Sheana telah menulis surat pengunduran dirinya dan menyerahkannya pada pihak sekolah. Pihak sekolah cukup menyayangkan, karena Sheana termasuk guru yang kompeten, tapi mau bagaimana lagi? Sheana telah mengambil keputusan demikian karena telah menikah dan mengikuti apa kata suaminya.
Perpisahan Sheana dengan anak-anak didiknya mengharu biru. Bahkan Sheana tak berhenti menitikkan air mata, meski dia telah kembali ke mobil, namun belum sempat dia masuk ke kendaraan roda empat itu, tiba-tiba ada orang yang mencekal pergelangan tangannya.
"Shean! Aku butuh bicara denganmu," ucap Firza yang ternyata menunggu Sheana sejak tadi. Dia rela terlambat masuk kerja, demi bisa bertemu dengan pujaan hatinya yang telah mencabik-cabik perasaannya kini.
Sheana terbelalak lebar melihat keberadaan Firza. Dia pikir pria ini sudah melupakannya, tapi ternyata tebakannya salah.
"Maaf, Tuan—" Supir yang ditugaskan mengantar Sheana ingin menepis tangan Firza. Tapi pria itu malah mendelik, dan Sheana pun menghentikannya, dia sendiri yang melepas cekalan itu.
"Pak, tolong beri kami waktu sebentar ya. Saya ingin bicara dengannya empat mata," ucap Sheana, dan sang supir pun terpaksa menurut.
"Baik, Nyonya."
Kini tinggallah Firza dan Sheana, namun Sheana terus berusaha menghindari tatapan itu, supaya dia tak perlu menangis. Ya, walaupun dia belum begitu mencintai Firza, tapi melihat tatapan sendu pria itu tentu membuatnya sedih dan merasa bersalah.
"Shean, kamu benar-benar sudah menikah dengan pria lain setelah memutuskanku begitu saja?" tanya Firza, berharap itu semua bohong. Namun, Sheana justru mengangguk sangat cepat.
"Semuanya sudah berakhir, Za. Dia telah memberikan semua yang aku butuhkan lebih cepat dari pada kamu. Bahkan kami sudah berencana untuk mempunyai anak secepat mungkin."
Balasan Sheana langsung mengiris hati Firza saat itu juga. Padahal dia yang lebih dulu datang, dan berjanji untuk memberikan Sheana kehidupan yang layak, tapi kenapa Sheana malah berubah pikiran secepat ini? Benarkah Sheana yang menginginkannya, atau justru terpaksa?
"Shean, kita sudah sepakat menikah tahun depan. Dua keluarga kita menjadi saksinya, kamu nggak lupa kan?"
Sheana menggelengkan kepala, sementara sudut matanya mulai mengembun.
"Itu terlalu lama, Za. Lagi pula apa salahnya kalau ada orang yang lebih dulu menjanjikan itu semua di tahun ini? Ah tidak—bukan janji, tapi dia langsung membuktikannya. Aku sudah menikah, Za ...." Suara Sheana bergetar sambil menunjukkan cincin berlian di jari manisnya.
Dada Firza semakin terasa sesak karena dihadapkan dengan kenyataan sepahit ini. Hatinya mengutuk keras, dan yang paling dia benci adalah dia tak bisa berbuat apa-apa.
"Ternyata kamu bisa sejahat ini ya, Shean. Aku pikir kamu wanita lugu dan sederhana, tapi ternyata aku salah!" ujar Firza dengan mata yang berkaca-kaca.
Sheana menerima makian itu, karena dia merasa lebih baik jika Firza membencinya.
"Benar, aku memang jahat. Jadi, berhenti mencintaiku, Za. Aku bukan wanita yang pantas untuk mendapatkan itu semua dari kamu. Dan mulai detik ini, jangan temui aku lagi ya ... Aku takut suamiku marah," balas Sheana dengan tegas, lalu dengan cepat membalik badan.
Dia benar-benar tak tega melihat Firza yang hancur tepat di depan matanya. Sehingga dia pun cepat-cepat masuk ke dalam mobil, meninggalkan Firza dengan lukanya yang menganga. Karena bahkan di perpisahan ini, mereka tidak bisa saling memeluk.
"Pak, jalan ya," ucap Sheana dengan suara bergetar, lalu menggigit bibirnya sekuat mungkin untuk menahan tangis.
*
*
*
Luan telah tiba di kota, dia langsung menuju alamat rumah yang telah diberikan oleh bibinya. Dan di sinilah dia sekarang, turun dari ojek dia langsung berlari menuju gerbang, karena cuaca saat itu sedang turun hujan, sementara bumi sudah berselimut malam.
"Maaf, Anda cari siapa?" tanya seorang pria berpayung yang mendekati Luan setelah Luan memencet bel.
"Saya keponakan Bibi Batari, saya datang karena katanya Bibi saya bekerja di sini," jawab Luan apa adanya sambil menadahi air hujan menggunakan tangannya, agar tidak membasahi wajah.
Pria di depan Luan tak langsung memberi tanggapan, dia malah memandangi penampilan pemuda kampung itu dari atas sampai bawah. Tidak ada tampang penjahat, tapi dia juga perlu waspada.
