Henny kini terbuai dalam kenikmatan surga dunia, kapten yang gagah perkasa dan berbadan tegap itu sedang berada diatas tubuhnya, Henny hanya bisa mendesah.
Permainan itu sudah selesai, Henny terkapar diatas ranjang sedangkan sang kapten duduk di sofa sambil menikmati rokoknya.
" Are you tired honey ?"
" Not so, how about you."
" yes, you are very sweet ."
Mereka terus ngobrol sampai larut malam dan kemudian mereka tertidur.
Paginya Henny siap² ke kantor.
Dia meninggalkan Kapten yang hari ini juga akan berangkat, Henny diberi kartu kredit oleh Kapten.
Henny hanya kerja setengah hari dia ambil cuti setengah hari, sampai dirumah Henny istirahat dulu baru menjemput Vani.
" Ma , kakak mana ? "
" kakakmu sudah mulai kerja."
" ooh, Kiki mana ma ? "
" Kiki belum pulang dia kan full day ."
" oh iya ya."
" Mau ngapain ? "
" Gak ada , sepi aja, Vani tidur ya ? "
" Iya ."
" mama masak apa ? "
" Sup, makanlah."
" oke ma ."
Henny ke belakang ambil nasi dan makan tiba² hp Henny berbunyi .
" Tumben bang Arfan nelpon."
" Assalamualaikum bang."
" Waalaikumsalam, Henny dimana ? "
" Di tempat mama bang ."
" Gak kerja ? "
" cuti setengah hari bang, kurang sehat, kenapa bang ."
" Mau ngabarin abang besok pulang, ada panggilan kerja disana untuk abang, abang tes dari sini kemaren ."
" Alhamdulillah, syukurlah bang, jam berapa abang sampai besok ? "
" Jam satu, cuti besok ya ."
" Iya bang ."
" Ada apa Hen ? "
" Bang Arfan pulang besok ma, dia ada panggilan kerja disini, tes dari sana kemaren."
" Oh iya syukurlah, kalian bisa ngumpul lagi ."
" Iya, ma , udah bangun Vani ma ? "
" Belum ."
Henny masuk kekamar dan tidur disamping Vani.
Sore mereka terbangun.
" Sayang mama udah bangun ya ? "
" Mama ."
" Iya sayang, mandi yok kita jalan²."
" Ma, aku mau ngajak jalan semua yok, kita cari makan yang enak diluar sambil shopping, kita beliin baju Oma sama Opa sama Tante Vina dan Om Kiki juga."
" Oke ."
Mereka semua siap² dan pergi ke mall.
" Mama sama Papa mau apa pilih aja, Henny dapat kenaikan gaji rapel. "
" Kak Vina sam Kiki juga."
" Asyik."
Mereka belanja puas², Vani juga beli mainan, hatinya senang sekali.
Sudah malam mereka baru pulang, Henny mengantar Mama, Papa dan Vina pulang sementara Kiki menemani Henny di rumah.
Pagi ini Henny tidak masuk kantor, dia cuti karena permintaan Arfan suaminya.
Paginya Kiki pulang kerumah mamanya karena harus pergi sekolah.
Henny dan Vani menunggu kedatangan Arfan di depan rumah.
" Itu papa nak ."
Henny membuka pagar saat melihat taxi bandara berhenti didepan rumah.
" Papaaaa !!!"
Teriak Vani , gadis kecil berusia tiga tahun itu memeluk papanya.
" Iya sayang, sayang papa ni, rindu banget papanya. "
Arfan menggendong Vani sambil menyeret tas nya.
" Sama mama dulu sini sayang papa belum mandi."
" Gak mau . "
" Sama mama dulu ya, papa mandi sebentar aja ".
Vani digendong Henny dan ikutin papanya kekamar.
" Vani didepan yok main boneka, biar mama siapkan makan papa, papanya lapar . "
Henny menyiapkan makan suaminya.
