𝐃𝐫𝐚𝐩, 𝐝𝐫𝐚𝐩, 𝐝𝐫𝐚𝐩... Danyi membidik anak panahnya pada target di depan. Lalu melesatkan nya dan mengenai target dengan sempurna. Ia melakukan hal sama untuk kesekian kalinya, berpanah sambil berkuda adalah hobinya ketika kembali dari perbatasan.
Danyi Hia
[ Turun dari kuda ] Good job, Aisle.
Danyi mengelus surai kuda yang ia gunakan.
Danyi Hia
Ayo beristirahat sebentar.
Danyi Hia
Aku akan mengambilkan air untukmu.
Kuda meringkik sebagai tanda setuju. Danyi lalu berjalan menelusuri hutan untuk mencari sungai.
Danyi mengeluarkan botol minumnya untuk menyimpan air.
Danyi Hia
Harusnya aku membawa langsung Aisle ke sini. Kenapa aku harus repot-repot untuk pergi dan kembali hanya untuk mengisi air?
[ Gumam ]
Dalam kesibukannya untuk mengisi air, pendengarannya tidak sengaja menangkap suara tabrakan pedang. Asalnya tidak jauh dari sungai tersebut.
Danyi Hia
[ Tersenyum tipis ]
Danyi kembali ke kudanya setelah mengisi air dan memberinya minum.
𝐒𝐫𝐢𝐧𝐠 dan 𝐬𝐫𝐮𝐭𝐭... Pedang terlepas dari tangan lawan.
Danyi Hia
Bersenang-senang bersama temanmu, huh?
Danyi Hia
Ouh, Luka-luka itu... aku tebak sir Jay masih mengimbangi mu, paman.
[ Tersenyum senang ]
Oriel Geesje
[ Datar ] Kau benar, Danyi.
Danyi Hia
Halo, Sir Jay.
Jay Allerck
[ Membungkuk ] Tuan putri.
Oriel membersihkan pedangnya menggunakan kain khusus, ia melangkah mendekati Danyi.
Oriel Geesje
Apa yang membuatmu datang kemari, Lady?
[ Mendongak ]
Danyi Hia
Seperti biasa, aku sedang bermain. Dan aku tidak sengaja mendengar suara pedang.
[ Turun dari kuda ]
Danyi Hia
Tebakan ku benar, itu adalah kalian.
Oriel Geesje
[ Menghela napas ] Kapan kau kembali dari perbatasan?
Danyi Hia
Kemarin, setelah mendapat kabar kematian Ibu.
Oriel Geesje
Aku turut berduka atas kematian Ratu.
Danyi Hia
Benarkah?
Oriel Geesje
Kau pikir aku ini apa? Seorang psikopat berdarah dingin?
Danyi Hia
[ Tertawa ]
Oriel dan Danyi kemudian memutuskan untuk berjalan-jalan sambil berbincang.
Danyi Hia
[ Berhenti ] Aku akan pergi lagi. Ke perbatasan.
Oriel Geesje
[ Berbalik; mengangkat sebelah alis ]
Danyi Hia
Setelah tanah cukup kering.
Oriel Geesje
Mengapa? Ruthereast membuatmu tidak nyaman?
Danyi Hia
[ Menggeleng ] Politik yang membuatku tidak nyaman.
Keduanya melanjutkan langkah.
Danyi Hia
Ayah ingin aku mempersiapkan diri untuk acara pernikahan.
Oriel Geesje
Siapa? Raja akan menikah kembali?
Danyi Hia
No, aku.
Danyi Hia
Ayah ingin aku menikah dengan pria pilihannya.
Oriel Geesje
Kau menerimanya?
Danyi Hia
Kau mengenal ku dengan sangat baik, Paman. Aku menolak dan memutuskan untuk pindah ke perbatasan.
Oriel Geesje
Bukankah di sana tidak nyaman? Serangan kapan saja bisa terjadi.
Danyi Hia
Ada desa kecil di sana. Tempatnya indah dan belum terjamah. Aku rasa... menghabiskan sisa hidupku di sana bukan lah sebuah penyesalan.
Oriel Geesje
Maksudmu, kau ingin keluar dari Kerajaan?
Danyi Hia
Jika ada aturan yang dapat menghapus title ku... maka iya.
Danyi Hia
Tidak ada tempat lagi untukku di sini.
Oriel Geesje
Ada—
Danyi Hia
Jika aku mengikuti kemauan raja, maka ada.
Oriel Geesje
Banyak gadis di luar sana yang menginginkan posisi mu, Danyi.
Danyi Hia
Mereka hanya melihat sisi palsunya. Well, jika menjadi seorang putri artinya kau mendapatkan makanan dengan mudah, tempat tinggal yang layak dan sebagainya, maka iya. Tapi mereka tidak melihat sisi lainnya.
Danyi Hia
Hidupmu diatur layaknya boneka kerajaan.
Danyi Hia
Itu menyebalkan.
Danyi Hia
Aku—
Jay Allerck
My Lord, my princess... Raja meminta kalian untuk segera kembali.
Danyi dan Oriel melempar pandangan sejenak sebelum menganggukkan kepala.
Darien Runerth
Bersiaplah Danyi, calon suamimu akan tiba 2 hari lagi.
Darien Runerth
Pastikan kamu menyiapkan sambutan yang baik untuknya.
Danyi Hia
[ Memutar mata dengan malas ]
Darien Runerth
Jangan membuat masalah. Ingat Danyi, kamu adalah penerus ku.
Danyi Hia
[ Menghela napas kasar ] Baik, Ayah.
Darien Runerth
Sepertinya, Ayah juga harus mencarikan Oriel pasangan. Usianya sudah 28 tahun, tapi masih melajang.
Darien Runerth
Aku khawatir dia akan menjadi perjaka tua.
Gumam Darien dengan melangkah keluar dari aula. Meninggalkan Danyi yang terdiam sendirian.
Comments