Ruang Rawat Inap
Ruang rawat ini menjadi begitu ramai. Semua sanak saudara berkunjung untuk melihat lahirnya anggota keluarga baru mereka.
"Bunda, adiknya tidur terus!" ujar Kassius yang melihat adik barunya yang tertidur di ranjang bayi
"Bayi memang harus banyak tidur, Kassius!" ujar Tristan, kakak kembar Kassius
"Itu benar sayang, adik sekarang sedang lemah. Dia harus menyesuaikan dulu. Jadi kalian harus jaga adik ya!" ujar Astrid yang memberi pengertian kepada anak kembarnya.
"Bagaimana keadaanmu, nak?" tanya Willow, ibu mertua Astrid mama dari Ronan.
"Baik ma, hanya nyeri sedikit. Namun semua terbayar saat melihat Reva," ujar Astrid sambil melirik ke arah anaknya yang sedang bermain dengan suami dan kedua anak laki-lakinya.
"Kau hebat sayang!" puji Liana pada putrinya (Ibu kandung Astrid)
"Terima kasih bunda," ujar Astrid sambil menampilkan senyumnya
Para kakek yang ikut penasaran dengan putrinya Astrid. Dia adalah anak yang ditunggu-tunggu kehadirannya.
"Lihat para kakek itu, senang sekali saat melihat cucu perempuan mereka!" Para nenek tertawa saat melihat betapa senangnya para suaminya saat melihat cucu perempuan mereka yang selalu mereka nantikan. Cucu perempuan satu-satunya mereka.
"Lihat dia Liana, dia mirip sekali dengan Astrid waktu kecil!" puji Ethan saat melihat cucunya menggeliat dalam tidurnya.
Eungghhh!!!
Mendengar lenguhan dari si bayi, semua menatapnya dengan intens.
Saat bayi itu membuka matanya. Dapat mereka lihat bahwa matanya sangat mirip dengan ayah si bayi, coklat. Dalam sorot matanya, bayi itu memiliki sorot tajam sang ayah dan lembut dari sang ibu.
Semua terpesona saat melihat bayi itu bangun.
"Lihatlah, dia begitu cantik kan Papa, ayah mertua!" puji Ronan dengan membanggakan anaknya.
"Tentu saja, dia cucuku!" ujar kedua kakek itu secara bersamaan.
"Dan dia adik kami!" ujar si kembar tidak amu kalah.
Semua tertawa melihat tingkah mereka sendiri.
Eva yang melihat betapa ramainya keluarga ini merasa senang. Dulu dirinya hanya hidup berdua bersama bundanya. Tidak memiliki saudara, kakek ataupun nenek.
"Halo adik, aku Kassius. Sedangkan dia Tristan. Kami adalah kakakmu!" ujar Kassius yang memperkenalkan dirinya bersama dengan saudaranya.
"Kembar? Jadi mereka si kembar itu!" ujar Eva saat melihat pesona kakak kembar Reva. Kakak yang bucin adik dan membalaskan dendam adiknya, hanya saja mereka menjadi terbunuh di tangan tokoh utama kedua laki-laki.
"Lihat, adik menatap kita!" seru Kassius saat melihat adiknya menatap dirinya lekat.
"Halo cucuku! Ini Kakek Ethan, sayang. Selamat datang, ya cucuku!" Ethan mengelus jari-jari mungil cucunya
"Halo sayang, ini opa. Opa Gideon!" ujarnya sambil tersenyum
Eva tertawa melihat semuanya. Dia menampilkan senyuman khas bayi. Membuat siapapun yang melihatnya akan terpesona.
"Uhh, kenapa dia manis sekali!" puji Ethan saat melihat senyum bayi mungil itu.
Eunghhhh!
Eva yang merasa lapar, mencoba mengatakannya. Hanya saja yang keluar adalah suara bayi. Melihat itu Eva merasa frustasi.
"Ayah, sepertinya Reva sedang lapar. Tolong bawakan kemari!" pinta Astrid yang merasa bahwa bayinya sedang lapar. Karena sudah cukup lama Reva tertidur.
Ethan menggendong Reva dengan sangat hati-hati. Semua melihat ke arah Astrid yang ingin menyusui. Ronan dengan sigap membawakan kain penutup saat Astrid ingi. memberikan asi.
"Bunda, kenapa di tutup? Kan kasihan adik, adik tidak bisa bernafas!" ujar Tristan saat melihat adiknya ditutup oleh kain. Kassius mengangguk setuju dengan Tristan.
Kassius ingin membuka penutup kainnya, Ronan mengangkat anaknya itu. Melihat itu, Tristan mengikuti ayahnya dan ingin menyelamatkan adiknya.