" Bang, yok makan."
" Makan yang mana dulu ?"
" Apa sih abang ni, makan nasi lah ."
" Oke ."
" Kapan abang mulai kerja ."
" Besok udah mulai kerja ."
" Di perusahaan apa bang ? "
" Perusahaan Asing dek, abang bagian lapangan nya."
" Ooh, kapan abang tes ?"
" Dua minggu yang lalu ."
" Kayaknya Vani udah ngantuk dek."
" Iya, aku tidur dulu ya ."
" Abang merokok di teras ya ."
" Iya bang. "
Arfan mengambil rokok dan kopinya dan pindah ke teras.
Udara sangat dingin hari baru habis hujan.
Vani udah tidur, Henny keluar menyusul suaminya.
" Kantornya dimana bang ? "
" Sebentar ya, Arfan mengambil hp nya kedalam dan membuka email panggilan kerjanya . "
" Jauh juga loh ini bang . "
" Bareng papa aja kerjanya besok, biar diantar papa. "
" Iya nanti kita telepon papa, ngasih tahu minta antar besok. "
" Udah malam sayang, tidur yok . "
Suami istri yang sudah lama berpisah itu mulai menikmati malam yang indah ditambah dengan udara dingin.
*****
Sejak Arfan pulang dia sudah aktif bekerja tapi namanya kerja proyek kadang dia pulang satu bulan sekali, bagi Henny itu tidak masalah dariboada dia lerja dikapal kadang dia tidak pulang sampai tujuh bulan.
Henny juga gitu prestasi kerja nya luar biasa sehingga dia juga kadang dinas luar kota.
" Pagi pak, saya izin setengah hari kerja ya pak hari ini, mau main sama anak dulu, besok tiga hari pergi dinas luat ke Semarang. "
" Oh iya, ambil biaya akomodasi sama tiket kamu di bagian keuangan ."
" Iya pak ."
Setelah selesai semua Henny pulang, sampai dirumah telpon Reyhan mitra kerja perusaahnnya masuk .
" Halo mas."
" Henny dimana ? "
" Saya udah pulang mas , siap² besok berangkat ke Semarang dinas luar tiga hari."
" Oh iya. "
" Iya mas ."
" Kebetulan saya juga lagi gak begitu sibuk, sama aja kita ke Semarang . "
" Kita ketemu disana aja mas , tiket saya udah ada, tapi saya belum booking hotel. "
" Yaudah, kamu naik pesawat jam berapa ? "
" Jam 9 pagi mas ."
" Oke kalau gitu saya booking tiket dulu ya ."
" Iya mas kabarin aja. "
" Oke . "
Setelah itu Henny menyiapkan apa yang mau dibawa Henny kerumah mamanya malam ini dia nginap disana.
" Vani sayang."
" Iya mama ."
" Udah mamam belum ? "
" Udah mama. "
Henny mengajak mamanya main ke mall sama Vina.
Udah sore baru mereka pulang dari mall.
*****
Arfan udah sampai dilokasi proyek.
Karena lokasinya jauh masuk pedesaan, Arfan terpaksa mencari rumah warga untuk sewa selama tugas.
Arfan menjumpai pak Kades, kemudian pak Kades mengajaknya kesebuah rumah yang tidak terlalu besar tapi ada kamar yang bisa ditempati.
Rumah di huni oleh seorang gadis desa dan ibunya.
Mereka cuma berdua saja tinggal disana.
Pak Kades sengaja menempatkan Arfan disana karena pak Kades kasihan melihat Dini yang belum juga menikah, mana tahu dapat jodoh, jadi istri kedua pun gak apa².
Pak Kades sudah kembali kerumahnya, tinggal Dini dan Ibunya.
Arfan memberikan beberapa uang ratusan pada Dini.
