Bab-4. Melarikan Diri

"TIDAKKK.. KAMU JANGAN PERGI, " Pina berteriak namun tak mendapati jawaban.

{DI ALAM NYATA PINA]

Pina terus meracau dalam tidur nya, dan itu membangunkan pria yang dari dua jam lalu tidur di sisinya.

"Berisik sekali, " ujar pria itu dengan suara serak nya dia merasa terganggu akan racauan Pina, dia kemudian bangun namun dia terkejut mendapati dirinya dalam keadaan te-lan-jang tanpa sehelai benang pun menutupi tubuh nya, begitu juga dengan gadis yang ada di sampingnya.

"SIALAN, " Umpat pria itu marah ketika dia sudah mengingat semua yang telah dia lakukan bersama Pina, lebih tepatnya hanya dia yang menikmati semua itu.

Setelah dia mengingat semuanya, dia segera memunguti pakaian nya yang berserakan di dama gua itu lalu mengenakannya dengan kasar.

Ya goa, dia dan Pina menikmati malam yang panas di dalam goa,karna mereka berdua sama-sama di jebak dan sama-sama melarikan diri, namun disini Pina malah di tuduh wanita kiriman musuh nya oleh pria itu.

Setelah dia selesai mengenakan semua pakaiannya dia melihat Pina sekilas, namun betapa terkejut dia setelah melihat ada bercak darah tanda kesucian dari Pina yang telah dia renggut paksa di pakaian putihnya yang dia jadikan alas bergulatan mereka semalam.

"Dia.. Dia masih suci!!!? " tanya nya pada diri sendiri.

Namun kembali Pina meracau tak jelas, pria itu memegang kening Pina dengan punggung tangan nya, seketika dia terkejut karna Pina panas tinggi.

Dengan perasan bersalah serta rasa kikuk nya, dia memakaikan Pina pakaian, dan tak tau kenapa di memakaikan Pina kalung.. sebuah kalung nan indah berbandul batu giok berwarna merah marun.

"Tunggu aku.. aku akan segera kembali, dan mulai sekarang kamu adalah wanitaku, " ujar nya sambil mengecup kening Pina lembut lalu meninggalkan nya seorang diri di dalam goa.

"JANGAN PERGI... " teriak Pina hingga ia tersadar dari pingsan nya.

"Awww.. " rintis Pina yang merasakan semua tubuh nya sakit, apalagi di bagian inti tubuh nya.

"Dasar pria mesum sialan.. kenapa dia seberingas itu kaya orang kelaran aja, gak tau apa dia kalo ini tuh yang pertama buat aku, ?" ujar Pina merutuki pria itu yang tak terlihat keberadaan.

"Mey len sialan.. kenapa kamu manarik ku dan membiarkan aku memasuki tubuh mu di saat hal menjijikan itu terjadi, ?" teriak Pina pala Mey len yang jelas tak ada disana.

"Sebaiknya aku segera pergi dari sini, aku tak mau jika aku akan mati seperti dalam novel karna di bunuh pria itu, " ujar Pina yang kembali tersadar dengan alur novel yang kini dia masuki.

Di novel itu Mey len akan di bubuh dengan sadis oleh pria yang menodai, karna di berpikir Mey len adalah wanita kiriman dari musuh nya.

"Aaww.. sakit sekali, " bisik Pina yang benar-benar merasakan tubuh nya sakit.

Dengan susah payah Pina keluar dari dalam goa itu, dan saat keluar.. betapa terkejutnya Pina karna kini Pina berada di hutan yang lebat, Pina tak tau sekarang dia ada dimana, mau kembali ke dalam goa Pina takut mati dengan cepat di tangan pria itu, mau terus berjalan Pina tak tau arah dan tujuan nya, tapi kembali ke dalam goa lebih menakutkan lagi, Pina tak mau jika harus mati sia-sia setelah di nodai.

Maka Pina pun mengambil keputusan, Pina akan mengikuti kemana kakinya membawanya pergi, tak perduli walau dia haru ke sasar di hutan yang lebat itu.. yang terpenting sekarang, dia selamat dan tak harus mati di tangan pria itu.

"Awas aja ya kamu Mey len.. saat kamu hadir lagi di dalam mimpi ku.. akan ku habisi kamu hingga tak berbekas, " gerutu Pina di sela-sela langkah nya yang terasa begitu berat.

Di rasa sudah aman dan berada jauh dari gua tadi, Pina menjatuhkan dirinya di atas rerumputan hijau di tepi sungai, Pina lelah dan Pina pun merasa kehausan.

