pagi yang cerah

Aluna berjalan menuju tangga ke lantai 2 ingin membangunkan putri kesayangannya untuk sarapan bersama.kini ia sudah berada di depan pintu kamar nindi dan membukanya dengan perlahan . Saat pintu terbuka terlihat lah nindi yang tidur dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya, Aluna yang melihat itupun tersenyum kecil

Aluna :" Sayang, ayo bangun kita sarapan bersama" ucap Aluna dengan mengusap lembut rambut nindi.

Nindi :" Iya mom,, bentar lagi" jawab nindi dengan suara serak dan mata yang masih terpejam rapat

Aluna :" Nggak,, bangun sekarang kita makan" ucap Aluna dengan menarik tangan nindi hingga ia terduduk di atas kasur

Aluna :" Mau mandi dulu atau setelah sarapan?" ucap Aluna dengan mengusap lembut rambut anaknya yang sangat ia cintai

Nindi :"Mau mandi dulu" jawab nindi dengan suara seraknya

Aluna :" ya udah, mama tunggu di bawah ya jangan lama-lama nanti makanannya keburu dingin okey" ucap Aluna lembut

Nindi :" Iya,,, mom" jawab nindi dengan tersenyum simpul pada ibunya itu

Aluna berjalan keluar dari kamar anaknya untuk turun ke bawah di mana ternyata suaminya sudah menunggu di meja makan sedari ia pergi membangunkan putrinya

Aluna :" Sayang,,,, kamu udah lama di sini?" tanya Aluna pada seseorang yang ada di hadapannya sekarang pria yang begitu tampan berkarisma dengan setelan jas berwarna abu abu dan dasi berwarna senada dengan pakaiannya siapa lagi kalau bukan Gabriel Adhitama

Gabriel :" Belum lama kok sayang,,,,, nindi mana?" tanya Gabriel dengan suara yang lembut seraya mengusap lembut rambut istrinya yang berwarna coklat dan mencium keningnya

Sesaat setelah itu terlihatlah nindi yang sudah tampak cantik sehabis mandi menuruni tangga rumahnya.

Gabriel menoleh memandangi putrinya yang cantik dan memberikan kecupan hangat di pucuk kepalanya

Gabriel :" morning sayang" ucap Gabriel dengan mengusap lembut rambut nindi

Nindi :" morning too papah" balas nindi langsung duduk di kursinya

Aluna :" yaudah,,, ayo kita sarapan" ucap Aluna dan langsung mengambilkan makanan untuk suaminya. Mereka makan tanpa adanya perbincangan yang terdengar hanya suara dentingan sendok, setelah sarapan Gabriel bangkit untuk langsung ke kantor Aluna dan Nindi mengantarnya hingga depan pintu

Gabriel :" sayang aku pergi kantor dulu ya" ucap Gabriel dengan memandang manik hazel milik istrinya

Aluna :" iya sayang,,, hati hati ya di jalan. Jangan ngebut" jawab Aluna dengan menatap balik suaminya

Gabriel :" Nindi papa berangkat ke kantor dulu yah" ucap Gabriel berpamitan pada putri semata wayangnya yang sangat ia sayangi sepenuh hatinya

Nindi :"iya papah hati hati yah" jawab Nindi lalu mencium pipi ayahnya yang di balas dengan kecupan hangat di pucuk kepalanya oleh Gabriel lalu Gabriel berjalan menuju mobilnya dan pergi ke kantor karena pagi itu ia harus meeting dan menandatangani beberapa berkas

Setelah mobil yang di kendarai Gabriel sudah tak terlihat lagi mereka pun masuk ke dalam rumah dan Nindi yang langsung naik menuju kamarnya. Di dalam kamarnya nindi menuju meja belajar dan mengambil sebuah buku diary dan mengambil pena lalu menuliskan

" Kita tidak bisa memilih ingin terlahir di

didalam keluarga yang seperti apa

tetapi aku bersyukur karena terlahir di

dalam keluarga ini. tempat di mana

kasih sayang dan cinta bertebaran

di mana mana,, aku berharap

kebahagiaan ini bertahan lama "

~~ Anindita Anatya Aditama

Tanpa di sadari petaka yang akan merubah warna kehidupan dari seorang Anindita Anatya Aditama yang penuh kebahagiaan dan canda tawa menjadi suram Dan gelap tidak ada sedikit pun cahaya di dalam kegelapan itu.

Tampak seorang wanita dan putrinya sedang berjalan ke depan di mana tampak sebuah mobil sedang melaju dengan kecepatan sedang dan tidak sengaja menabrak mereka.