" Dini, ini yang Rp 1.000.000 untuk sewa kamar ya dan yang lima ratus lagi ambil untuk belanja dan bantu cuci kain abang ya, karena abang gak akan sempat nyuci. "
" Baik bang. "
"Sekarang kalau kita mau ke kota naik apa ?. "
"Kita kejalan besar jalan kaki bang terus naik bus. "
" Oh gitu, kalau kita ke kota sekarang bisa gak kita pulang nanti gak malam, abang perlu motor untuk kerja, antarkan abang ya. "
" Iya bang."
" Ya udah Dini siap² dulu . "
" Iya bang. "
Hati Arfan miris melihat pakaian Dini, mungkin ini pakaian terbagus nya untuk ke kota.
Mereka berjalan menyusuri jalan desa sekitar sepuluh menit, begitu sampai dijalan besar pas bus lewat Dini menyetop nya dan mereka naik bus.
Gak lama mereka sampai dikota, Arfan langsung mencari showroom motor dan membeli, motornya langsung di pakek Arfan , kemudian dia mengajak Dini belanja baju untuk Dini dan ibunya.
" Dini, beli baju untuk dirumah dan untuk jalan untuk dini dan ibu ya, baju untuk jalan tiga dan untuk dirumah tiga jadi enam ya, pakaian dalam juga beli aja, uang saya banyak kok, sendal, apa aja yang Dini mau ,beli aja.
Dini hanya membeli beberapa lembar baju saja mungkin dia segan, Arfan milih tiga pasang untuk Dini dan tiga pasang unyuk ibunya, Dini malu mengambil pakaian dalam langsung Arfan pilihkan untuk ibu dan anaknya mudah²an muat.
Kemudian Arfan mengajak Dini membeli sendal dan tas hari sudah hampir magrib mereka pun pulang.
Dijalan Arfan ngobrol sama Dini.
" Bapak Dini kemana . "
" Bapak kawin sama janda. "
" Udah lama ? "
" Dari Dini SD. "
" Dini udah gak sekolah ."
" Dini gak tamat SMP , kalau sekolah sekarang ini Dini udah kelas tiga SMA. "
Arfan dapat menebak umur Dini, sekitar 17 dan 18 th.
" Dini gak ada kawan ? . "
" Gak, disini kalau sudah remaja mereka keluar mencari orang yang mau beli perawan mereka . "
" Loh kok gitu . "
" Karena mereka ingin baju cantik, ingin hape, sementara hidup susah . '
" Dini gak mau gitu ? . "
" Gak bang, Dini biarlah jadi perawan tua atau jadi istri kedua dari pada jual perawan, janda² seperti ibu juga banyak yang keluar, mereka menjaja kan tubuh mereka bahkan istri orang juga gitu, abang lihat aja nanti kalau proyek abang udah mulai pasti banyak janda perawan yang datang, mereka seksi², nanti abang juga bakal kecantol. "
" His, abang gak gitulah . "
Tak terasa mereka sudah sampai dirumah, hari sudah malam.
Dini menggetok pintu rumahnya.
" Bu, ibu ."
Terdengar suara seseorang berlari kecil dari dalam rumah.
Arfan membantu membawa belanjaan Dini, kemudian dia memasukan motornya.
" Beli motor nak Arfan ? "
" Iya bu susah nanti kalau mau ke proyek . "
" Makanlah dulu nak, itu ibu udah hidangkan ."
" Iya, ayo sekalian sama ibu ."
" Duluan aja nak, nanti ibu sama Dini makannya. "
Dini sudah masuk kekamar, kemudian terdengar suaranya memanggil ibunya.
" Bu sinilah. "
" Ada apa nak ."
" Tutup pintu kamarnya bu."
" Iya . "
Ibu Dini masuk kedalam kamar dan melihat barang belanjaan Dini.
" Bu, ini semua dibeliin Bang Arfan , Dini jadi malu pakaian dalam aja dia yang pilih . "
" Kenapa gak milih sendir nak."
