Perubahan sikap Dante Romano mulai terasa di seluruh vila. Bagi anak buahnya, bos besar itu seperti mengalami pencerahan setelah koma. Tak lagi murka, tak lagi mengeluarkan perintah kejam, bahkan sempat menyuruh mereka… cuti.
Rumor pun merebak dengan cepat.
“Boss kita berubah…”
“Katanya dia nyuruh anak buah bawa warga ke dokter, dan bayar semua biayanya!”
“Serius? Biasanya Boss Dante lebih suka nembak kepala orang ketimbang ngasih amal!”
Mereka semua kebingungan. Sebagian lega, sebagian cemas, dan sebagian lagi curiga.
Di ruang kerjanya, Bima alias Dante bersandar di kursi kulit. Ia baru saja membeli kemampuan Karisma Alami Lv.1 dari Toko Penebusan. Hasilnya cukup mengejutkan—setiap kali ia berbicara, anak buah lebih mudah percaya, walau wajah sangar tetap sama.
“Hmm… kalau karisma ini naik level, mungkin gue bisa jadi semacam motivator mafia,” gumamnya sambil terkekeh.
Namun senyum itu cepat memudar ketika suara sistem bergema lagi.
> [Misi Baru Tersedia.]
[Misi Harian: Hentikan aksi pemalakan anak buah Anda.]
[Hadiah: 30 Poin Kebaikan. Waktu: 12 jam.]
Bima mendesah. Ya ampun… ternyata anak buah gue hobi malak warga. Harus dihentikan? Gimana caranya? Gue aja baru sehari jadi bos mafia!
Siang itu, ia memutuskan untuk menyamar. Mengenakan hoodie hitam menutupi sebagian tato di leher, ia naik mobil bersama Marco, anak buah paling setia.
“Bos, Anda yakin mau turun langsung?” tanya Alex heran.
“Tentu saja. Kalau gue nggak turun, anak-anak itu nggak bakal berhenti.”
Di dalam hati, Bima sebenarnya panik. Ya Tuhan, semoga nggak ketahuan kalau gue nggak ngerti cara jadi mafia beneran.
Mereka berhenti di sebuah pasar kecil. Benar saja, tiga anak buah Dante sedang berteriak ke pedagang, memaksa menyerahkan uang setoran. Warga sekitar hanya bisa menunduk, takut.
Bima mendekat dengan langkah berat. Anak buah itu segera menoleh, kaget bukan main.
“B-Boss Dante?!”
Bima menatap mereka dengan tajam. “Apa yang kalian lakukan di sini?”
Mereka saling pandang gugup. “Ka-kami… hanya memastikan setoran bulanan, Boss.”
Bima menghela napas, lalu berkata lantang, “Mulai hari ini, nggak ada lagi yang namanya setoran. Kita bukan tukang palak. Kita keluarga. Kalau kalian lapar, minta ke dapur vila. Kalau butuh uang, minta ke kas resmi. Tapi jangan pernah ambil dari rakyat kecil!”
Pedagang di sekitar terperangah.
Anak buahnya terdiam, lalu salah satu memberanikan diri berkata, “Tapi, Boss… bukankah ini tradisi lama keluarga Romano? Kalau kita hentikan, geng lain bakal menertawakan kita!”
Bima tersenyum tipis, mencoba berwibawa. “Biarin aja. Mereka boleh ketawa hari ini… tapi suatu hari, mereka bakal hormat karena kita beda.”
> [Misi Harian Berhasil.]
[Hadiah: 30 Poin Kebaikan.]
Bima hampir bersorak kegirangan, tapi ia menahannya. Ia hanya melirik Alex. “Catat itu. Siapa pun yang ketahuan malak lagi, gue sendiri yang bakal kasih pelajaran.”
Ketiga anak buah menunduk dalam. “Ba-baik, Boss…”
Malamnya, gosip makin liar.
“Boss Dante melarang pemalakan!”
“Dia bilang kita keluarga, bukan penjahat!”
“Gila… apa ini akhir dunia?”
Sebagian anak buah merasa lega, sebagian lagi mulai resah. Beberapa yang setia tersenyum, tapi yang lain mulai berbisik diam-diam, khawatir bos mereka sudah tidak lagi ‘layak’ memimpin dunia mafia.
Sementara itu, di kota sebelah, seorang pria berjas putih duduk di bar mewah. Ia mendengar kabar perubahan Dante dari bawahannya. Pria itu tersenyum dingin.
“Jadi… si Dante Romano yang kejam itu tiba-tiba berubah jadi malaikat? Hahaha… ini kesempatan emas. Mafia baik hati tidak akan bertahan lama.”
Nama pria itu adalah Salvatore De Rossi, rival lama Dante.
Dan tanpa disadari Bima, perubahan kecilnya baru saja memicu badai besar di dunia bawah tanah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments