Jam 5 sore, selesai sudah jam magang di hotel ini. Anatari menarik napas lega.
"Kak, aku pulang dulu ya?" pamit Anatari pada salah satu Karyawan yang bertugas di sana.
"Ok."
Anatari mengambil tasnya dari dalam lemari yang ada di belakang meja. Ia kemudian meninggalkan lobby.
Namun, baru saja ia menuruni tangga, ia melihat sosok bule tampan yang sedang bersandar di salah satu tiang pilar, nampaknya seperti sedang menunggu Anatari.
"Hi Antari.....!" sapa Petra.
"Hi....!"
"Have you finished work?"
"Yes."
"Do you want me to take you home?"
"No" Anatari menggeleng. Ia langsung melangkah pergi. Petra mengejarnya.
"Anatari, aku hanya ingin mengenal mu."
"Maaf, aku tak mau dikenal. Soalnya aku sudah menikah." ujar Anatari.
Langkah Petra terhenti. "She is married?" Petra segera mencari bosnya itu. Ia menemukan Erland yang sedang duduk di balkon lantai 4. Lantai ini sebenarnya lantai khusus keluarga Thomson yang tak semua tamu boleh masuk. Karena di sini khusus apartemen.
"Erland, aku mengalah. Tak mau mendekati gadis itu lagi. Dia sudah menikah."
Erland terkejut mendengarnya. "Menikah? Mana mungkin."
"Dia sendiri yang mengatakannya padaku."
"Dan kamu percaya?"
"Mana mau aku berurusan dengan perempuan yang sudah menikah?"
Erland menelepon sepupunya Joel, anak paman Joe yang menikah dengan bibinya Rahel. Joel sama hebatnya dengan papanya. Kebetulan Joel ada di Jakarta karena ia sedang menangani proyek The Thomson company di sana.
"Hallo Joel, aku baru saja mengirim foto dan nama seseorang padamu. Tolong cari tahu siapa dia ya? Aku butuh data tentangnya saat ini juga." Kata Erland lalu menutup percakapan mereka. "Kita tunggu apa yang Joel bisa dapatkan. Jika memang dia sudah menikah, kamu mundur. Tapi kalau belum, kamu lancarkan serangan maut mu untuk menaklukannya."
"Ok."
Erland tersenyum sinis. Ia dan keluarganya mencintai Indonesia. Mamanya juga orang Indonesia. Mengapa ada orang Indonesia yang tidak menyukai mereka?
***********
Anatari turun dari gojek yang mengantarnya. Sebuah rumah yang besar nampak di depannya. Gadis itu membayar biaya gojeknya lalu segera masuk dari pintu kecil yang dibuka oleh seorang satpam.
"Hallo neng.....!" sapa sang satpam yang bernama pak Dening.
"Hallo, paman."
"Baru pulang? Kelihatan capek sekali."
"Iya. Aku masuk dulu ya, paman."
Anatari pun melangkah menyeberangi halaman dan memasuki rumah besar itu lewat pintu belakang.
"Anak mbo sudah pulang?" seorang wanita parubaya, menggunakan kebaya menyambut Anatari.
"Iya, mbo. Capek banget karena di hotel banyak tamu." Anatari melepaskan tas yang dibawahnya ke atas meja pantry. "Mama mana?"
"Pergi, non."
"Kemana?"
"Nggak tahu. Nggak bilang juga mau kemana."
"Tolong buatkan aku segelas lemon teh ya."
Mbo Sarni langsung membuatkan nya. Anatari meneguknya sampai habis lalu segera menuju ke kamarnya yang ada di lantai dua. Begitu masuk kamar, ia mengambil fotonya bersama papanya. Foto saat dirinya masih berusia 5 tahun. "Papa, kamu di mana?" tanyanya sambil mendekap foto itu.
*********
"Mengapa dia membenci bule kalau papanya seorang bule juga?" tanya Erland sambil menatap data yang dikirimkan Joel kepadanya.
"Papanya bule? Tapi wajahnya nggak kayak bule. Kelihatan pribumi." kata Petra.
"Bisa saja kan wajahnya ikut gen yang mama. Kayak kami bertiga. Kata orang kak Caleb dan Chloe mirip papa. Aku katanya mirip mama. Tapi rambut, kulit dan penampilan ku seperti orang bule juga."
"Benar juga. Mungkin karena kamu di besarkan di London."
"Mungkin juga. Oh ya, jangan lupa ya, besok lancarkan serangan kepada Anatari."
"Kenapa sih kamu sangat penasaran dengannya? Kamu suka dia ya?"
"Mana mungkin? Apa kata dunia kalau aku suka cewek seperti itu?" tanya Erland.
"Kalau dia nggak suka padaku?"
"Berarti reputasi mu sebagai asisten tertampan di London tak ada gunanya. Aku tanya padamu, apakah selama ini ada gadis yang pernah menolakmu?"
"Tidak."
"Nah, lanjutkan."
Petra langsung keluar dari ruangan kerja Erland. Ia harus memutar otak untuk mencari cara menaklukan Anatari.
