Bos mafia Baik-baik saja kan?

Malam itu terasa panjang bagi Bima Satriya yang kini terjebak di tubuh Dante Romano. Setelah kehebohan pertemuan dengan anak buah, ia akhirnya kembali ke kamar mewahnya.

Ia menatap cermin besar di dinding. Bayangan yang kembali menatapnya adalah pria berwajah dingin, rahang tegas, mata tajam bak predator, dan tubuh penuh tato naga serta bunga mawar hitam. Wibawa Dante Romano memang tidak bisa dipungkiri.

Bima menghela napas panjang. “Ya ampun… ini bukan gue banget. Gue biasa kerja pakai kemeja murah, bukan jas hitam elegan kayak gini. Gimana caranya gue bisa jadi orang baik dengan tampang kayak gini? Orang lihat aja udah kabur duluan.”

Suara sistem tiba-tiba bergema di kepalanya.

[Pengingat: Misi Utama Anda adalah mengubah takdir Dante Romano. Mulailah dari hal kecil.]

[Misi Sampingan: Tolonglah seseorang tanpa menakutinya.]

[Hadiah: 20 Poin Kebaikan. Waktu: 6 jam.]

Bima terbelalak. Hah? Tolong seseorang tanpa menakutinya? Dengan tampang setajam ini?! Gila! Orang bakal pingsan duluan sebelum ditolong.

 

Keesokan paginya, hujan reda. Matahari menembus jendela besar vila. Para anak buah sudah sibuk berjaga, mobil-mobil hitam berjejer di halaman. Begitu Dante alias Bima keluar, semua langsung menunduk hormat.

“Selamat pagi, Boss!” seru mereka serempak.

Bima melambaikan tangan kikuk. “Pagi… eee… kalian sehat, kan?”

Anak buah terdiam. Mereka saling pandang. Biasanya, Dante bangun pagi dengan makian kasar atau perintah dingin. Tapi kali ini? Menanyakan kesehatan mereka?

“B-Baik, Boss,” jawab mereka kompak, walau ekspresinya jelas kebingungan.

 

Bima mencoba mencari cara untuk menyelesaikan misi sampingan. Ia menatap halaman vila. Seorang wanita tua tetangga terlihat sedang berusaha mengangkat keranjang buah yang berat di luar pagar.

Yes! Target misi ketemu. Kalau gue bantu nenek itu, gampang kan?

Bima berjalan cepat menghampiri, melewati pagar dengan dua anak buah mengikutinya.

“Nenek, sini saya bantu,” katanya dengan senyum kaku.

Begitu nenek itu menoleh, matanya langsung melebar. Yang ia lihat adalah pria bertubuh tinggi besar, penuh tato, wajah sangar, diikuti dua pria berjas hitam. Senyum Dante Romano malah terlihat seperti ancaman.

“A-Aaaa!!! Jangan bunuh saya! Ambil saja buahnya!!” teriak nenek itu sambil kabur, meninggalkan keranjang di jalan.

Bima membeku. “…..”

Anak buah menahan tawa. Salah satu berbisik, “Boss… Anda menakut-nakuti nenek-nenek?”

[Misi Gagal Sementara. Target kabur karena ketakutan.]

[Saran: Ubah pendekatan. Jangan gunakan wajah intimidatif.]

Bima hampir melempar kepalanya ke tembok. Ya gimana nggak intimidatif, ini wajah emang udah kayak preman level dewa!

 

Tak mau menyerah, ia mencoba lagi. Kali ini ia melihat seorang anak kecil berlari mengejar bola yang terlempar ke jalan. Sebuah mobil melaju dari arah berlawanan.

Refleks, Bima berlari cepat, meraih anak itu, lalu mengangkatnya tinggi sebelum mobil sempat menabrak. Mobil berhenti mendadak, klakson meraung.

Anak itu selamat. Tapi begitu melihat wajah penuh tato Dante, anak itu langsung menangis histeris.

“Mamaaaa!! Monster!!”

Bima tertegun. “Monster? Gue?!”

Ibunya datang tergopoh, langsung menjemput anaknya sambil menatap Dante ketakutan. “Ja-jangan sakiti anak saya, Tuan! Kami akan pergi sekarang!”

