setelah Putri Celine tersadar dari komanya, tak lupa Tuan Baron menghadirkan tabib untuk memeriksa kondisi putrinya. bahkan Tuan Baron menjaga putrinya 24 jam untuk memastikan anaknya tidak tertidur panjang lagi. selama 3 hari Tuan Baron melakukan hal itu, akhirnya Tuan Baron mulai melonggarkan kewaspadaannya terhadap putrinya yang mungkin akan tertidur kembali.
"ayah.." panggil Putri Celine yang tampak sudah bangun dan berjalan ke arah ayahnya yang duduk di ruang keluarga.
Tuan Baron Jacob yang mendengar panggilan putrinya langsung mengangkat wajahnya.
"eh kamu sudah bangun nak!! kenapa kamu turun dari tempat tidurmu begitu saja ? memangnya sudah tidak apa-apa ?" tanya Tuan Baron yang langsung mendekati putrinya dan memapanya.
Putri Celine yang mendapatkan perlakuan seperti itu langsung terkekeh.
"Aku tidak apa-apa loh yah!! aku sudah sehat dan sudah baik-baik saja. ayah tidak perlu terlalu mengkhawatirkan.." ucapnya dan juga turut menuruti Apa yang dilakukan ayahnya kepada dirinya.
"hai..bukan begitu nak.. ayah tentu saja mengkhawatirkanmu. sudah duduk dulu.. ada apa kamu mau menemui ayah ?" tanya tuan Baron. terlihat di atas meja ada beberapa kertas sketsa. dan sekaligus informasi di atasnya.
"ada apa ayah..? apakah terjadi sesuatu di wilayah kekuasaan ayah ?" tanya Putri Celine.
"mm.. ayah sedang bingung. sekarang itu sedang musim kemarau. wilayah selatan sangat kering, dan ayah bingung bagaimana cara membantu lahan pertanian di sana." ucap tuan Baron. Putri Celine yang juga memahami peta zaman kuno ini langsung mengambil kertas dan membacanya.
"sekitar 700 meter, di sini ada mata air ayah. kenapa tidak mengambil air dari mata air ini saja.?" tanya Putri Celine. Tuan Baron yang mendengar penuturan putrinya mengalihkan pandangannya ke arah kertas peta yang dipegang oleh putrinya.
memang benar kalau di situ ada tanda mata air atau peta air yang telah dimasukkan ke dalam kamar tersebut.
tuan Baron yang mendengar penuturan putrinya langsung menoleh.
"kamu memahami peta ini nak..?" tanyanya dengan heran. Putri Celine yang mendengar penuturan itu sedikit gugup. dia ingat kalau di kekaisaran ini sangat jarang ada perempuan yang bisa membaca pola peta seperti. kebanyakan perempuan di kekaisaran ini itu menyulam, dan juga menari atau bermain musik. sementara perempuan yang akan bekerja di bagian pemerintahan ini tentu saja tidak ada.
"m.. aku mengetahuinya ayah. kaisar di istana mengajarkanku beberapa makanya aku mengetahuinya." ucapnya. Untung saja otak kecilnya itu bisa berfikir dengan cepat.
"mm.. begitukah.? lalu bagaimana menurutmu nak ?" tanya Tuan Baron lagi. akhirnya Putri Celine menghela nafas lega karena ternyata ayahnya ini tidak bertanya apa-apa lagi.
"kalau ayah mau mendengar saran dari Celine, Celine akan menjabarkannya kepada ayah."
"mm.. kalau begitu coba ceritakan nak." saat mereka sedang duduk tiba-tiba anak pertama dan anak kedua datang. mereka cukup tertarik mendengar pembahasan itu. walaupun mereka tidak tahu apa-apa dan mereka dicap sebagai sampah masyarakat, namun keinginan mereka untuk maju dan membantu ayahnya selalu terpatri di dalam hati.
mereka mendekat diam-diam tanpa bersuara. antara Putri Celine mulai memberitahu sang ayah.
"Apakah di sekitar tempat itu ada pohon bambu ayah ?" mendengar pertanyaan itu mereka terdiam sejenak.
"pohon bambu? Apa kegunaan pohon bambu itu ? kalau tidak salah, di sekitar wilayah yang terkena dampak kekeringan itu ada pohon bambunya. tapi jaraknya juga cukup jauh dari lokasi." jelas Tuan Baron.