"Akhirnya ada air yang bisa ku minum, " ujar nya sambil berjongkok mengambil air di sungai itu menggunakan telapak tangan nya, namun dia saat dia menikmati minum nya tiba-tiba saja indra pendengaran nya menangkap sesuatu.

Kretek.

Kretek.

Suara ranting yang terinjak begitu jelas terdengar oleh Pina, bahkan suara itu makin mendekat saja ke arahnya.

"Siapa disana, ?" teriak Pina bertanya, namun tak ada jawaban yang ada suara langkah itu makin mendekat.

GEEERRRRRR...

GEEEERRRRRR...

Dari balik semak-semak keluarlah sosok singa yang begitu besar yang tingginya menyemainya, dengan gigi dan taring nya yang tajam. Secara perlahan dia mendekati Pina, seakan siap untuk menerkam nya kapan saja.

"Si si singa.. " ujar Pina terbata-bata karna panik, kini tepat di depan matanya seekor singa besar yang menatapnya dengan rasa lapar.

"GEEEEERRRRR.. " singa itu kembali menggeram yang sukses membuat Pina semakin takut.

"Ya Tuhan.. cobaan apa lagi ini, ? tunggu, tunggu, adegan ini tak ada di dalam novel, lalu kenapa sekarang alurnya berubah, ?" tanya Pina dalam hati.

Pina sebenarnya ahli dalam bela diri, namun kini tubuh yang di tempati nya ini sunguh amat sangat lemah, apalagi dia yang baru di nodai membuat tenaga nya benar-benar hilang, dia pun menempuh perjalanan jauh dengan luka di sekujur tubuhnya, jadi, mana bisa dia melawan singa itu dalam keadaan yang memang sangat lemah.

Pina terus mundur untuk menghindari singa yang semakin mendekat ke arahnya, dan kini tepat di belakang nya adalah sungai yang aliran air nya sangat deras, Pina terpojok dan..

BYUUUUURRRR...

Pina terjerembab ke dalam sungai deras itu, dia panik karna tiba-tiba kaki nya kram yang di sebabkan rasa panik nya.

Glubukk..

Glubukk..

Glubukk..

Pina terus meronta-ronta di dalam sungai yang ternyata lumayan dalam itu, belum lagi aliran air ya yang sangat deras hingga membuat Pina terseret oleh arus air sungai itu.

"Tuhan.. jika memang aku harus mati disini, aku meminta satu hal padamu Tuhan, aku mohon, aku mohon, berikan rating yang buruk pada penulis novel tak berperasaan ini, " ujar Pina dalam hati.

Gelap.. itulah yang Pina rasakan saat ini, pandangan gelap dan tubuhnya terombang-ambing di seret derasnya aliran sungai yang entah akan membawanya kemana.

Sedangkan di sisi lain.. pria yang menodai Pina telah kembali, namun dia langsung murka karna tak mendapati keberadaan Pina disana.

"Jun, " teriak nya dengan keras memanggil bawahan nya.

"Cari Nyonya mu, dan bawa kembali kehadapan ku dalam keadaan utuh serta hidup, " ujarnya dengan dingin memberi perintah pada Jun bawahan nya.

"Baik Tuan, " jawab Jun singkat sambil melesat pergi meninggalkan sang junjungan nya yang kini sedang marah karna wanita nya telah pergi.

Mak said:Hiliihh Nyonya katanya dia ngaku-ngaku sendiri, tadi aja waktu ngebobol dia kamu bilang dia jalang😏.

"Kemana kamu pergi, dan kenapa kamu pergi, ?" ujar nya bertanya sendiri, dia tak menyebutkan nama Pina karna dia tidak tau Pina, dia baru saja akan menyelidiki wanita yang dia tiduri itu setelah membawanya ke luar dari hutan ini, namun dia lengah, karna wanita itu kini telah melarikan diri.

"Aku akan mencari mu hingga ku dapatkan, " ujar nya lagi.

Selang beberapa jam bawahnya kembali, namun dia harus kecewa karna mendapati bawahan nya hanya kembali seorang diri, tanpa membawa orang yang dia inginkan.

"Maaf Tuan.. saya tidak dapat menemukan keberadaan Nyonya, " ujar Jun sambil menunduk dan memberi hormat pada pria itu.

DUAAARRR..

Secepat kilat pria itu menghantam batu di depannya hingga hancur, dia marah, dia emosi, dia tak terima jika wanita nya tlah pergi.

DUUAAAARRRR...

UDAHAN DULU YA NEXT TIME DI BAB SELANJUTNYA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!