"Oh Anda keponakan Batari. Kalau begitu tunggu di sini sebentar, saya panggilkan Batari dulu," ucap pria yang memang seumuran dengan Batari. Luan mengangguk dan terpaksa menunggu di depan gerbang sambil hujan-hujanan.
Sementara dari kamar utama, Sheana melihat interaksi tersebut dari balik jendela. Dia mengerutkan kening sambil menerka apa yang kedua pria itu bicarakan.
"Siapa dia? Kenapa datang malam-malam ke tempat ini?" gumam Sheana merasa cukup penasaran.
Tak lama kemudian Batari keluar dan meminta dibukakan gerbang supaya Luan bisa masuk. Pertemuan itu terlihat hangat, hingga membuat Sheana makin bertanya-tanya. Namun, dia dibuat terlonjak saat tiba-tiba Luan menatap ke arahnya, sontak Sheana langsung menutup gorden.
*
*
*
Selesai sarapan biasanya Felicia akan masuk ke dalam kamar, semua kebutuhannya akan diatur oleh pelayan pribadinya, jadi dia tidak perlu bersusah payah sendiri. Namun, ada yang berbeda pagi ini, karena Felicia akan ikut pergi bersama Ruben.
Sandra yang melihat itu tentu menjadi penasaran.
"Kamu mau ke mana?" tanya Sandra tertuju pada sang menantu, yang membuat Ruben menghentikan langkah.
"Hari ini aku akan ke dokter untuk pemeriksaan, Ma, karena aku dan Ruben memutuskan untuk memiliki bayi tabung. Sebentar lagi aku juga akan melahirkan cucu untuk Mama," jawab Felicia sambil tersenyum tipis. Sudah begitu yakin bahwa rencananya akan berjalan dengan lancar.
"Bayi tabung? Kamu yakin berhasil? Jangan sampai sudah mengeluarkan banyak uang, tapi kamu tetap tidak bisa hamil!" balas Sandra, bukannya mendukung, kalimat itu justru lebih terdengar seperti cibiran.
Wajah Felicia yang semula ceria langsung berubah muram seketika. Dia mengepalkan tangan dan menarik nafas panjang supaya tidak terpancing emosi.
"Mama tidak perlu bicara apa-apa lagi, cukup doakan kami saja!" sambar Ruben yang tampak memahami situasi yang tengah terjadi. Dia mengepuk-ngepuk kepala Felicia, supaya wanita itu tetap semangat.
Sandra memutar bola matanya, tak mengiyakan, tapi dia malah mengganti dengan topik lain. "Oh iya, Batari ke mana? Sudah beberapa hari ini aku tidak melihatnya di rumah ini."
"Batari adalah pelayan yang aku pekerjakan, Ma, aku menyuruhnya untuk mengurus rumah yang baru aku beli. Setelah anak kami lahir, kami akan pindah ke sana," jelas Ruben yang membuat Sandra terhenyak. Tanpa ada pembicaraan apapun, tiba-tiba Ruben punya rumah baru dan berencana untuk pindah.
"Kalian ini tidak ada sopan-sopannya ya kepada orang tua. Beli rumah tapi tidak bilang-bilang, kalian anggap Mama dan Papa ini apa?!" sentak Sandra sambil melipat kedua tangannya di dada. Namun, semua itu tidak berpengaruh apa-apa, karena Ruben tak berniat meminta maaf atau apapun.
"Sudahlah, Ma, jangan dibesar-besarkan. Kami sudah berumah tangga, jelas saja rencana ini hanya kami yang tahu. Kalian hanya tinggal mendukung saja." Ruben melihat jam di pergelangan tangannya. "Sudah ya, nanti kami terlambat." Lanjutnya segera medorong kursi roda sang istri keluar rumah.
Sandra menggeram dengan mulut yang mengatup, tapi Ruben dan Felicia benar-benar tak menoleh sedikitpun ke arahnya.
'Tua bangka ini memang pantas mendapatkannya. Menyebalkan sekali sih, pagi-pagi sudah bikin moodku hancur!' batin Felicia sambil menarik sudut bibirnya sinis.
*
*
*
Jangan lupa vote-nyaa gaes🔥
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Niͷg_Nσͷg🕊
Kok jadi mikir yaa? kalau nanti antara luan dan Shiena akan terjalin hubungan terlarang? 🤔 lagian wanita mana yang tidak tersiksa, hidupnya terpenjara, tidak ada aktifitas dan hanya dengan orang2 itu yang menemani hari2nya. takutnya kan ada rasa tresno jalaran soko kulino, apalagi Ruben jarang datang dan acuh 🤭 tapi entahlah...siapa tahu kedatangan Luan, malah membuat Ruben cemburuu 🤭
felicia manusia bertop3ng...kelakuan sok manis tapi hatinya bucukk.
2025-08-26
4
Dien Elvina
sdh lah Za, relakan Sheana ..dia sdh menikah ..dan gak akan kembali k kamu . walaupun pernikahan nya hanya sandiwara..dan mungkin Sheana hanya pelengkap untuk rmh tangga Ruben dan Felicia ..
2025-08-26
0
🍌 ᷢ ͩ 👏Mojito🏚️²²¹º
ternyata jadi orang kaya juga ga enak ya, apalagi klo di harus kan tinggal di pondok mertua indah, padahal seharusnya mereka bisa mandiri n damai dlm rumah tangga mereka sendiri
2025-08-27
0