat dengan pikiran dan hatinya, apalagi setelah ketemu Rifa'i tadi. Ardi menyadari bahwa Ayu tidak merespons dan memanggil namanya,
"Ayu, kamu kenapa? Kok diam aja?" Ayu baru sadar dan membalas, "Oh, enggak kenapa-kenapa, Ardi. Aku hanya capek aja."
Ardi tidak percaya sepenuhnya dan membalas, "Kamu yakin? Kamu terlihat sedikit berbeda tadi." Ayu menggelengkan kepala dan membalas, "Iya, aku yakin. Aku hanya butuh istirahat aja."
Ardi tidak memaksa dan membiarkan Ayu menikmati suasana malam sambil berjalan. Namun, Ardi tetap memperhatikan Ayu dengan penuh perhatian.
"Kamu beda, Ayu. Biasanya kamu selalu ceria. Aku yakin ada yang kamu sembunyikan dari aku. Tapi apa? Kenapa kamu gak mau cerita sama aku?" batin Ardi, sambil terus memperhatikan Ayu yang masih diam dan duduk di belakang nya . Ardi berharap Ayu bisa terbuka dan berbagi perasaannya, tapi dia juga tidak ingin memaksa Ayu untuk berbicara jika Ayu belum siap. Dengan sabar, Ardi menunggu Ayu untuk membuka diri, sambil terus berjalan dan menikmati suasana malam.
Ardi dan Ayu hanya butuh waktu 10 menit untuk menempuh perjalanan dari warung seblak ke rumah Ayu, dan kini pun mereka sudah sampai di rumah Ayu. Saat mereka baru sampai, ayah Ayu sudah menunggu Ayu di depan pintu.
"Assalamualaikum, om. Maaf saya bawa Ayu kemalaman, tadi saya ajak Ayu makan seblak di luar," ucap Ardi dengan sopan.
Ayah Ayu membalas, "Iya sudah, Ayu masuk rumah...,! nak Ardi udah malem, maaf iya kalau om tidak mempersilahkan kamu mampir."
Ardi tersenyum dan membalas, "Tidak apa-apa, om. Saya paham. Saya pamit dulu ya, om."
Ayah Ayu mengangguk dan membalas, "Iya, hati-hati di jalan, Ardi." Dengan senyum, Ardi berpamitan dan meninggalkan rumah Ayu, sementara Ayu masuk ke dalam rumah.
Saat Ayu sudah masuk ke dalam rumah, ayahnya pun langsung menegur Ayu, "Ayu, lain kali kalau keluar jangan pulang terlalu larut malam, ya. Ayah khawatir sama kamu."
Ayu membalas, "Iya, Ayah. Maaf, aku tidak sadar jam sudah begini malam."
Ayahnya membalas, "Ayah tahu kamu sudah besar dan bisa menjaga diri sendiri, tapi Ayah tetap khawatir. Lain kali lebih hati-hati, ya."
Ayu mengangguk dan membalas, "Iya, Ayah. Aku janji akan lebih hati-hati." Dengan senyum, Ayu memeluk ayahnya dan membalas, "Makasih, Ayah."
"Iya sudah, kamu masuk dan istirahat," kata ayah Ayu.
Ayu pun mengangguk dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum tidur. Ini sudah menjadi rutinitas Ayu setiap malam, membersihkan diri dan merasa segar sebelum beristirahat. Dengan gerakan yang santai, Ayu membersihkan wajah dan tubuhnya, merasa lega setelah seharian beraktivitas. Setelah selesai, Ayu keluar dari kamar mandi dan menuju kamarnya untuk beristirahat. Dengan napas yang dalam, Ayu berbaring di tempat tidur dan menutup mata, merasa siap untuk tidur setelah hari yang panjang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments