Reinkarnasi: Takdir Yang Terulang
tangis yang palsu
🏥 Rumah Sakit Fatmawati – Lobi
(Sandrina masuk dengan wajah panik, napas terengah. Ia langsung menghampiri meja resepsionis.)
Sandrina Ayudya
Mbak… maaf, saya mau tanya. Tadi malam ada pasien perempuan… katanya jatuh dari gedung. Apa benar dibawa ke sini?
Perawat:
Sebentar ya dek, saya cek dulu. [membuka catatan]
Iya, benar. Tadi malam ada satu pasien perempuan masuk… masih muda, kira-kira anak kuliahan.
Sandrina Ayudya
Iya mbak! Terus… gimana keadaannya sekarang?
Perawat :
Maaf ya dek… pasien itu sudah meninggal dunia saat sampai di IGD.
(Sandrina terdiam. Ponselnya hampir terjatuh dari tangannya. Matanya memerah, air mata jatuh deras.)
Sandrina Ayudya
Nggak… nggak mungkin… Qeel… jangan bilang itu kamu… 😭😭😭
📱 Telepon – Sandrina dengan Hasna (ibu tiri Aqeela)
Sandrina Ayudya
Halo bu… ini Sandrina. Saya sahabatnya Aqeela.
Saya cuma mau tanya… apakah keluarga sudah tahu kalau ada cewek jatuh dari gedung? Saya takut itu Aqeela…
Hasna wijaya
Apa?? Aqeela jatuh dari gedung? [hening sesaat]
Astaga… kalau begitu siapa yang akan beresin rumah sekarang?!
Sandrina Ayudya
Bu… maksud saya… Aqeela bisa aja… meninggal.
Hendri wijaya
Hah? Meninggal? Ya Tuhan… berarti sekarang nggak ada lagi yang bisa nyuci baju dan masak buat kita.
Hasna wijaya
Iya… dasar anak sial. Mati aja ninggalin repot.
(Sandrina menutup telepon dengan tangan bergetar. Tubuhnya lemas, hatinya remuk. Ia menangis bukan hanya karena takut kehilangan Aqeela, tapi juga karena mendengar langsung betapa kejamnya keluarga yang seharusnya melindungi sahabatnya.)
Sandrina Ayudya
(dalam hati) Qeel… mereka nggak pernah sayang sama kamu.
Tapi aku… aku nggak akan berhenti cari kamu.
Kalau kamu masih hidup… aku pasti temuin kamu.
Kalau kamu beneran pergi… aku bakal jagain semua kenangan kita.
(Tangisnya pecah, tapi matanya menatap tajam penuh tekad.)
sandrina tidak bisa melihat jenazahnya karena korban belumuran darah
Comments