***********
"Kamarnya masih belum ready. Jadi tuan silahkan tunggu satu jam lagi." kata Anatari pada cowok tampan di depannya.
"Baiklah nona manis. Karena kamu sudah memberikan aku kamar yang bagus, aku akan menunggu dengan senang hati." kata cowok itu sambil mengedipkan matanya. Ia kemudian berjalan ke arah sofa untuk menunggu di sana.
"Kelihatan genit nya." kata Reyra, karyawan tetap di hotel ini.
"Nggak juga, kak. Aku suka wajah Indonesia asli. Penuh pesona dan wibawanya kelihatan. Tak sama dengan para bule."
"Jangan begitu, Ana. Tak semua boleh menyebalkan. Buktinya teman ku ada yang menikah dengan bule. Sekarang dia sudah bahagia di Amerika."
"Pokonya aku tak suka cowok bule. Itu saja, kak."
Reyra menggelengkan kepalanya. Mungkin karena Antari tinggal di Bali makanya dia seperti sudah bosan melihat lelaki bule.
Satpam hotel mendekati meja resepsionis. Di tangannya ada sebuah buket bunga mawar.
"Kamu Anatari kan?" tanya satpam.
"Iya. Ada apa?"
"Ini ada kiriman bunga untukmu."
"Ha?" Anatari bingung. Siapa yang mengirim bunga untuknya.
"Salah orang mungkin." ujar Anatari.
"Tidak. Di sini tertulis jelas namamu. Yang mengantarkan bunga bahkan mengatakan kalau gadis itu adalah mahasiswa magang yang bekerja di hotel ini, bagian resepsionis."
"Astaga, siapa yang mengirimi kamu bunga? Kalau di lihat Bu Winda, bisa murka dia." ujar Reyra.
Anatari segera mengambil bunga itu lalu membuka pintu khusus karyawan yang ada di belakang meja resepsionis. Ia meletakan bunga itu di atas meja lalu mengambil kartu namanya.
Semoga kamu suka dengan mawar ini. Love P.
"Siapa yang berinisial P?" Anatari jadi pusing sendiri. Ia meninggalkan bunga lalu kembali ke meja resepsionis.
"Ada apa, Ana? Siapa yang mengirimi kamu bunga?" Tanya Reyra penasaran.
"Aku nggak tahu. Ia menuliskan inisialnya P."
Reyra mengerutkan dahinya. "Siapa ya?"
Ponsel Anatari bergetar. Ternyata ada pesan masuk melalui aplikasi hijau. Ia membukanya.
Apakah kamu suka dengan bunganya? Semoga bunga itu membuat mood mu bekerja menjadi baik.
Anatari membalas pesan itu : Kamu siapa?
Jawaban pun langsung diterima : Seseorang yang sangat kagum padamu.
"Siapa?"
"Kita akan ketemu sebentar sore."
Anatari jadi kesal sendiri. Ia langsung mematikan ponselnya dan menyimpannya di laci meja.
***********
Jam pulang kerja pun selesai. Anatari langsung pulang. Namun, saat ia keluar dari hotel, seseorang mengejar langkahnya.
"Anatari.....!"
Anatari menghentikan langkahnya. Ia berbalik dan menatap Petra. "What do you want from me?"
Petra tersenyum. "Aku hanya ingin tahu siapa kamu. Sudah ku katakan kalau aku tertarik denganmu."
"Aku sudah menikah."
Petra tersenyum lagi. "Kamu bukan pembohong yang baik, sayang. Aku tahu kalau kamu masih jomblo."
"Aku tidak tertarik padamu!" Anatari segera membalikan badannya dan langsung pergi. Ia bahkan setengah berlari meninggalkan Petra.
*************
Esok pagi saat Anatari kembali masuk kerja, ia terkejut melihat ada sekotak coklat falala rasa macha sudah ada di sana.
"Untukmu !" kata Satria.
"Untukku? Tapi dari siapa?"
"Hanya tertulis di sana huruf P."
Anatari nampak kesal. Walaupun ia menyukai coklat yang viral itu, namun ia tak mau menerimanya karena dari sang bule.
"Kak, ini untuk kamu saja."
Satria terkejut. "Untukku."
"Berikan saja pada istri kakak. Kan besok Valentine."
Satria nampak senang. Ia segera menyimpan coklat itu di kulkas khusus meja resepsionis.
Jangan kirim apapun. Aku tak mau.
Anatari mengirim pesan pada Petra. Setelah Petra membaca pesan. Anatari segera menghapus dan memblokir nomor itu.
Erland melihat dari kamera pengawasnya. Dasar gadis keras kepala!
*********
Bagaimana menurut kalian?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Meylan Basiru
lanjut mamy, giman kl mami buat novel terjebak cinta masa lalu, di tunggu upnya..
2025-08-13
1
Apriyanti
apa ana ada dendam dgn org bule,,karna diri nya di tinggal oleh ayah nya yg seorg bule,, lanjut thor 🙏
2025-08-13
1
Gia Gigin
oalah pantas Tari nggak suka bule karena ayahnya pergi meninggalkan nya, yg notabene seorang bule
2025-08-13
1