"Papa, turunkan Kassius! Nanti dia pusing papa!" teriak Tristan saat melihat papanya mengangkat Kassius tinggi-tinggi
Para orang tua tertawa melihat keharmonisan ini. Terutama orang tua Ronan yang melihat anaknya begitu bahagia sekarang.
Tidak seperti pernikahannya yang pertama, Ronan lebih bahagia saat menikah dengan Astrid. Bagi keluarga Whystan, kehadiran Astrid adalah sebuah berkah bagi mereka. Karena Astrid, si kembar mendapatkan kasih sayang seorang ibu dan bisa dekat dengan ayah mereka. Si kembar mampu berekspresi dengan baik dan tumbuh menjadi anak yang ceria. Ronan berubah menjadi lelaki yang penuh kasih dan cinta keluarga.
Eva yang penasaran dengan pemandangan di luar. Apalagi mendengar teriakan saudaranya dan tawa keluarganya.
Oeee Oeeee
Terdengar suara bayi yang memenuhi ruangan. Semua langsung melihat ke arah Astrid yang kewalahan menenangkan putrinya.
"Bunda, adik kenapa?" tanya Tristan yang menghampiri bundanya saat mendengar tangisan dari adik perempuannya.
"Sini, biar bunda bantu!" ujar Liana saat melihat putrinya kesulitan
Liana menggendong Reva kecil dengan nyaman. Reva (Eva) yang melihat cahaya merasa senang. Kemudian melihat ke arah kakaknya yang digendong terbalik membuatnya tersenyum.
"Wah, cucu nenek senang ya!" ujar Liana yang melihat senyuman cucunya.
"Wah, cucu oma cantik sekali saat tertawa!" puji Willow
"Oma, apa adik sakit? Karen tadi dia menangis," ujar Kassius yang baru saja turun dari gendongan ayahnya
"Tidak sayang. Adik bayi itu hanya berkomunikasi dengan suara tangisannya. Dia belum bisa memberitahu apa keinginannya, karena itu dia menangis."
"Adik jangan nangis, disini ada Kakak Tristan dan Kakak Kassius yang selalu menemani dan menjaga adik. Adik jangan takut!" ujar Tristan yang mencoba menghibur saudaranya
"Memangnya adik takut apa?"
"Bukankah tadi dia ditutupi kain. Mungkin saja dia takut gelap, karen itu dia menangis!" ujar Tristan
"Benar juga. Pasti itu!" seru Kassius yang seolah menemukan jawaban atas keadaan adiknya.
Semua hanya diam mendengar obrolan si kembar. Meskipun terdengar aneh, mereka hanya memilih diam daripada harus menjelaskan panjang lebar dan merembet kemana-mana nantinya. Apalagi saat ini si kembar dalam fase ingin tau, terutama Kassius.
Kemudian Kassius duduk di samping neneknya begitu juga dengan Tristan seolah menjadi penjaga untuk adiknya.
"Wah, kalian berdua menjadi penjaga adik kalian sekarang. Lalu, bunda?"
Si kembar menatap ke arah bundanya. Kemudian mereka berdua saling pandang.
"Ada papa. Papa yang akan menjaga bunda, kami menjaga adik!" seru mereka seolah itu adalah jawaban yang tepat.
"Papa akan selalu menjaga kalian semua. Begitu juga untuk Tristan, Kassius dan Reva. Dan untuk kalian berdua, sebagai lelaki kita harus menjaga perempuan. Itu juga termasuk bunda, bukan hanya adik. Mengerti?"
"Mengerti papa!" ujar serempak keduanya
"Kami akan jaga adik dan bunda dengan baik!"
"Re, apakah aku bisa menjaga mereka semua?"
Eva sangat ingin menjaga keluarga yang harmonis ini. Dalam cerita, keluarga ini akan berakhir dengan sebuah kehancuran. Melihat perlakuan mereka saat ini, mana mungkin dirinya membuat keluarga ini hancur sesuai dengan cerita aslinya. Dia pernah merasakan hancurnya sebuah keluarga, dirinya tak ingin merasakannya lagi dalam kehidupan ini.
"Tentu nona, saya akan membantu anda nantinya!"
"Terima kasih, Re," ujar Eva dengan tulus
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Adifa
tokoh utama laki laki yang mana Thor.?
2025-08-22
0
Penapianoh📝
MasyaAllah😍 sepertinya bakalan D ratukan ini sama kakak2nya plus dri para kakek jga
2025-09-23
0
Na_dhyra
va kamu beneran mimi susu dri sumbernya? hihihi gimana rasanya Va? hahaha
2025-09-01
0