Mereka kabur secepat mungkin.

[Misi Gagal Sementara. Target terlalu takut.]

[Catatan: Host terlihat terlalu menyeramkan.]

Bima mendengus frustasi. “Serius nih sistem?! Gue udah nyelametin nyawa anak kecil, masih gagal juga cuma gara-gara muka?!”

 

Salah satu anak buah, pria berkepala plontos bernama Alex, mendekat dengan ekspresi bingung. “Boss… apa Anda sedang mencoba… berbuat baik?”

Pertanyaan itu membuat Bima hampir tersedak ludahnya sendiri. “E-eh? A-apa maksud lo?”

Alex menggaruk kepala. “Selama ini, Anda kan terkenal dingin dan kejam. Tapi sekarang… Anda menolong orang? Menanyakan kesehatan kami? Melarang pembunuhan? Semua anak buah bingung, Boss. Mereka kira Anda… kerasukan.”

Bima menahan diri untuk tidak memaki. Ya jelas kerasukan, woy! Gue jiwa orang lain yang masuk ke tubuh bos lo!

Namun ia tak bisa jujur. Maka ia hanya menjawab dengan nada penuh wibawa palsu, “Alex… dunia ini butuh keseimbangan. Kadang… yang kuat harus melindungi yang lemah.”

Alex tercengang. Ia lalu berbisik ke anak buah lain, “Boss Dante… tercerahkan. Mungkin selama koma dia mendapat wahyu.”

Desas-desus itu menyebar cepat. Dalam hitungan jam, seluruh vila mulai heboh.

“Boss kita berubah!”

“Dia sekarang peduli sama kesehatan anak buah!”

“Tadi pagi dia hampir bantu nenek-nenek, loh!”

Bima menepuk kening. Ya Tuhan… malah jadi gosip aneh.

 

Namun ternyata gosip itu memberi dampak positif. Siang harinya, beberapa orang warga sekitar vila mulai berani mendekat. Biasanya mereka menjauh karena takut, tapi kini mereka penasaran dengan “Bos Dante yang berubah.”

Seorang ibu muda menghampiri pagar, wajahnya cemas. “Tuan Dante… anak saya sakit. Tidak ada biaya ke dokter. Apa Anda bisa… membantu?”

Bima langsung berdiri. Yes! Kesempatan kedua!

Ia memanggil Alex “Bawa anak buah, antar ibu ini ke klinik. Bayar semua biayanya. Jangan nakut-nakutin. Ngerti?!”

Alex menunduk hormat. “Siap, Boss!”

Ibu itu terperangah, matanya berkaca-kaca. “Te-terima kasih banyak, Tuan Dante! Semoga Tuhan membalas kebaikan Anda.”

> [Misi Sampingan Berhasil!]

[Hadiah: 20 Poin Kebaikan.]

Bima hampir melompat kegirangan. YES! Akhirnya berhasil juga!

 

Malam itu, ia duduk di ruang kerjanya, menatap notifikasi sistem.

> [Poin Kebaikan: 30/100.]

[Level Sistem: 1.]

[Fitur Baru Terbuka: Toko Penebusan.]

“Toko Penebusan?” gumam Bima. Ia membuka panel virtual, dan daftar item muncul.

Aura Intimidasi Positif Lv.1 (50 Poin) → orang takut tapi segan, bukan benci.

Karisma Alami Lv.1 (30 Poin) → ucapan terdengar meyakinkan.

Obat Luka Ringan (10 Poin)

Bima menatap daftar itu dengan mata berbinar. Gila, ini beneran kayak game! Oke… gue pilih Karisma Alami. Biar kalau ngomong nggak kayak bos mafia abis ngamuk.

Begitu ia membeli, tubuhnya bergetar. Entah bagaimana, aura yang ia pancarkan terasa lebih ramah meski wajahnya tetap sangar.

Bima tersenyum puas. “Sip. Mulai sekarang… Dante Romano bukan cuma bos mafia. Dia bos mafia baik-baikan.”

Dan dari situlah, kisah konyol sang mafia berhati baru dimulai.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!