" Dini malu bu. "
" Dini pakek baju yang ini dulu ya bu. "
" Iya pakailah nak, segan kita udah dibelikan gak dipakai. "
" Ayo lah bu kita makan . "
Dini dan ibunya keluar dari kamar, Arfan sudah selesai makan dan duduk merokok diruang tamu, dia terpana melihat kecantikan Dini memakai baju tidur, badannya nampak sintal berisi, payudaranya sungguh besar menantang.
" Wah bisa tergoda imanku kalau gini. "
Tak terasa juniornya bergerak.
" Sst jangan gitulah, baru sehari ninggalin Henny ".
Selesai merokok Arfan masuk ke kamarnya, matanya tak bisa terpejam terbayang terus tubuh Dini yang bohay dan teringat kata²nya mau jadi istri kedua.
" Apa aku nikahi aja dia ya, toh Henny gak akan mau datang kesini. "
" Akh gak mungkin secepat ini . "
Arfan terus bicara dalam hatinya.
Karena gak bisa tidur Arfan ingin keluar, begitu matanya tertuju keruang tamu dia melihat Dini sedang duduk disana.
" Belum tidur Dini ? "
" Belum bang Dini gak bisa tidur, abang mau dibuatkan kopi ?"
" Bolehlah ."
Dini kebelakang dia membuatkan Arfsn kopi dan membawa cemilan keripik ubi.
Mereka duduk dikursi panjang berdua.
Sebenarnya selain matanya tidak bisa tidur Dini juga disuruh ibunya menggoda Arfan karena kalau Arfan sudah ke proyek pasti banyak perawan dan janda akan mengincarnya karena dia bos.
" Kenapa abang gak bisa tidur apa abang lapar, biar Dini ambilkan nasi . "
" Gak abang cuma pengen ngopi . "
Arfan jadi salah tingkah, dia ingin mengambil keripik namun Dini pun sedang mengambilnya sehingga tangannya memegang tangan Dini.
Dini hendak mengangkat tangannya tapi Arfan memegangnya dan membawa tubuh Dini ke dadanya.
Dini menatap mata Arfan dengan sendu tiba² Arfan melumat bibir lembut Dini.
Dini yang baru pertma kali mendapat ciuman dari seorang lelaki dadanya berdebar kencang, Arfan dapat merasakannya.
Tangan Arfan langsung diletakan nya didada Dini.
" Kenapa deg deg kan . "
" Iya karena baru pertama kali dicium."
" Gimana rasanya . "
Dini tertunduk malu.
" Coba lagi ya ? "
Tanpa menunggu izin Arfan mencium lembut bibir Dini tangannya meremas buah kembar yang terasa sangat kenyal.
" Bang ."
" Hhhmmm"
" Kalau abang mau nikahi Dini abang boleh ambil perawan Dini . "
" Apa syaratnya nikahi Dini ? . "
" Gak pakek syarat bang, cuma abang jangan main janda atau gadis² disini karena mereka selalu gonta ganti pasangan nanti abang ketularan penyakit, sudah banyak pendatang yang kena bang . "
" Kalau gitu abang mau nikahi Dini tapi perawan nya untuk malam pertama aja ya . "
" Makasih bang. "
" Cium abang sekali lagi habis itu kita tidur besok abang kerumah pak Kades ngasih tahu abang mau nikahi Dini. "
Arfan mencium bibir Dini dan melumat putik kecil dibuah kembarnya membuat Dini mendesah, mulutnya pun bermain di leher jenjang putih gadis desa itu dan tangannya menyentuh area sensitif Dini.
" Apa abang mau sekarang ? "
Bisik Dini ditelinga Marten.
" Besok kita nikah, sekarang abang cuma mau pegang² aja, apa boleh ? "
" Hhhh mm"
Dini mengangguk.
Lama jari Arfan bermain main disana sambil melumat bibir perawan desa itu, tiba² Arfan klimaks dan sesuatu menyembur dari tongkat saktinya.
