4. ruang dimensi dan kolam spiritual

setelah beberapa hari yang lalu Putri Celine mengobrol dan memecahkan permasalahan ayahnya, kini Putri Celine sudah terlihat sangat sehat dan bugar. hari ini Dia memutuskan untuk berjalan-jalan di belakang kediaman Tuan Baron yang tidak seluas halaman istana kekaisaran.

dia melakukannya sendiri tanpa dampingan dari pelayannya. perlu diketahui, pelayan Putri Celine saat berada di istana memilih untuk tidak mengikuti tuannya. dan Putri Celine pun tak mempermasalahkan hal itu.

saat dia mencoba pergi berjalan-jalan, tiba-tiba dari sudut kediaman Baron yang lain, terdengar suara orang yang seperti sedang latihan ilmu beladiri. dia tentu saja merasa penasaran.

"Apakah ada orang yang latihan di sana?" gumamnya.

"aku harus melihatnya. beberapa ingatan pemilik tubuh ini memberikan informasi kalau di zaman Ini orang harus pandai dan bisa melindungi dirinya sendiri. karena kejahatan di sini masih sangat banyak dan merajalela." gumamnya dan langsung berlari berjalan sedikit tergesa-gesa menuju ke arah suara yang didengarnya.

dari balik tembok itu, dia memandang ke arah saudara-saudaranya yang tampak sedang belajar sendiri. melihat mereka berusaha dengan keras, Putri Celine pun langsung berkaca-kaca

(hais.. kalian semua adalah anak yang baik yang mencoba untuk membantu beban ayah kalian. tapi kalian malah dicap sebagai sampah masyarakat. Hah!! benar-benar orang yang tidak memiliki perikemanusiaan.) batinnya.

(sepertinya aku juga harus belajar ilmu bela diri. tapi tidak sekarang. sebaiknya aku keliling dulu karena masih belum terlalu mengenal sudut-sudut kediaman ini.) gumamnya lagi.

bagaimana tidak, pemilik asli tubuh ini juga besarnya di istana bersama dengan Putri Pricilla. dan kini Putri Celine sudah sekitar 15 tahun. dan masih belum melakukan upacara kedewasaan. karena biasanya upacara kedewasaan itu, akan disambut saat mereka sudah berumur 18 tahun.

****

kini Putri Celine tiba di sisi kediaman yang tidak memiliki pembatas. tampaknya pembatas itu roboh akibat sesuatu. Putri Celine menatap kalau paling belakang kediaman Baron ini terdapat hutan. namun hutannya bisa dibilang bukan hutan yang angker, atau hutan yang berbahaya.

dan Putri Celine memandangi hutan tersebut dengan penuh minat.

"di belakang kediaman ini ada hutan ?" gumamnya. dia seketika langsung berbinar melihat hutan itu.

"hutan ini sangat menarik.." gumamnya lagi sambil melangkahkan kakinya menyusuri hutan tersebut. hutan itu lebih banyak didominasi oleh bambu-bambu yang tumbuh dengan liar.

saat dirinya sedang berjalan-jalan mengelilingi hutan, tiba-tiba tanpa sengaja kakinya menginjak satu lubang ranjau yang membuatnya terperosok. bahkan kakinya pun sempat terluka.

"augh.. aduh.. kenapa di sini ada perangkap sih ? bukankah di sini hanya hutan biasa?" gumamnya dengan penuh keheranan. tanpa dia Sadari, darah yang keluar dari kakinya itu memasuki pori-pori tanah yang diinjaknya. sampai tiba-tiba, cahaya biru menyilaukan mata muncul dan menelan dirinya.

"agh..!!"

Bugh

"auh!!" dia langsung terduduk karena jatuhnya cukup tidak elit. dia meringis karena pantatnya yang montok itu menyentuh dan menghantam tanah dengan kuat.

"aduh pantatku..." ucapnya sambil mengusap-usap pantatnya. Dia benar-benar sangat kesakitan.

"hah!! di mana lagi ini.." ucapnya ketika menyadari kalau tempat dirinya berada bukan di hutan lagi yang ada di belakang kediaman keluarga Baron. melainkan sebuah tempat yang begitu teduh, dan sangat memanjakan mata.

"tuan " seketika Putri Celine mematung.

syyuuuuu

"anda lama sekali datangnya tuan!! kau menguburku di tempat ini, dan membuatku lumutan menunggu kedatangan Anda!!" tiba-tiba, Putri Celine dikejutkan dengan kehadiran seekor musang kecil yang tampak melayang di udara. dia melongo dan bahkan tak berani bergerak.

hanya matanya saja yang mengikuti gerak-gerik dari musang kecil itu.

"hais.. jangan mematung saja tuan. katakan sesuatu." ujarnya.