Gabriel yang menyetir langsung menginjak rem mobilnya

CKIT

setelah mengerem secara mendadak Gabriel turun dari dalam mobilnya untuk melihat apa yang ia tabrak ternyata seorang wanita dan putrinya sedang meringis karena mendapat luka di kaki yang tidak terlalu besar. Gabriel langsung menghampiri mereka

Gabriel :" Maafkan saya nyonya yang tidak sengaja menabrak anda dan putri anda, saya akan bertanggung jawab mari saya antar ke rumah sakit" ucap Gabriel dan membantu memapah wanita itu dan putrinya yang umurnya mungkin sama dengan putrinya

Setelah sampai di rumah sakit mereka di bawa ke ruang pemeriksaan oleh dokter

Gabriel :" Bagaimana dokter apa ada yang serius?" ucap Gabriel bertanya pada, dokter di hadapannya walaupun ia sudah tau tidak ada luka serius pada mereka hanya luka kecil di bagian kaki saja tetapi walaupun begitu ia harus tetap memastikan pada dokter

Dokter :" Mereka baik baik saja tuan tidak ada yang serius hanya luka kecil di bagian kaki saja " ucap dokter menjelaskan

Gabriel :" Baik dokter terimakasih " jawab Gabriel

Dokter :" Baik kalau begitu saya permisi tuan " ucap Dokter pergi meninggalkan ruangan itu setelah kepergian dokter,, Gabriel menghampiri 2 wanita itu yang tidak tau siapa namanya

Gabriel :" dokter bilang tidak ada luka serius jadi bisa pulang hari ini, jadi mari saya antar, oh ya siapa nama mu?" tanya Gabriel pada wanita yang masih berbaring di brankar rumah sakit

Anita :" Nama saya Anita Harsa tuan dan ini putri saya namanya Sandra Harsa, terimakasih tuan sudah membawa kami ke sini " ucap Anita dengan tersenyum sambil menatap putrinya yang ada di sebelahnya

Gabriel :" Baiklah,, kalau begitu mari saya antar kalian pulang ke rumah kalian" ucap Gabriel pada mereka. Sontak pertanyaan itu membuat mereka menggeleng cepat dengan air mata yang mengalir dari pelupuk matanya, Gabriel yang melihat itu bingung

" Mengapa mereka menangis padahal aku

mau mengantar mereka ke rumah mereka"

Anita :" Tidak tuan hiks hiks jangan bawa saya ke rumah itu lagi,, saya tidak mau hiks anak saya di jual untuk membayar hutang almarhum suami saya hiks hiks" ucap Anita dengan air mata dan suara yang pilu seakan siapapun yang mendengarnya akan ikut merasakan kesedihan yang di alami wanita itu.

Sandra :"Iya,, tuan tolong jangan bawa saya pulang hiks hiks saya tidak mau di jual ke orang itu hiks saya masih ingin sekolah tuan hiks hiks walaupun saya sendiri tidak tahu kapan saya bisa bersekolah seperti orang-orang pada umumnya" ucap Sandra dengan sesegukan dan langsung memeluk ibunya dengan erat. Gabriel yang melihat itu menjadi tidak tega.

" Ternyata itu alasannya, mungkin membawa mereka pulang kerumah tidak akan jadi masalah untuk Aluna"

Gumam Gabriel dalam hati dan berpikir mungkin tidak apa-apa toh dia juga sudah menabrak mereka berdua tadi jadi ini juga sebagai pertanggung jawabannya kepada mereka sebenarnya ia bisa saja membeli apartemen tetapi ia tidak mau ada kesalah pahaman antara ia dan keluarganya jadi mungkin membawa mereka ke rumah jadi lebih terbuka saja dan tidak akan ada kesalahpahaman antar mereka.

Gabriel :" Baiklah, untuk sementara kalian tinggal di rumah saya di sana ada istri dan anak saya jadi mungkin kalian bisa berteman". Ucap Gabriel kepada mereka berdua dengan senyuman tipis

Anita :" Terimakasih tuan, suatu saat kami akan membalas kebaikan anda pada kami" ucap Anita seraya tersenyum manis pada Gabriel yang ada di hadapannya

" Berteman baik? Baiklah sesuai keinginan mu tuan Gabriel Aditama tapi jangan salah kan aku jika pertemanan ini menjadi pertemanan dua dunia yang berbeda "

Gumam Anita tersenyum smirk pada putrinya yang ada di pelukannya sekarang.

Mereka pergi meninggalkan rumah sakit menuju mashion aditama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!