HAPD_Bab 2

Fayola membuka matanya yang terasa berat, tubuhnya rasanya begitu sakit membuat tulang-tulangnya rasanya ingin lepas. sinar matahari yang membuat matanya mengerjap dan terbuka, Fayola semakin membuka matanya lebar dan pertama yang dia lihat adalah ruangan bernuansa putih abu-abu.

Shhh

Fayola menyentuh kepalanya yang sedikit berdenyut nyeri, hingga saat ingin bergerak tiba-tiba merasakan tubuhnya terasa berat.

Sadar akan sesuatu yang menimpa perutnya Fayola menatap kebawah dan betapa terkejutnya dia saat melihat sebuah tangan kekar sedang memeluknya.

"Siapa dia." Gumam Fayola sambil mengingat-ingat apa yang terjadi padanya.

Ingatan Fayola tertuju pada pesta yang dibuat Arcel, Fayola ingat ia hanya minum jus biasa tapi setelah beberapa saat ia mulai merasakan sesuatu yang aneh dalam tubuhnya, hingga dirinya melemparkan diri pada pria yang tidak di kenal, Fayola ingat jika dirinya sudah bercinta dengan orang asing.

"Astaga, apa yang sudah aku lakukan."

Fayola menatap pugung pria yang tidur tengkurap, perlahan Fayola memindahkan tangan pria itu dan dirinya bergerak untuk pergi.

*

*

Dua hari setelah kejadian di bar yang berakhir tragis untuk Fayola, gadis itu kembali masuk kampus setelah megambil libur.

Bagaimana Fayola tidak megambil libur jika dirinya saja tidak bisa berjalan dengan benar, dan sialnya bagian intinya ternyata lecet.

"Mungkin yang memasuki ku, sejenis rudal balistik." gumam Fayola mengingat rasa perih dan sakit di area sensitifnya kemarin.

Fayola berjalan menuju kelasnya sebelum sebuah suara memanggil namanya.

"Yola, tunggu!"

Fayola menoleh, ternyata di Wilea yang memanggilnya.

"Kenapa kamu tidak masuk kemarin? Apa kamu sakit?" Wilea dengan penuh perhatian bertanya.

Fayola terseyum, sahabatnya ini benar-benar begitu perhatian.

"Aku hanya tidak enak badan sedikit, sekarang sudah jauh lebih baik." jawab Fayola dengan wajah tersenyum, meskipun hatinya merasa miris.

Meskipun se*k bukanlah rahasia di negaranya, tapi Fayola tetap saja tidak bisa bicara blak-blakan, tentang se*k yang dia lakukan.

"Bagus, kau harus sehat terus, kalau kamu sakit aku tidak ada teman lagi."

Fayola tertawa, "Hm, lagian siapa yang mau berteman dengan wanita gendut seperti kamu." Tutur Fayola dengan nada mengejek.

Wilea bukanya tersinggung justru tertawa.

"Sudahlah, kau hanya mengingatkan ku tanpa bisa membantuku untuk kurus."

Fayola ikut tertawa, keduanya berjalan bersama menuju kelas mereka yang akan di mulai beberapa menit lagi.

Didalam kelas Arcel yang melihat Fayola datang langsung mendekat, pria itu menatap Fayola dengan penuh minat.

"Yola, apa malam itu kau baik-baik saja?"

Sebuah pertanyaan yang akhirnya membuat Fayola mengangkat tangannya dan-

Plak!!

Suara telapak tangan beradu dengan kulit wajah Arcel menggema di dalam kelas itu, semua yang ada didalam tercengang melihat Fayola berani menampar Arcel, padahal pria itu yang sudah mengejar-ngejarnya.

Wajah Arcel memerah menahan amarah di matanya dengan tatapan tajam.

"Aku pikir kau tidak akan mengunakan cara kotor, tapi ternyata kau tak lebih dari seorang pecundang!"

Braak!!!

Arcel menggebrak meja dengan keras, wajahnya menegang dengan tatapan yang begitu marah.

"Kau!!"

Tangan Arcel mencekram dagu Fayola dengan kuat, membuat Fayola mendesis lirih.

"Jadi kau sudah menikmati rasanya jalang!" Arcel manatap Fayola dengan tajam, namun Fayola tidak takut sama sekali.

Bugh

Akkhhh

Arcel memegangi selakangnnya yang ditentang Fayola tiba-tiba, membuatnya sangat kesakitan. Yang melihat saja sampai menutup mulut mereka, betapa ngilu dan sakit yang Arcel rasakan saat pusakanya di tendang begitu kuat.