"heh!! k-kau aneh" ucapnya dengan gugup.

"aku tidak aneh Nona Melisa."

deg

seketika perasaan Putri Celine kembali dibuat ketar-ketir dengan panggilan itu.

"k-kau mengenalku ?" tanyanya dengan tergagap-gagap.

"tentu saja Nona Melisa. saya mengenal anda. karena saya juga selalu mengikuti anda dari masa depan." mendengar penuturan itu, Putri Celine yang nyatanya jiwanya itu adalah milik Melisa langsung menganga. dia tidak tahu harus mengatakan apalagi.

"hais.. Jangan bengong aja seperti itu nona. anda telah menjadi tuan dan majikan saya sejak zaman dahulu. jadi tidak perlu bengong seperti itu."

Putri Celine yang mendengar penuturan tersebut mencoba dan berusaha untuk menormalkan ekspresinya.

"ah.. Baiklah. Jadi, kita berada dimana sekarang? Tidak mungkin kalau aku mati lagi kan ?" tanya Melisa.

"tentu saja tidak tuan. Sekarang, anda berada di dalam ruang dimensi anda. Yang kaya akan kekuatan spiritual." ucapnya dengan bangga. Melisa yang mendengar penuturan itu terbengong-bengong.

"maksudnya ?" tanyanya lagi.

"iya tuan. Kita berada di dalam ruang dimensi anda. Tempat, tersembunyi untuk semua kekayaan dan kejayaan. Di sini, anda bisa meningkatkan kekuatan anda." ucap sang musang.

"bagaimana caranya. Sementara pemilik tubuh ini tak memiliki dasar kekuatan? Dia adalah perempuan yang lemah dan baik hati. Karena itu dia meninggal." ucapnya dengan lirih di akhir kalimat.

"anda tenang saja nona. Semuanya akan baik-baik saja. Anda telah terpilih untuk menjadi pewaris kekuatan ini. Jadi, tidak ada yang tidak mungkin."

"mm.. Baiklah." akhirnya Melisa memilih untuk pasrah saja. karena, kepalanya menjadi pusing ketika melihat semua ini. Semuanya benar-benar tidak masuk akal.

"kalau begitu, ayo nona ikut saya." ajak sang musang.

"kemana ? Tapi, saya sudah lama berada di sini, saya takut keluarga saya akan mencari saya." ucapnya mengungkapkan ke khawatiran.

"anda tenang saja nona. perbedaan waktu dunia nyata dengan dimensi anda cukup jauh. Satu hari di dalam ruang dimensi, dan hanya satu kedipan mata saja di dunia nyata. Itu tandanya, kalaupun anda berbulan-bulan disini, maka satu hari di dunia nyata belum berakhir." jelasnya.

"hah!! Bisa begitu ?" tanyanya dengan bodoh.

"tentu saja Nona. ayo cepat, kita harus memulai semuanya dari awal. sekarang saya akan membawa Nona berendam di kolam spiritual, untuk membersihkan segala sesuatu di tubuh nona." ucap musang itu lagi.

akhirnya Melisa hanya bisa mengikuti apa yang dikatakan oleh musang itu. Melisa mengikutinya sampai ke sebuah kolam, yang berair jernih dan sekaligus memiliki mata air.

namun anehnya, akhirnya tidak melimpah dan jatuh ke daratan. biasanya kalau ditampung, pasti akan langsung tumpah ke mana-mana.

"ayo nona. masuklah ke dalam. bersihkan segala hal-hal yang menyumbat anda untuk memiliki kemampuan spiritual." ucap musang itu lagi.

Melisa yang mendengar penuturan itu, dan sekaligus merasa gerah langsung masuk ke dalam danau tersebut tanpa pikir panjang. kalaupun tidak sesuai dengan yang dikatakan oleh sang musang, setidaknya dia sudah mandi dan membersihkan tubuhnya.

saat kakinya baru saja menyentuh air kolam tersebut, dia langsung merasakan sedikit sengatan dan sekaligus rasa panas yang menjalar. menyadari hal itu, dia menjadi sedikit ragu dan menoleh ke arah sang musang.

"jangan ragu nona!! ayo teruskan. saya akan berjaga di sini."

akhirnya Melisa pun menuruti apa yang dikatakan oleh sang musang, dan masuk ke dalam kolam itu secara menyeluruh.

seketika, air kolam tersebut pun langsung bereaksi dan langsung melakukan tugasnya. sang musang yang melihat hal itu langsung mengangguk-anggukkan kepala. karena ternyata, airnya langsung berubah menjadi hitam pekat yang menandakan kalau tubuh majikannya ini dipenuhi dengan racun yang berbeda-beda.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!