"mm.. kalau begitu, ayah bisa meminta tolong kepada para warga untuk menyiapkan batang bambu. setelah menyiapkan batang bambu, batang bambunya itu langsung dilubangi. dan kita manfaatkan batang bambu itu sebagai pipa. guna mengalirkan air dari sumber mata air sampai ke pemukiman warga." ucap Putri Celine yang tentunya sangat masuk akal.
Tuan Baron melihat putrinya.
"maafkan ayah ya nak.. kamu baru bangun dari sakitmu saja sudah harus berbagi ide dengan ayah. Hah!! ayah sudah beberapa bulan mencoba untuk memecahkan masalah ini. sementara waktunya semakin mepet dan kaisar semakin mendesak. apalagi, ini masih ada hubungannya dengan perbuatanmu." ucap Tuan Baron dengan sedih. Putri Celine yang mendengar penuturan ayahnya menggenggam erat tangan ayahnya itu.
"ayah jangan berbicara seperti itu. aku anak ayah dan aku pasti akan membantu ayah. hanya saja ayah harus percaya kepadaku." Tuan Baron tersenyum mendengar penuturan putrinya.
"ayah tentu sangat mempercayaimu nak. sangat mempercayaimu.." Putri Celine pun tersenyum.
"kalau begitu terima kasih banyak yah..."
"Iya nak sama-sama.." kedua saudaranya yang berdiri di sana dengan diam pun ikut tersenyum. akhirnya permasalahan ini pun bisa dipecahkan berkat pemikiran adiknya.
mereka tahu bagaimana berusahanya sang ayah bahkan nyaris tak bisa tidur dengan lelap. sementara mereka tak bisa membantu apa-apa.
"hah!! andai saja kami bisa membantu yah! bahkan masalah kami sendiri pun tak bisa kami atasi. Hah!!" terdengar helaan nafas frustasi dari anak pertama. dan Putri Celine yang mendengar penuturan itu mengingat, kalau 7 saudaranya ini tak bisa meningkatkan ilmu bela diri mereka.
bahkan mereka semua dianggap sampah masyarakat yang tak bisa memberikan apapun untuk kemajuan kekaisaran. Putri Celine pun tersenyum.
"Jangan berkecil hati kak! kalau seandainya tak bisa menggunakan kekuatan ilmu bela diri, maka yang harus dilatih adalah kekuatan otot atau kekuatan luar. tak ada gunanya ilmu dalam kalau tubuh tidak mendukung. mungkin hanya saran ini dulu yang bisa aku berikan untuk kakak berdua." mendengar penuturan itu kedua kakaknya langsung saling memandang.
memang, di kekaisaran ini mereka hanya berpatokan pada kekuatan spiritual saja atau membangun kolam spiritual dalam tubuh mereka. sementara mereka lupa dengan kekuatan otot atau kekuatan yang berasal dari gerakan tubuh mereka sendiri.
"mm.. sepertinya usul itu cukup masuk akal Kak." ucap anak kedua. anak pertama pun menganggukkan kepalanya.
"mm.. kalau begitu kita beralih berlatih seperti itu saja dulu. walaupun kita tidak bisa meningkatkan ilmu spiritual kita, tetapi kekuatan otot memang harus dijaga." mendengar penuturan itu semuanya pun tersenyum.
"makasih untuk usulnya ya dek.."
"Iya Kak sama-sama.."
"kalau begitu kami pamit permisi dulu. kami akan mulai menyusun latihan untuk menambah kekuatan otot kami." sambung anak pertama lagi yang langsung dibalas dengan angkutan kepala dari tuan Baron.
selepas kepergian kakak pertama dan kakak kedua Putri Celine, kini Tuan Baron dan putrinya mulai kembali membahas tentang tanah tandus itu.
Putri Celine juga sendiri dengan sabar menjelaskan segalanya kepada ayahnya. bahkan dia menjelaskan maksud dari kata pipa yang dikatakan oleh putrinya tadi. Putri Celine benar-benar terlihat menjelaskannya dengan menggunakan gambar yang di gambarnya secara asal.
bahkan Tuan Baron lebih Pak memahami maksud putrinya ketika dijelaskan dengan gambar tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Chen Nadari
ruang dimensi thorr/Smile/
2025-08-09
1
Dewiendahsetiowati
up lagi thor
2025-08-09
0
Fransiska Husun
up up lagi semangat thor
2025-08-09
0