"Kenapa? Apa kamu penasaran dengan ku sehingga kamu menggunakan cara licik untuk memperdayaku? Sayang sekali seleraku bukan pria sepertimu, bahkan aku bisa mendapatkan pria yang lebih dari dirimu." Fayola terseyum remeh menatap Arcel, membuat pria itu begitu kesal dan terhina.

Fayola memilih pergi dan tidak mengikuti kelas, moodnya sudah berantakan dan tidak minat untuk ikut kelas.

Wilea yang melihat Fayola pergi hanya bisa menghela napas, sahabatnya itu suka sekali bolos.

Fayola menyusuri lorong kampus, tidak peduli jika semua mata tertuju padanya. Ia terus berjalan sampai di persimpangan tubuhnya tiba-tiba limbung saat menabrak tubuh seseorang.

"Maaf pak saya tidak sengaja." Sadar menabrak seorang dosen Fayola menunduk untuk minta maaf.

Keduanya berdiri saling berhadapan bedanya Fayola terdiam menunduk dan dosen yang menabraknya menelisik gadis didepanya.

Wajah Fayola mendongak dan tatapan keduanya bertemu dengan mimik wajah yang berbeda.

"Maaf pak saya tidak sengaja." Ulang Fayola lagi saat tidak mendapat jawaban dari dosen pria didepanya.

Dosen yang Fayola tahu baru satu Minggu mengajar di kampus.

Dosen pria itu hanya mengangguk, dan berlalu pergi membuat Fayola mendengus kasar.

"Dosen bisu." Katanya mengatai dosen yang irit bicara.

Fayola pergi ke roof top gedung hanya sekedar untuk bolos.

Ia masih kesal dan marah jika melihat wajah Arcel yang menjijikan di matanya. Tidak tahu apa salahnya sampai harus dijebak dengan obat sialan yang membuat dirinya terjebak dengan pria yang tidak dia kenal. Fayola benar-benar frustasi mengingat bagaimana dirinya terbangun dalam dekapan hangat seorang pria yang memiliki tangan kekar.

Saat duduk termenung dengan mata terpejam tiba-tiba suara pintu roof top terbuka dan kembali tertutup dengan sangat keras, itu berarti pintunya akan susah di buka.

Fayola langsung membuka matanya lebar, matanya melotot melihat dosen yang tadi ia tabrak kini berjalan kearahnya dengan tatapan tak terbaca.

"Mau apa anda datang kemari!"

Kedua tangan Fayola mengepal dengan keringat dingin, wajahnya menjadi pias dengan perasaan takut.

Calvin menatap gadis didepanya dengan tatapan mata tajamnya yang hitam pekat, seolah tatapan Calvin mampu menarik tatapan Fayola tenggelam ke dalamnya.

"Rupanya kau kuliah disini baby." Ucap Calvin dengan suara serak dan berat. Tidak lupa dengan seringai tipis dibibirnya yang membuat tubuh Fayola meremang takut.

"Nama ku bukan baby, anda salah orang."

Fayola hendak pergi tapi tangannya langsung dicekal oleh Calvin.

Pria itu tersenyum smirk dan dengan sekali sentakan membuat tubuh Fayola jatuh kedalam pelukannya.

"Kau melupakan malam panas kita dua hari lalu," bisik Calvin di telinga Fayola membuat tubuh Fayola menegang kaku.

"Kita menghabiskannya dengan bercinta berulang kali." Bisiknya lagi, kali ini Calvin membunuhi dengan jila*tan kecil di daun telinga Fayola membuat sekujur tubuh Fayola semakin menegang sempurna.

"A-anda." tubuh Fayola bergetar memikirkan kejadian malam itu, malam naas dirinya yang bercinta dengan pria yang tidak ia kenal. Dan ternyata pria panas itu adalah dosen nya di kampus.

"Kau mau mengulanginya lagi, aku rasa milik mu sudah-"

Dengan lancangnya bibir Fayola mengeluarkan suara yang membuat Calvin tersenyum menang, hanya dengan sentuhan jarinya gadis ini langsung bereaksi.

"Rupanya kamu sangat merindukan sentuhan ku baby." gumamnya dengan suara serak yang perlahan menghilang berganti dengan suara decakan bibir yang saling beradu.

Terpopuler

Comments

Erna Fadhilah

Erna Fadhilah

aduh yola kamu tu 🤦‍♀️, ku kira bakal ada drama ngamuk atau nangis gitu 😱😱😱ternyata malah 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2025-08-19

1

*Septi*

*Septi*

sepertinya Calon kecanduan Yola 🫣

2025-08-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!