Arfan melepaskan bibir Dini yang nampak membengkak karena kelamaan dilumatnya.
" Dini, yok kita tidur, besok belanja ya kita nikah panggil pak Kades sama yang nikahi kita aja, sekalian kita makan malam, kalau ada yang mau Dini undang undang aja."
Arfan mengeluarkan uang merah dari dompetnya dan memberikannya pada Dini.
Kemudian mereka masuk ke kamar.
Ibu Dini yang dari tadi menunggu Dini tak sabar mendengar cerita anaknya.
" Besok kami nikah bu, bang Arfan pagi mau kerumah kepala desa dan kita disuruh masak terserah mau undang siapa aja ".
" Syukurlah ."
" Kamu masih perawan kan, gak dicicipi Arfan
kan ? "
" Gak bu, cuma dipegang² ."
Jawab Dini sambil tertawa.
" His kamu, udah yok kita tidur . "
Pagi sekali, Arfan kerumah pak Kades untuk mengabarkan kalau dia akan menikahi Dini, pak kades senang sekali karena Dini adalah anak gadis yang baik didesa ini, dia takut sekali kalau Dini tertular remaja desa ini.
" Nak Arfan memang kalau didesa sini kita harus bawa istri atau punya istri, karena desa ini terlalu banyak godaan wanita, mereka mencari duit dengan jalan tak benar, sudah sering diberi penyuluhan tapi masuk kiri keluarkan, bapak sangat senang kamu mau menikahi Dini karena dia gadis baik ."
" Iya pak, saya juga takut penyakit dan Dini mau jadi istri kedua . "
" Tidak masalah jadi istri kedua yang penting dia punya suami dan kamu punya istri . "
" Iya pak, bapak urus lah kalau bisa nikahnya habis sholat zuhur aja . "
" Iya nak, nanti bapak urus semua."
Siang hari setelah zuhur rumah Dini ramai, Dini nikah dengan Arfan , hari kedua Arfan di proyek, tadi pulang dari rumah pak Kades Arfan sudah meninjau proyek dan bedak dia akan mendata material yang dibutuhkan, besok dia mulai aktif kerja seminggu bisa lebih.
Akad Nikah sudah berlangsung secara sakral meskipun nikah dibawah tangan tapi di desa ini, nikah seperti ini sudah biasa, kadang setelah proyek selesai banyak mereka ya g ditinggal begitu saja oleh sang suami.
Semua sudah pulang, ibu sibuk di belakang berbenah penganten baru masuk kamar, Arfan sudah tak sabar untuk mencoba nyoblos kedua kalinya.
Dini merintih sakit saat tiang kekar itu menembus tubuhnya, bibir dan seluruh badannya sudah dijamah Arfan , cuma Arfan tidak ada sabarnya main coblos aja padahal barang itu barang baru dan tak sabaran juga keluar masukan tiang panjangnya nya membuat Dini betul² menangis menahan sakit.
" Sakit sayang ."
" Enggak ."
Dini menjawab gak karena dia tidak ingin memberi kesan tak ikhlas pada suaminya, tangannya terus meremas sprei.
" Sudah sayang maafkan abang ."
" Gak apa² bang itu memang untuk abang, abang bisa menikmatinya sesuka abang dan kapanpun abang membutuhkannya. "
" Iya sayang terimakasih. "
Dini melihat keluar jendela ternyata hari sudah gelap, dia melihat jam, sudah jam 12 malam, waduh begitu lama suaminya memecah perawannya.
Subuh Dini terbangun, dia melihat suaminya membuka selimutnya dan melakukannya lagi
" Duh Tuhan sakit ."
Rintihnya dalam hati.
Tapi Dini tatap melayani suaminya semaksimal
mungkin.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Sapna Anah
Irfan walaupun dini cantik dan seksi klu laki"setia inget anak pasti Takan tergoda
2025-09-05
1